Upin & Ipin Jeng Jeng Jeng


Upin ipin jeng jeng jeng

Judul : Upin Ipin Jeng Jeng Jeng

Sutradara : Erma Fatiha dan Hj. Ainon Ariff
Pemain : Asyiela Putri Azhar, Putri Balqis Azizi, Awie, Sara Ali, Berry Ishak, Gambit Syaifullah
Studio : Les Copaque Production dan KRU Studio
Genre : live action, animasi
Durasi : 98 menit


Sinopsis :

Menceritakan tentang Balqis atau yang kerap di panggil Aqish. Gadis cilik yang tinggal disebuah panti asuhan yang terletak di sebuah desa di Malaysia. Aqish adalah die hard fans tokoh kartun Upin dan Ipin. Segala sesuatu yang dia miliki haruslah bergambar kedua tokoh tersebut.

Selebihnya, Aqish cukup bahagia tinggal di panti asuhan. Ia punya banyak teman dan seorang kakak pengasuh, sekaligus putri dari almarhum pemilik panti, Kak Noreen.

Suatu hari datanglah seorang pemuda bernama Zaman. Ia mengaku sebagai pemilik sah dari tanah yang menjadi lahan panti asuhan tersebut. Noreen menolak dengan keras, tetapi Zaman terus mengancam mengusir mereka. Pertengkaran ini didengar oleh Aqish.

Aqish yang sangat sedih dan kecewa, kabur dari panti dan menangis. Tak disangka Upin dan Ipin yang diidolakannya menjelma menjadi nyata.

Pada saat bersamaan, seorang penyanyi terkenal, Awie, ditolak produsernya. Bersama asistennya bernama Bo, Ia memutuskan kembali ke tempatnya dibesarkan dan mereka bersama-sama menjadi saksi kemunculan Upin dan Ipin.

Dapatkah Aqish, Upin, Ipin dan Awie menyelamatkan panti asuhan tersebut?

Review :

Siapa yang tak kenal Upin dan Ipin? Duo kembar asal negeri Jiran yang hadir di salah satu televisi swasta nasional 3x sehari, seperti jadwal minum obat! Dulu, sebelum punya anak, saya tidak begitu memperhatikan. Setelah Ziqri berusia hampir 2 tahun dan mulai paham menonton televisi.. Alamak, saya sampai "mabok" Upin dan Ipin.

Di negara asalnya 11 musim yang telah di tayangkan sekali dalam seminggu. Sementara di stasiun televisi nasional tadi, penayangannya hanya diulang membuat saya jadi lumayan hapal cerita per episodenya. Some of them are hillarious, other just funny for kids but none is really 'meh'. 

Setiap cerita punya pesan moral yang harus disampaikan. Meski, lagi-lagi, sebaiknya orang tua mendampingi sehingga dalam adegan apapun (misalnya saat Upin dan Ipin mengisengi Kak Ros), si anak tetap mendapat pencerahan kenapa hal tersebut tidak baik, bukan justru untuk ditiru.

Dan, tiba-tiba disaat sedang memilih film yang akan kami tonton di "our movies night", saya menemukan judul "Upin Ipin Jeng Jeng Jeng". Hemh, sepertinya kami yang kudet, karena film ini keluaran akhir tahun 2016 lalu. Koq, tidak kedengaran gaungnya?

Baca juga : Agar Anak Dekat Dengan Ayahnya
Upin ipin jeng jeng jeng indonesia
Source : www.cinema.com.my

Verdictnya? Menurut saya, ini adalah proyek ambisius. Les Copaque berani memadukan live action dengan tokoh 3D Upin dan Ipin, yang seolah-olah benar-benar hadir disamping Aqish. Animasinya keren dan terlihat real, tak kalah dengan film besutan Hollywood sejenis, misalnya TED. Yang agak mengganggu adalah proporsi tubuh mereka, mungkin agar lebih dekat ke versi kartunnya.

Akting para pemeran utama lumayan natural. Setelah googling, saya jadi tahu kalau rata-rata adalah artis tenar di Malaysia. Pemeran Aqish punya potensi besar untuk sukses, meski sekarang akting nangisnya masih terlalu 'sinetron'.

upin-dan-ipin-jeng-jeng-jeng

Lagu-lagunya juga lumayan bagus. Sebagian besar adalah lagu yang pernah dinyanyikan Upin dan Ipin dalam serialnya. Theme songnya sama dengan judulnya dan dinyanyikan Upin ipin dan dinyanyikan kembali oleh Upin Ipin Ft Yubi Band

Tapi ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi kekurangan juga. Buat anak-anak yang tak sabaran seperti Ziqri, sepanjang cerita jadi 'annoying' soalnya bolak-balik bertanya "mana Upin Ipin-nya bu?" Dan berkali-kali harus diminta sabar, karena memang Upin dan Ipin tidak langsung muncul di awal cerita ataupun setiap saat.

Pun tidak ada warga Kampung Durian Runtuh lain yang hadir, jadi kemungkinan besar si kecil akan bertanya-tanya : "Mana kak Ros / Opah / Fizi / *tokoh lain favorit anak?" 

Dari segi cerita, mungkin karena sutradaranya perempuan, maka ceritanya agak mellow, dengan alur yang mudah ditebak. Namanya juga untuk anak-anak ya.. Produk placementnya juga lumayan kentara, tapi masih sesuai dengan segementasi, misalnya iklan pasta gigi dan minuman bergambar si kembar.


Kejutannya justru terletak di bagian akhir film. Ada trailer singkat Upin Ipin The Movie! Bagus, lho! Saya ga sabar mau nonton ngajakin Ziqri, nih!

Overall, saya beri film ini nilai 7, lumayan menghibur meski suami saya terkantuk-kantuk menunggu endingnya. Hoahaha