Jalan - jalan ke Pantai Pangke

Pantai Pelawan Tanjung Balai Karimun


Waktunya liburaaaann..
Saya sih ibu rumah tangga, jadi ga ada liburannya, tapi kali ini ada keluarga yang datang dari Palembang dan menginap di rumah orang tua di Tanjung Balai Karimun. Akhirnya kami mengajak mereka jalan-jalan ke Pantai Pangke. Saya sudah pernah menceritakannya sewaktu mengantar ibu saya arisan Rukun Tetangga (RT) yang saya ceritakan di sini

Namun kali ini dalam masa liburan sekolah dan sehari menjelang puasa Ramadhan, suasananya sangat berbeda, terutama mengenai harga! Pondok-pondokkan tepi pantai yang biasanya dapat ditempati dengan cuma-cuma, dikenakan biaya sewa hingga Rp 100.000,- atau boleh memesan makanan seharga minimal tersebut. Akhirnya kita putuskan membeli kelapa muda @Rp 12.000,- sebanyak 8 buah ditambah beberapa makanan ringan untuk menggenapkan. Harga makanan ringan lain yang di jual di kawasan sekitar juga mengalami kenaikkan, meskipun tidak terlalu signifikan. Selain itu untuk biaya masuk ke kawasan Pantai tetap Rp 10.000,- untuk kendaraan roda empat dan menyewa kamar mandi untuk cuci bilas juga tetap Rp 2.000,- / orang yang masuk.


Pantai Pangke
sampai pantai langsung happy memandang lautan

Pantai Pangke
ini dia penampakan bale-bale nan mahal


Pantai Pangke
suasana ramai sekali

Pantai Pangke

Pantai Pangke

Pantai Pangke

Pantai Pangke
ramai, karena ada tradisi mandi air laut sebelum Ramadhan

pantainya tetap bersih, menggoda untuk diceburi #eh
akhirnya bocah satu ini ga sabar lagi
Pantai Pangke
berenang yuk, Bu!

Asyiknya sarana water sportnya semakin bertambah, kalau beberapa bulan lalu baru disediakan banana boat, kali ini para saudara saya berkesempatan mencoba menaiki pari terbang atau flyingfish. Konsepnya tetap sama dengan banana boat, ditarik ke tengah lautan dengan menggunakan kapal motor kecil dalam 3-4 kali putaran. Biayanya sedikit lebih mahal dibanding banana boat yang hanya Rp 20.000,- per orang, pari terbang dikenakan biaya yaitu Rp 50.000,- per orang. Sayangnya dikarenakan masalah teknis dan salah seorang saudara saya sempat jatuh ketengah dari posisi duduknya, kali ini parinya tidak sampai terbang. Itupun sudah cukup menguras adrenalin, baik bagi mereka yang naik ataupun bagi ibu saya yang menyaksikan dari kejauhan. Ayah saya berceritta bahwa ibu saya was-was dan heboh sekali menyaksikannya. Saya sendiri hanya kebagian mengambil foto dari tepi pantai. Agak menyesal juga tidak jadi ikutan mencoba, karena saya sudah terlanjur berganti pakaian sehabis menemani Ziqri main air.

Yani, ririn dan Heppy action dulu

eheeemm
pemandunya terdiri dari 2 orang kru dan seorang pengemudi kapal







Setelah puas main air, kami makan siang dengan bekal nasi Padang yang dibeli dalam perjalanan kemari. Demikianlah acara jalan-jalan ke Pantai Pangke kali ini, semoga saya diberi kesempatan lain waktu untuk kembali berkunjung dan ikut mencoba naik pari terbang.