Yang Horror di Belakang Padang

Misteri pulau belakangpadang


Hayooo siapa yang suka denger cerita-cerita horror? Ngakunya sih, ga takut, tapi pas diceritain beneran malah jerit-jerit heboh, atau minimal bulu kuduk meremang?


Untungnya, saya bukan salah satu diantara yang jejeritan itu. Bukannya mau takabur, aslinya saya memang bukan penakut. Sejak kecil, ditinggal di rumah ataupun pergi kemana-mana sendirian pun ga masalah. Minimal ga pernah deh minta ditemenin ke toilet sama teman.

Termasuk (menurut saya) ga takut sama yang ghaib-ghaib. Saya sebatas mempercayai keberadaan mereka sebagai mahkluk ciptaanNya bedasarkan iman saya. Selama tidak saling mengganggu alias ngasar dan terlihat mata telanjang. 

Kalau menurut keluarga saya, saya yang skeptis. Soalnya Ibu saya pernah melihat sesosok mahkluk bertubuh setinggi bangunan 2 lantai. Entah itu yang di sebut genderuwo, yang jelas di asrama tersebut pernah terjadi siswa yang bunuh diri akibat gagal ujian naik tingkat. Jadi memang kadang terdengar suara orang sedang mandi jam 2 dini hari. Adik saya pun pernah melihat makhluk menyerupai anak kecil sedang berlarian di dalam rumah.

Reaksi saya saat diceritakan oleh keduanya? 
Biasa aja.. 
Soalnya, adik saya aslinya memang penakut banget. Ibu saya pemberani, tapi kondisinya saat itu, ibu bersekolah sekaligus dinas di rumah sakit. Jam kerjanya memang ada shift malam. Kelelahan di tambah lokasi yang menunjang, bisa saja membuat faktor sugesti meningkat. Ya 'kan?

Saya sih belum pernah melihat penampakan makhluk ghaib. Kalau cuma mendengar suara-suara aneh mirip orang pindahan, menyeret-nyeret perabotan saat dini hari, cukup sering saya alami. Biasanya di kamar hotel atau kamar kos saya yang terakhir di Semarang. Tapi saya Alhamdulilah ga takut, malah penasaran dan berusaha mencari sumber suara.

"Ditakut-takuti" oleh para sineas pun saya agak sulit. Nonton film  atau serial tv bergenre horror, saya termasuk suka. Sayangnya, semencekam apapun, saya selalu teringat ayah saya. Koq bisa? Iya, soalnya sejak kecil, ayah sering mengganggu acara nonton saya (plus adik) dengan pertanyaan annoying: "Berapa orang kah yang (sebenarnya ada) di adegan tersebut?". Kalau kami menjawab sesuai karakter yang ada, pasti disalahkan, karena ayah menghitung sutradara, juru kamera, lightingman, de el elnya #tepokjidat. Alhasil, saya susah menikmati unsur seremnya, kecuali ada unsur psychological thriller-nya semacam Sixth Sense atau Rumah Dara --dua film horror favorit saya--

Kemudian, saya menikah dan pindah ke Belakang Padang. Believe it or not, pulau ini ternyata lebih dari yang saya kira. Kehidupan disini memang kental dengan budaya Melayu dan kehidupan beragama Islam. Tetapi tidak dapat dipungkiri lokasinya yang bersebrangan dengan Pulau Sambu yang terkenal mistis (kapan-kapan deh saya ceritakan, saya belun punya stok foto baru. Terakhir ke sana untuk penelitan skripsi -which is 10 years ago- OMG), turut membawa "hawa-hawa spooky". 


Saya ceritakan saja kejadian yang sedikit banyak bersinggungan langsung dengan saya :

Saya orang yang teledor, sejak kecil, kehilangan uang merupakan hal yang lumrah. Orang-orang terdekat juga tahu akan kebiasaan buruk saya ini. Saya sendiri tidak terlalu ambil pusing dan biasa (berusaha) mengikhlaskan berapapun nominalnya.

Tetapi sejak saya pindah ke Belakangpadang dan mengelola keuangan rumah tangga, saya jadi segan dengan suami. Saya ga mau dikira boros, jadi selalu saya hitung dengan cermat (membuat catatan belanja segala), koq tetap ga balance? Memang sih nilai akuntansi saya paling jelek dari seluruh mata pelajaran semasa sekolah sampai saya bela-belain tidak mau masuk jurusan IPS padahal sudah hampir pasti mau kuliah jurusan hukum, cuma ya.. Ga mungkin gitu-gitu amat, kan? Akhirnya saya yakin uang saya ada yang hilang. Tapi mau nuduh siapa? Saya tinggal di rumah mertua yang kondisinya siapapun bebas keluar masuk. 


Setahun, dua tahun saya diamkan dengan berganti-ganti tempat menyimpan uang, bahkan dengan cara seminim mungkin menyimpan uang di kamar.

Puncaknya, akhir tahun 2016 lalu, seantero Belakangpadang, khususnya seputaran rumah mertua saya, saling mengkonfirmasi kalau kerap kehilangan uang di rumah masing-masing! Biasanya memang tak disadari, cuma entah kenapa menjadi lebih intens hingga ada yang kehilangan pecahan dollar simpanan.

Usut punya usut, jauh sebelum saya menikah, ada seorang tetangga (saya samarkan namanya Ny.X) yang tertangkap basah digrebek warga sedang melakukan ritual memanggil tuyul! Astagfirullahaldzim. Konon, tuyul tersebut 'dibeli' dengan mahar jutaan rupiah dari orang 'pintar' di Pulau Jawa.

Seiring makin banyaknya kehilangan uang, kecurigaan kembali mengarah kepada Ny.X. Warga kasak-kusuk mengumpulkan 'bukti-bukti'. Termasuk mengamati tindak-tanduk Ny.X yang rumahnya hanya berjarak beberapa pintu dari rumah mertua dan berdekatan dengan perkuburan warga keturunan Tionghoa.

Luar biasanya, Ny.X duluan yang betindak. Ia datang melabrak dan memaki-maki tetangga lainnya dengan mengatakan bahwa tetangganya itu (katakanlah Ny.Y) yang menyebarkan fitnah bahwa Ia memelihara makhluk ghaib! Ny.X mengancam akan mencelakakan keluarga Ny.Y dan mengklaim beberapa musibah yang pernah memimpa tetangga lain juga merupakan hasil 'karya'nya.

Sedihnya, Ny.Y yang merasa terancam keselamatannya memutuskan pindah ke lain pulau, meninggalkan rumah dan seluruh keluarganya yang lebih dahulu menetap di Belakangpadang dibanding Ny.X.

Tak lama berselang, tanpa sengaja, seorang orang 'pintar' mengunjungi rumah salah satu tetangga lain. Dengan serangkaian ritual tengah malam, akhirnya ditangkaplah beberapa orang(?) tuyul yang dimasukan ke dalam botol dan dibuang ke laut lepas. 

Pemiliknya? Wallahualambishawab.. Yang jelas tidak ada lagi kejadian kehilangan uang. 

Setelah itu, banyak saksi yang melihat Ny.X sedang menjengking (posisi membungkuk sambil melihat ke arah belakang melalui bawah / celah antara kedua kaki -konon katanya ini cara melihat makhluk ghaib-), sambil memanggil 'anak-anaknya'. 

Hiiiihhh saya yang diceritakan jadi bergidik sendiri. Menurut saya, ini asli serem lho. Ternyata masih ada orang (tetangga sendiri) yang (dicurigai) mengerjakan sesuatu yang jelas-jelas dilaknat Allah. 

Mau menasehati, sebagai saudara seiman, saya keder duluan. Akhirnya cuma bisa bantu ngedoain sajalah. Semoga ternyata tidak seperti itu. Kalaupun iya, semoga segera dibukakan pintu hatinya untuk kembali kepada Allah SWT. Aamin YRA.

Nah, kalau teman-teman gimana? Di daerahnya ada cerita horror apa?