Tentang Kamu

tentang-kamu-tere-liye

SPESIFIKASI BUKU
Judul : Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2016, Cetakan ke-VII, April 2017
Tebal : 524 + vi halaman
ISBN: 9786020822341

SINOPSIS
tentang-kamu-tere-liye

REVIEW TENTANG KAMU

Zaman Zulkarnaen ialah seorang pemuda asal Bandung yang menjadi pengacara dari sebuah firma hukum kenamaan di London, Thompson & Co. Sebuah firma yang mengkhususkan diri menangani Elder Law, perlindungan hukum bagi orang yang akan mewariskan hartanya.

Kualitas pribadi Zaman membuatnya diterima di firma yang reputasinya mengagumkan ini, dikenal sebagai firma dengan pengacara yang tidak pernah berbohong, berkhianat ataupun berbuat kecurangan. Ksatria hukum terbaik yang meletakkan standar Elder Law di tatanan hukum Kerajaan Inggris.

Penugasan kali ini sangat istimewa. Zaman harus menyelidiki kehidupan salah seorang terkaya yang berasal dari Indonesia, Sri Ningsih. Wanita yang diusia senja tinggal di sebuah panti jompo di tepi Sungai Seine, Paris. Ia berpulang dengan meninggalkan aset berupa saham di perusahaan multinasional dengan nominal mencengangkan, tetapi memilih anonimitas.

Berbekal petunjuk seadanya, berupa diary yang ditinggalkan Sri Ningsih, Zaman menelusuri jejak kehidupannya. Diary tersebut terbagi ke dalam lima juz, dilengkapi dengan beberapa lembar foto hitam putih.

Bagaikan detektif, Zaman harus mampu mengandalkan ketajaman intuisi dan keberuntungannya untuk mengunjungi ke lima kota tempat lima juz tersebut bersetting. Berusaha menggali lebih jauh tentang kehidupan Sri Ningsih.

Seorang wanita, yang bukan hanya kaya materi, tetapi juga pengalaman dan kebijaksanaan. Pahit manis kehidupan, berkali-kali ditempa gelombang (bahkan secara harfiah!!) namun Ia kembali berdiri tegar dan mengukir prestasi-prestasi menakjubkan di setiap babak kehidupannya. Menyentuh kehidupan orang-orang yang dikenalnya secara membekas dengan penuh kenangan indah.

Dari pengalaman ini Zaman belajar untuk memetik hikmah, bahkan menerapkannya dalam kehidupannya sendiri

Sejujurnya, menurut saya ini adalah karya Tere Liye terbaik yang pernah saya baca. Selain terpikat jalan ceritanya ada dua alasan lain. Pertama, karena saya adalah lulusan hukum, dan pernah bercita-cita menjadi seorang pengacara, jadi sangat mengadmire Zaman. Kedua, buku ini saya 'peroleh' setelah Tere Liye mengumumkan bahwa Ia tidak akan menerbitkan buku dalam versi cetak selepas tanggal 31 Juli 2017. Saya membacanya seolah memperoleh manuskrip kuno. Hoahaha.

Dengan gaya bercerita Tere Liye yang piawai, setting di gambarkan dengan mendetail. Di mulai dari Belgrave Square, London. Lalu bersama sang tokoh utama, Zaman Zulkarnaen, kita diajak menelusuri berbagai lokasi lainnya di dunia dalam rentang waktu yang cukup panjang.

Berbagai peristiwa bersejarah turut dijalin dengan apik dalam kehidupan Sri Ningsih. Diantaranya gejolak PKI di Solo tahun 1965, Kebakaran besar di Pasar Senen, Jakarta tahun 1974, krisis moneter tahun 1998 dan isu Y2K menghadapi pergantian abad.

Yang paling berkesan bagi saya ialah kemampuan Sri Ningsih untuk beradaptasi di segala keadaan. Jam tubuhnya yang tetap konsisten pukul 04.00 dini hari dan keuletannya belajar sejak muda hingga usia senja. Segalanya mayoritas dipelajarinya secara otodidak, mulai dari menyetir, masalah hukum, bisnis, bercocok tanam hingga menjadi guru tarian tradisional.

Dari halaman pertama saya tidak bisa berhenti membaca. Hingga menamatkan buku 524 halaman ini dalam semalam. Sudah lama pula saya tidak merasa tersentuh saat membaca buku, dan buku ini sukses membuat mata saya berkaca-kaca. Mengikuti perjalanan hidup seseorang, --yang mengutip kata-kata Zaman--
"Hatinya bagai kristal tanpa cacat. Ia memaafkan semua orang yang menyakitinya, bersedia mengalah, menelan seluruh kepedihan yang dilakukan orang lain padanya."

Bertabur kalimat yang quotable dan bisa dijadikan motivasi, diantaranya :
  • Janji adalah janji, setiap janji sesederhana apa pun itu, memiliki kehormatan. (halaman 45)
  • Seperti santan, semakin tua jiwa pelautku semakin kental. Tidak ada yang bisa menghentikan pelaut sejati membawa kapal kecuali maut"
  • Kesabaran bisa mengalahkan apa pun. (halaman 111)
  • Kita seharusnya lebih banyak bicara satu sama lain agar bisa melewati masa-masa sulit bersama. (halaman 136)
  • Ibarat bola yang dilempar tinggi, setelah sekian lama menikmati posisi di atas, tiba waktunya meluncur ke bawah. Nasib, semakin tinggi bola itu terbang, saat jatuh, akan semakin sakit rasanya. (halaman 175)
  • Aku ingin sekali punya hati sebaikmu. Tidak pernah punya prasangka walau sebesar debu. (halaman 179)
  • Saat kita sudah melakukan yang terbaik dan tetap gagal, apa lagi yang harus kita lakukan? (halaman 209)
  • Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x. (halaman 210)
  • Sejatinya, banyak momen berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan, karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya. (halaman 257)
  • Hantu masa lalu itu kapan pun bisa muncul lagi. Tidak ada yang benar-benar bisa kita lupakan, karena saat kita lupa, masih ada sisi-sisi yang mengingatnya. (halaman 270)
  • Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut memulai hal baru. (halaman 278)
  • Dicintai begitu dalam oleh orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh akan memberikan kita keberanian. (halaman 286)
  • Saat kita telah berhasil melupakan seuatu, bukan berarti itu benar-benar telah lupa begitu saja, boleh jadi masih ada yang mengingatnya. (halaman 340)
  • Sekarang bukan siapa-siapa, tapi besok lusa kita tidak tahu, kan? (halaman 345)
  • Daripada kita sibuk bertanya kapan seorang gadis menikah, hanya membuatnya sedih, lebih baik bantu dia agar segera mendapatkan jodohnya. Itu lebih bermanfaat. (halaman 357)
  • Yang baik hati, cantik hatinya, bagi spesies tertentu laki-laki, dan lazimnya itu spesies terbaiknya, kriteria kecantikan hati jauh lebih penting dibanding tampilan fisik. (halaman 359)
  • Biarkan semuanya mengalir seperti air. (halaman 360)
  • Jika memang berjodoh, maka berjodohlah. Tidak perlu terlalu berharap, tapi tidak juga sangat negatif menanggapinya. (halaman 360)
  • Apa yang membuat pernikahan orang tua dulu langgeng berpuluh-puluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Itulah yang terjadi. Maka, kesedihan apa pun, ujian seberat apa pun bisa dilewati dengan baik. (halaman 385)
  • Karena pada akhirnya, semua hal memang akan selesai, memiliki ujung kisah. Maka saat itu berakhir, aku tidak akan menangis sedih, aku akan tersenyum bahagia karena semua hal itu pernah terjadi. (halaman 409)
  • Hati manusia persis seperti lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang telah dilewati oleh seseorang. (halaman 415)


Karena saya membaca cetakan ke 8, maka sepanjang buku saya sudah tidak menemukan typo. Cuma yang agak janggal ialah isi surat menyurat dan diary Sri Ningsih yang bahasanya terlalu 'kekinian'. Mungkin Bang Tere sengaja membuatnya modern. Meskipun saya tak masalah jika seandainya Sri menggunakan ejaan lama atau gaya bahasa jadul seperti tokoh Pak Tua di novel "Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah"

Buku ini adalah pilihan saya dalam nominasi Anugrah Pembaca Indonesia tahun 2017 di Goodreads kategori fiksi (pastinya saya sematkan 5 bintang) dan review ini saya sertakan dalam IRRC 2017.