11++ Kegiatan Menarik di Belakang Padang

11 kegiatan menarik di belakang padang kepulauan riau

Sejak adik saya alias ciciknya Ziqri menetap di Batam, sudah ga sabar ingin mengajak Cicik main ke pulau Belakang Padang. Soalnya Cicik belum pernah sekalipun mengunjungi rumah eyangnya Ziqri. Tiba-tiba, cicik mengabari akan datang dengan rombongan 20 orang temannya. O'ow.. Ibunya Ziqri langsung panik! Lah.. wong Belakang Padang 'kan "ga ada apa-apa"? Mau diajak kemana aja, nih mereka? 

Fiuuh, Alhamdulillah cepat insyaf, kalau mindset saya sudah ngawur duluan! Setiap daerah itu pasti punya keunikan tersendiri. Mungkin bagi saya yang sudah hampir 4 tahunan menetap di Belakang Padang, tempat tersebut atau hal-hal lain yang ada, hanya merupakan suatu hal yang biasa saja. Bisa jadi, bagi para pengunjung, merupakan hal yang istimewa. Akhirnya saya mengintip beberapa jurnal perjalanan sobat blogger kepri, kalau ke Belakang Padang, piknik cantik kemana dan ngapain aja, sih? 

Inilah 11++ hal menarik yang dapat dilakukan bila berkunjung ke Belakang Padang:

1. Naik Pancung / Bot

Kapal pancung belakang padang kepualauan riau
Pancung

Menyebrang dengan pancung ialah satu daya tarik utama Belakang Padang. Selain bagi orang yang memang telah memiliki tujuan tertentu, kapan lagi, dari kota Batam bisa menyeberang dalam waktu yang relatif singkat dengan tujuan pulau kecil yang diatasnya masih terdapat daerah yang terbilang kota, pula? Ya, cuma dengan biaya Rp 15.000,- sekali jalan, sampailah kita ke Belakang Padang dengan mengendarai pancung atau nama kerennya Boat (penduduk asli kerap melafalkannya Bot).

Sensasi pertama kali menaiki kapal kayu atau fiberglass bermesin tempel ini memang tak terlupakan. Dari pelabuhan Sekupang, kita harus turun ke ponton dan melompat ke kapal. Kehati-hatian sangat diperlukan agar tidak terpeleset ataupun kepala terantuk ke tiang atap kapal yang ditutupi terpal. Setelah kapal berjalan, pemandangan yang disuguhkan juga lumayan keren. Pelabuhan domestik dan internasional sekupang dengan kapal-kapal yang berlalu lalang (kadang termasuk kapal ferry Kelud yang sedang bersandar) dan siluet pencakar langit Singapura diseberang lautan membingkai carkrawala.

2. Menikmati Kuliner Khas Belakang Padang

Cendol dan mie goreng belakang padang yang dimakan anak kecil
Cendol dan Mie Goreng (@ Rp 12.000,-) dua menu laris dari Kedai Kopi Botak.
Ziqri si picky eater kelas kakap pun sanggup menghabiskan 2/3 porsi mie seorang diri. Alhamdulillah, ibunya yang girang!

Selain Kedai Kopi Ameng dan Cafe Haji Sulaiman yang pernah saya bahas sebelumnya, ada banyak pilihan tempat makan asyik lain di Belakang Padang. Memang tidak semuanya menawarkan menu khas Melayu saja, karena penduduknya sendiri terbilang heterogen dan kebanyakan pendatang. Bila ingin mencoba tempat makan yang menyediakan menu khas Melayu seperti Mie Lendir dan Roti Prata, ditambah menu dari wilayah nusantara lain seperti mie goreng, soto dan es cendol, salah satunya ialah kedai kopi Botak. Kedai Kopi ini dapat di akses begitu kita turun dari pelabuhan kapal pancung. Tidak perlu hingga keluar gerbang pelabuhan, langsung berbelok ke kanan, arah pasar. Kedai kopi ini sangat ramai terutama di jam sarapan dan akhir pekan, butuh perjuangan agar mendapat tempat. Terutama tempat paling strategis yang mengahadap langsung ke pelabuhan.

3. Berkeliling Pulau Dengan Becak.
Becak bisa langsung turun ke ponton untuk menjemput penumpang

Jalan di Belakang Padang yang kebanyakan sempit membuat kendaraan roda empat sengaja dibatasi. Sepengetahuan saya hanya ada dua mobil ambulans, satu mobil operasional kecamatan dan satu pick up kebersihan yang diizinkan melintas. Selebihnya penduduk memanfaatkan kendaraan roda dua atau becak. Keberadaan becak ini membawa daya tarik sendiri. Kita tidak perlu jauh-jauh lagi ke daerah Jawa yang identik dengan becak. Cukup membayar minimal Rp 7.000,- (jarak dekat -sekitar 1 Km), kita sudah dapat naik becak untuk menikmati pemandangan pulau Belakang Padang.

4. Menikmati Angin Malam di Kawasan Lang-lang Laut

Jangan justifikasi dari foto ini ya... Aslinya Lang-lang Laut lebih menarik!

Dataran Lang-lang Laut adalah kawasan pertama yang menyambut kita di gerbang pelabuhan Belakang Padang. Kawasan ini merupakan pujasera atau bisa dibilang pasar malam yang buka sore hari hingga tengah malam. Berbagai menu nusantara dapat kita jumpai disini. Mulai dari gorengan hingga sate, ayam penyet atau sop tulang sapi. Harga yang masih bersahabat, menjadikan tempat ini pusat hiburan malam di Belakang Padang. Setahun terakhir semakin ramai sejak diperbolehkan penambahan kios beberapa penjual makanan ringan, pedagang mainan anak-anak dan permainan yang disediakan untuk anak-anak.

5. Wisata Religi

Vihara dharma bakti belakang padang kepri indonesia
Jalan masuk menuju ke Vihara Dharma Bakti.
Ziqri bilang : "Ayo, Ibu cepat masuk"
Sayang di bagian dalam tidak  foto-foto karena takut mengganggu serombongan turis, yang dari logatnya berasal dari Malaysia, sedang bersembahyang.

Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, tidak afdol rasanya bila ke Belakang Padang tidak mengunjungi Vihara Dharma Bhakti. Lokasinya dapat dicapai dengan berjalan kaki sekitar 10 menit saja dari pelabuhan. Vihara berusia ratusan tahun ini memang menjadi pusat kegiatan misalnya perayaan Imlek, Cap Gomeh dan sebagainya. Biasanya setiap malam Imlek digelar pesta kembang api yang kemeriahannya bisa menandingi pesta kembang api tahun baru masehi. Dimeriahkan juga dengan barongsai yang pemainnya terdiri dari pemuda asli Belakang Padang.


Tak jauh dari Pelabuhan juga terdapat mesjid terbesar di Belakang Padang, Mesjid At-Takwa. Jadi bagi kita yang muslim -bila berkunjung di luar waktu Shalat fardhu, boleh banget sejenak menjalankan ibadah sunnah Tahiyattul Mesjid sekaligus mengagumi keindahan Mesjid berlantai dua yang baru selesai dipugar tahun lalu ini.

6. Berenang di Pantai Pasir Putih

Pantai pasir putih belakang padang kepulauan riau
Ziqri tak kala pertama kali diajak ke pantai pasir putih, belum bisa jalan jadi masih dipegangi ayahnya
Garis pantainya memang tak sepanjang pantai lain, tapi nama pasir putih cukup termashyur di kalangan wisatawan. Lokasinya berada di Kampung Jawa. Untuk mencapai tempat ini kita dapat menaiki ojek atau becak dengan sisten borongan (ditunggui hingga pulang). Ongkosnya biasanya Rp 40.000,-. 

Lautnya terbilang dangkal hingga agak jauh ke tengah, sehingga cocok dijadikan tempat berenang keluarga, terutama anak-anak. Disediakan juga pelampung yang dapat disewa serta berbagai menu makanan dan minuman ringan, misalnya nasi goreng dan kelapa muda. Harganya standar saja, sesuai dengan rasanya. Ada banyak meja-kursi beton yang bisa digunakan pengunjung. Sayangnya, meski untuk masuk dikenakan biaya Rp 6.000,- untuk dewasa dan Rp 2.000,- untuk anak-anak, kebersihan pantai ini kurang terjaga.

7. Memandangi Singapura dari daerah bukit Jepang, Kampung Baru

Sayangnya langit mendung, jadi ga kelihatan S'poremya

Belum sempat menginjakkan kaki ke negeri Singa? Tak perlu berkecil hati, dari Belakang Padang siluet bangunan terkenal misalnya Marina Bay Sands dan Singapore Flyer dapat disaksikan dengan mata telanjang. Syaratnya kita harus naik ke kawasan yang cukup tinggi yaitu daerah Bukit Jepang, Kampung Baru. Kawasan ini bisa didatangi dengan naik ojek, katakan saja ingin ke perkuburan Cina, ongkosnya Rp 7.000,- saja. Kalau ingin mendapatkan pemandangan yang lebih jelas, kita bisa naik ke dalam sekolah SMP Negeri 2 atau Mts.N. Memang keduanya tertutup untuk umum tetapi masih bisa dimasuki lewat jalan belakang, alias samping rumah eyangnya Ziqri. Pemandangan keseliling sejauh 360 ° bisa menyaksikan Tanjung Uncang Batam dikejauhan.

8. Menyaksikan Event Tahunan Belakang Padang

Lapangan Indra Sakti, pusat kegiatan warga Belakang Padang, mulai dari Shalat Idul Fitri hingga berbagai event lain, kalau sedang tidak ada acara lain, bisa dimanfaatkan untuk acara pesta pernikahan.

Meskipun mungil, beberapa kegiatan berlevel propinsi kerap dipusatkan di Belakang Padang. Misalnya perayaan hari besar keagamaan yang dibuka langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di lapangan Indra Sakti dan dihadiri oleh berbagai kalangan dan penduduk Belakang Padang maupun dari daerah lain di propinsi Kepulauan Riau.

Belakang Padang juga memiliki event tahunan diantaranya Festival Dzikir Bermadah (bulan April) dan Lomba Balap Pancung / kapal layar yang digelar mendekati HUT RI. Kedua kegiatan ini biasanya menarik minat pengunjung yang tak sedikit.

9. Bekarang

Bekarang ialah istilah untuk kegiatan mencari berbagai hasil laut diantara karang-karang pepohonan bakau. Bagi penduduk lokal yang sudah berpengalaman, peralatan yang digunakan antara lain sepatu karet dan berbagai perlengkapan menangkap udang atau gongong (sejenis keong spesies khas Kepulauan Riau) yang sebagian besar dibuat sendiri oleh nelayan. Biasanya para pria pergi secara berombongan selepas Isya dengan memakai head lamp yang juga dirakit sendiri. Hasil yang diperoleh cukup lumayan, seseorang yang terlatih bisa membawa pulang 1-1,5 kg udang dalam satu kali bekarang dengan durasi 2-3 jam. Lumayan untuk dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar seharga Rp 40.000,- hingga Rp 50.000,- per kilogramnya.

10. Mengamati Kehidupan Suku Melayu



Penduduk asli Belakang Padang ialah suku Melayu. Banyak diantaranya yang masih memegang teguh tradisi, lebih nyaman tinggal di rumah panggung yang berdiri dengan pancang di laut. Rumah-rumah kayu ini biasanya dibangun berkelompok dan dicat dengan warna -warna terang misalnya kuning dan hijau.

Dinamika kehidupannya sangat menarik, para ayah kebanyakan menjadi nelayan atau pengemudi pancung. Anak-anak sedari kecil telah jago berenang dan bermain air kapanpun air pasang. Ketenangan Belakang Padang juga membuat penduduknya lebih santai dan bersahabat dengan para pelancong sekalipun.

11. Island Hoping

Bila masih dirasa kurang puas, kita bisa menyebrang ke pulau Sambu atau menuju pulau Lengkana dengan menggunakan pancung. Kedua pulau ini jaraknya cukup dekat dan menawarkan keindahan masing-masing, pantai Indah di pulau Lengkana dan pantai serta rumah-rumah kuno bergaya zaman kolonial di pulau Sambu. Untuk ke pulau Sambu kita cukup membayar Rp 5.000,- saja menaiki pancung tujuan Sambu atau menumpang pancung tujuan Batam. Sedangkan untuk ke Lengkana kita harus menyewa / carter pancung sesuai kesepakatan yang dicapai.

*****

Selain berbagai kegiatan diatas sebenarnya masih banyak hal menarik lain di Belakang Padang, misalnya permainan tradisional gasing. Sayang sekali saat ini sanggar Gasing Datuk Setia Amanah seolah mati suri, tidak terawat dan tak ada kegiatan lagi. Alasan lain untuk mengunjungi pulau ini ialah mengurus pembuatan paspor baru ataupun memperpanjangnya di kantor Imigrasi Belakang Padang. Antrian di sini memang lebih bersahabat. Meski tempat menunggunya terbuka, cukup nyaman karena disediakan kipas angin dan televisi pengusir rasa bosan. Satu catatan plus ialah telah disediakan ruang menyusui sederhana sejak terakhir saya memperpanjang paspor disini dua tahun yang lalu. Last but not least, Belakang Padang terkenal karena pasarnya. Para pedagang khusunya pedagang sembako yang berada di pulau-pulau kecil banyak yang mengambil barang dagangan ke Belakang Padang. Harganya cukup bersaing dengan harga di Batam sekalipun. Merk makanan atau minuman yang dijual adalah perpaduan merk nasional dengan produk impor negara tetangga, khususnya Malaysia dan Singapura Jadi tak ada salahnya mampir sejenak di pasar Belakang Padang sebelum kembali menaiki pancung dan kembali ke Batam.

Nah, sekarang saya telah siap menantikan kedatangan Ciciknya Ziqri dan teman-temannya dengan segudang pilihan kegiatan. Bila telah melakukan kegiatan seru diatas, tinggal membuktikan kebenaran pameo yang mengatakan, sekali kita meminum air di Belakang Padang maka kita akan kembali lagi kemari. Oleh karena itulah julukan yang melekat ialah "Pulau penawar rindu".

Adakah diantara teman-teman yang sudah pernah datang dan merasakan kerinduan untuk kembali mengunjungi Belakang Padang? Saya ingin dengar cerita serunya di kolom komentar ya..