Sedekah ala Ibu Rumah Tangga

Sedekah ala ibu rumah tangga

Saya Bangga jadi Ibu Rumah Tangga

Ibu rumah tangga, suatu 'gelar' yang saya sandang selama 4 tahunan terakhir. Keadaan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sejak kecil, kedua orang tua selalu menanamkan teladan menjadi mandiri, termasuk dari segi finansial. Untuk itu saya dan adik yang sama-sama perempuan, dibekali modal pendidikan sesuai dengan  apa yang kami cita-citakan masing-masing. Tak menutupi pula, banyak sekali yang menyayangkan saya tidak memanfaatkan ijasah ataupun potensi diri saya. Apalagi keluarga (besar) atau para sahabat yang memang mengenal saya secara personal. 

Namun sesungguhnya saya enjoy menjalaninya. Saya yang memilih untuk stay di rumah agar punya banyak waktu dengan Ziqri. Suami saya dan keluarga inti memang tidak pernah menganjurkan saya untuk bekerja. Bahkan setelah Ziqri lahir dan agak besar, saya pernah beberapa kali mengutarakan keinginan untuk bekerja, tetapi mereka menyarankan saya fokus dengan Ziqri dahulu.

Memang, sejak semula, saya tidak khawatir mengenai rezeki, sudah ada yang mengatur. Saya telah melihat bukti nyata di depan mata. Sewaktu saya masih balita, ibu saya bekerja, hingga akhirnya saya terpaksa dititipkan dengan Oma saya. Saat itu gaji ibu saya sebagai seorang Bidan di rumah sakit swasta nominalnya 10 kali lipat dari gaji ayah saya yang hanya seorang ASN. Alhamdulillah, atas izin Allah SWT, begitu ibu saya resign dan menjadi ibu rumah tangga saja, karir dan bisnis ayah saya melejit dan penghasilan keluarga setara (bahkan melebihi) dengan apa yang kami peroleh seandainya ibu saya tetap bekerja.

Sesungguhnya apa yang kami alami sesuai dengan firman Allah SWT, sebagaimana disebutkan, yaitu :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa janganlah wanita keluar rumah kecuali ada hajat seperti ingin menunaikan shalat di masjid selama memenuhi syarat-syaratnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 182).

Alasan wanita lebih baik di rumah, menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga) karena wanita itu aurat. Disebutkan dalam hadits dari ‘Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 dan Tirmidzi no. 1173. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Jadi, meskipun di rumah, seorang istri mampu membantu suami untuk membuka pintu-pintu rezeki. Caranya tentu dengan memgurus rumah tangga dan anak dengan sebaik-baiknya agar suami bisa fokus dalam pekerjaan serta meningkatkan kualitas ibadah, diantaranya melalui sedekah.

Seperti hadits Rasulullah SAW ”Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, dan terus bertambah.”

Rasulullah SAW juga berpesan kepada kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyakkanlah istighfar kerana beliau melihat penghuni neraka adalah kebanyakan wanita.

Ada banyak cara untuk bersedekah. Tidak mesti berupa uang atau harta, yang paling simple pun boleh. Yang terpenting niat kita yang hendak dipersembahkan kepada Allah SWT. Lakukanlah secara ikhlas dan tanpa mengharapkan balasan dari siapa pun. Insya Allah. Sesungguhnya karunia dan kemurahan Allah Ta’ala begitu luas dan tiada henti.

Sedekah ala Ibu Rumah Tangga :

💟 Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah.
💟 Setiap takbir dan tahlil adalah sedekah.
💟 Setiap langkah menuju Masjid adalah sedekah
💟 Dua rakaat Shalat Dhuha juga disamakan dengan sedekah.
💟 Amar ma’ruf nahi munkar (menganjurkan yang baik dan mencegah yang buruk) adalah sedekah.
💟 Senyum  kepada suami dan anak-anak, dan siapapun.
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu hanya berupa wajah ceria di hadapan saudaramu!" (HR.Muslim, no.2626) 
💟 Melayani suami dengan sebaik-baiknya termasuk dalam hubungan suami-istri bila diniatkan demikian
💟 Tahanlah diri dari keinginan untuk berbuat buruk
💟 Singkirkanlah setiap bentuk gangguan yang dapat mencelakakan orang di jalanan
💟 Ucapkanlah salam kepada siapa saja yang ditemui
💟 Membagi makananan kepada tetangga atau siapa pun dengan makanan yang sama dengan yang kita makan
💟 Memberi makan kucing, burung atau binatang liar lainnya
💟 Menyirami tanaman terutama saat musin kemarau
💟 Muliakanlah tamu di rumah yang melebihi 3 hari
💟 Berusahalah menolong dan membantu orang lain
💟Tuntutlah ilmu agama, ajarkan dan sebarkan, baik dengan cara mendengar, membaca, atau menulis sesuai kemampuan, utamanya sebagai bekal bagi anak-anak kita.
💟 Seteguk air yang diberikan untuk orang yang haus adalah sedekah
💟 Berikan pakaian layak pakai atau aneka barang yang tak digunakan lagi pada orang yang membutuhkan
💟 Jadi relawan dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan
💟 Kunjungi sanak keluarga maupun kenalan yang tinggal sebatang kara atau hanya berdua saja, hanya diajak ngobrol saja, mereka sangat bahagia
💟 Setiap kalimat yang baik yang kita ucapkan secara langsung maupun online dengan tulisan di blog, media sosial atau aplikasi komunikasi

Wallahu a’lam bish-shawab.

Disclaimer : draft tulisan ini telah mengendap dalam waktu yang lama. Sumber Ayat Alqu'an dan Hadist ialah dari beberapa postingan di grup WA dan blog Islami yang pernah saya baca. Saya posting sebagai #NoteForMySelf. Saya tidak bermaksud mencederai perasaan dan pemikiran para ibu yang bekerja, karena di mata saya mereka adalah supermom. Saya, justru harus banyak belajar, terutama manajemen waktu sebagai persiapan saya akan mengajar di suatu sekolah madrasah.

Baca juga : Resolusi 2018, Keluar Dari Zona Nyaman