Not A Perfect Wedding

Not a perfect wedding

Spesifikasi Buku :

Judul : Not A Perfect Wedding
Penulis : Asri Tahir
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2015, Deluxe edition 2016
Tebal : 329 halaman
ISBN : 978-602-02-7931-2

Sinopsis :


Not a perfect wedding back cover

Review :


Ini karya Asri tahir Pertama yang saya baca. Saya sempat mengikuti blogtournya dan sempat penasaran karena dari reviewnya sangat menarik. Sayangnya setelah saya berhasil meminjamnya di I-jak (dan besarnya lebih dari 26 MB!!), sejak beberapa halaman pertama buku ini berhasil membuat tanda tanya besar di kepala saya. Plot utamanya adalah pernikahan yang terjadi antara Raina dan Pram, abang kandung dari kekasih yang akan menjadi calon suamiya, Raka.

Penyebab pernikahan ini sendiri diawali dengan serangkaian peristiwa yang bisa dikatakan serba kebetulan, Setelah Raka menjemput Pram, abangnya yang telah meninggalkan Indonesia untuk menetap di London selama tujuh tahun terakhir, Ia mengalami kecelakaan maut. Dalam kondisi kritis, Ia meminta abangnya untuk menggantikan dirinya untuk menikahi Raina, acara yang akan di lakukan keesokan harinya. 

Tanda tanya besar pertama saya adalah, masa sih, untuk keluraga --yang diceritakan kaya-- keluarga Rahardi, Raka sang mempelai pria sendiri yang harus mengurusi perintilan kecil pernikahan tepat sehari sebelum pernikahan? Tanda tanya kedua, saat kecelakaan terjadi secara eksplisit dijelaskan ponsel Raka terlempar dari genggaman. Memang benar, ini Indonesia dan hal ini lazim dilakukan -tapi lagi-lagi- dengan tingkat pendidikan Raka, tidak mungkin ia tidak menyadari bahayanya hal tersebut? Dan saya yakin mobil yang dikemudikannya telah mensupport teknologi menelepon secara wireless dengan headset

Tanda tanya ketiga (atau keempat bila mobil dihitung), kapankah Raka dimakamkan? Lokasinya digambarkan agak keluar kota pula. Sanggupkah keluarganya (secara mental) mengurus pemakaman lalu kembali ke Jakarta untuk memasang wajah netral untuk menutupi semuanya dari Raina? Dan, terakhir, yang paling "edan", Saya mempertanyakan keabsahan pernikahan yang terjadi antara Reina dan Pram. 

Dikisahkan pernikahan terjadi setelah kedua keluarga sepakat merahasiakan Raka telah tiada dan Reina baru mengetahui siapa suaminya saat proses Ijab Qabul berlangsung.  Sepanjang yang saya ketahui, syarat sahnya pernikahan baik dalam hukum Perdata (pasal 6 ayat (1) Undang-undang Perkawinan tahun 1974) maupun dalam Islam ialah jelas calon pengantin Pria dan Wanitanya dan keduanya sama-sama menyetujui pernikahan tersebut.

Terlepas dari --apa istilahnya ya? Plot hole(s)?-- di atas, saya cukup menikmati novel ini. Bagian Raina patah hati dan mulai berusaha menerima kenyataan bahwa Pram adalah suaminya digambarkan dengan cukup baik. Saya bisa merasakan kesedihan Raina, kegundahan Pram, interaksi yang menarik dengan anggota keluarga besar masing - masing. Sayangnya kebingungan Raina maupun Pram berusaha menafsirkan perasaan masing-masing dalam he/she loves me or he/she loves me not terlalu bertele-tele. Untungnya penulis menggunakan sudut pandang Raina dan Pram secara bergantian, sehingga kita pembaca bisa dengan jelas mengetahui perasaan mereka yang sebenarnya. Termasuk bagian mereka merasa cemburu.

Beberapa kalimat yang menurut saya qoutable dari novel ini:
  • Pernikahan bukan tentang bagaimana kamu bersikap padaku, Pram. Tetapi tentang pondasi yang kuat untuk menjalaninya.
  • Menghilangkan rasa sakit itu bukan dengan menciptakan rasa sakit yang baru. Yang kita perlukan adalah menghadapinya.
  • Tidak ada kebahagiaan yang instan memang benar, karena sejatinya harus ada pengorbanan dalam setiap kebahagiaan.

Ohya dan ada beberapa bagian yang cukup "hot", maklum saja ini kisah percintaan pasangan halal. Dan karena saya membaca edisi deluxe, ada chapter tambahan, kisah cinta segitiga antara dua orang abang lelaki Raina, Pasha dan Arman dengan seorang gadis bernama Dilla. Overall, saya beri poin 2,5 dalam akun goodreads saya.

Review ini saya ikutkan dalam IRRC 2017 dan #BacaBukuPerpus2017