Happy Idul Fitri From Karimun

Hai Assalamu'alaikum Wr Wb.




Alhamdulillah,
Terasa tak terasa, kita kembali berjumpa dengan hari nan fitri. Tahun ini, saya beserta suami dan Ziqri, merayakan hari pertama Idul Fitri di rumah kedua orang tua saya di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Memang, sejak pertama menikah, kami sudah sepakat untuk secara bergantian berlebaran hari pertama antara di Balai atau Belakang Padang, kediaman kami selama ini dan tempat berkumpulnya keluarga suami.

Ada yang berbeda di lebaran tahun ini, adik saya satu-satunya tidak pulang ke rumah dan merayakannya bersama keluarga barunya di Manna, Bengkulu. Sedih dan sepi, pasti terasa ya.. Terutama bagi ibu saya yang memang sangat dekat dengan adik. Tetapi tidak mengurangi semangat kami yang lain untuk menyaksikan Festival Takbir Idul Fitri Kabupaten Karimun 2018.

Saya sangat excited, karena sejujurnya di masa lalu, saya belum pernah nonton festival takbir ini. Soalnya ayah saya biasanya sedang bertugas ikut dalam rombongan bupati melakukan pembukaan di podium Coastal Area. Sementara adik saya, jelas malas menyetirkan saya menembus ramainya kendaraan yang tumpah ruah.

Nah, kali ini agar tidak terjebak dengan rombongan pawai, kami memutuskan untuk melawan arus. Jadi, kami menuju Coastal Area dari arah pelabuhan. Sementara rute pawai relatif sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dari Coastal Area menuju jalan utama kota Karimun, berbelok di Pasar Puakang lama lalu lurus terus menuju Kecamatan Meral, hingga memutar dan diakhiri kembali di Coastal Area.


Berangkat ba'da Isya ialah waktu yang sangat tepat, karena pelepasan baru dilakukan sekitar pukul 20.30 WIB, Kendaraan yang mengikuti Festival takbir ini berasal dari berbagai mesjid, mushalla / surau yang terdapat di Kabupaten Karimun, ditambah dengan perwakilan dari komunitas kepemudaan hingga penggemar beberapa penyanyi kenamaan Indonesia, misalnya OI-nya Iwan Fals. Semuanya berupaya menampilkan nuansa Islami dan lantunan takbir seindah dan kreatif mungkin, demi menarik perhatian juri dan masyarakat.

Setelah kendaraan berlalu, kami bergerak melalui jalan utama Coastal Area menuju daerah P.N. Tujuannya tak lain ialah melihat Festival Lampu Colok. Sesuai dugaan, sudah tidak seberapa ramai orang yang menuju gapura-gapura indah yang terbuat dari susunan lampu-lampu colok (bekas kaleng air minuman yang diberi sumbu dan diisi dengan minyak tanah). 

Berbagai bentuk gapura ini dibuat secara swadaya oleh para pemuda masing-masing daerah. Ada perlombaannya juga, yang ditaja oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun. Penilaiannya sendiri biasanya dilakukan pada malam 27 Ramadhan, bersamaan dengan penantian malam Lailatul Qadr. Karena memang --konon katanya-- dahulu, warga Melayu memasang lampu-lampu ini untuk menerangi rumah-rumah mereka demi menyambut turunnya para malaikat di malam tersebut.

Satu-satunya lokasi yang kami sengaja menepi





Last but not least, 

ﺗَﻘَﺒَّﻞَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻣِﻨَّﺎ ﻭَ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﻤَﻨَﺎ ﻭَ ﺻِﻴَﻤَﻜُﻢ ﻛُﻞُّ ﻋَﺎﻡٍ ﻭَ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺑِﺨَﻴْﺮ

Happy Eid Fitr 1439 H.