Naik LRT Palembang : Kaget, Disentil Oleh Pak Ridwan Kamil


Sejatinya Saya sendiri sudah pernah mencoba menaiki moda Light Rail Transit  / Lintas Rel Terpadu (LRT) Sumatera Selatan atau lebih dikenal sebagai LRT Palembang ini di penghujung tahun 2019 lalu. Di masa liburan Natal sekaligus liburan sekolah, seingat Saya, peminat LRT cukup ramai. Saya, Ibu dan Ziqri bahkan sampai tidak kebagian tempat duduk (Meski sebenarnya Ibu Saya sebagai manula dan Ziqri masih balita adalah penumpang prioritas, apalah daya, masih banyak yang belum paham😓). Namun, kita tetap enjoy karena yang namanya pengalaman pertama pasti berkesan kan?

Saya terkesan akan kebersihan stasiun dan kedisiplinan petugas maupun jadwal keberangkatan. Secara langsung turut mengedukasi penggunanya untuk berlalu tertib pula.

Tiga tahun berlalu, Saya sungguh kaget saat media online memberitakan bahwa Pak Ridwan Kamil menjadikan LRT sebagai warning saat LRT Jabodetabek akan segera diluncurkan . Mengutip dari Tempo.co beliau mengatakan bahwa LRT Palembang merupakan proyek yang diputuskan tanpa perencanaan matang hingga sepi penumpang.

Apakah Benar LRT Palembang Sepi?

Saya bukan orang Palembang asli, hanya saja setiap kali hendak mudik ke kota asal orang tua Saya di OKU Selatan, Sumatera Selatan, kerap kali harus transit di Palembang.

Mau naik pesawat terbang, travel ataupun mudik dengan kendaraan pribadi, Saya dan keluarga akan menginap semalam atau dua malam di ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini. Antara menginap di rumah saudara sepupu ibu saya atau di hotel/penginapan tergantung budget perjalanan saat itu.

Saya amati sejak diumumkannya proyek LRT seiring terpilihnya Kota Palembang sebagai penyelenggara Asian Games 2018 bersama dengan Jakarta, membawa beberapa dampak sosial ekonomi :

1. Pada Saat Dibangunnya LRT (Sekitar Tahun 2015-2018)

Kondisi jalan raya di Palembang menjadi macet parah. Hal ini karena proyek LRT banyak yang memotong jalur jalan utama, sehingga banyak jalan yang ditutup dan dialihkan. 

Sejauh percakapan saya dengan sanak saudara dan beberapa sopir kendaraan umum yang saya tumpangi, ada yang senang tapi lebih banyak yang kesal. Alasannya kemacetan membuat kehidupan menjadi semakin ruwet, sementara mereka pesimis akan kebermanfaatan LRT jangka panjang.

2. Saat Perhelatan Asian Games 2018

Persiapan belum optimal sepenuhnya. LRT difokuskan untuk membawa atlet yang akan bertanding di Sport Centre Jakabaring yang terletak di daerah Tanjung Api-Api.

Menurut saya, keberadaan LRT cukup ideal, karena wilayah Jakabaring terletak berlawanan arah dengan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II. Jaraknya cukup jauh, jika menggunakan kendaraan darat masih harus membelah kemacetan kota Palembang. Dengan LRT jarak tempuh tersebut hanya memakan waktu sekitar 30-50 menit saja, meskipun sudah berhenti di 12 stasiun. 

Nilai plus lainnya LRT meningkatkan marwah Palembang sebagai penyelenggara Asian Games. Menandakan keseriusan sebagai tuan rumah, sejalan dengan proyek LRT sebagian besar kota juga berbenah. Saya tidak tahu mengenai anggaran dan aturan ya, apakah memang pemerintah daerah yang berinisiatif atau didukung juga dari pusat, yang nampak dimata saya diantaranya :

- Kawasan Jalan Sudirman menjadi lebih rapi dan tertata, ada pedestrian walk yang lebar dan nyaman

- Ditertibkannya angkutan umum seperti becak dan bentor dari jalan utama, lumayan mengurangi kemacetan. Percayalah, saya fans becak tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa keberanian pengemudi becak menentang arus lalu lintas di Palembang menjadi salah satu sumber masalah lalu lintas.

- Kawasan perumahan liar (ini istilah di Batam ya : ruli alias rumah liar) juga ditertibkan. Ada seng yang mengelilingi kawasan  sehingga kota terlihat lebih resik.

3. Setelah Perhelatan - Sekarang

PT.KAI selaku operator penyelenggara berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.

Fasilitas Mumpuni di Setiap Stasiun 

Dijaga kebersihan dan kelestarian dengan memberikan sentuhan tanaman hijau dalam ruangan.

  • Lift / eskalator : Untuk naik ke stasiun, ada beberapa yang harus naik dengan tangga karena sedang perbaikan, tapi kebanyakan berfungsi baik.
  • Konter tiket : Jelas ada pengumuman biaya Rp 5.000,- untuk tiket antar stasiun, Rp 10.000,- bila menuju Bandara dari stasiun DJKA dan paket bundling dengan TransMusi mulai dari Rp 7.000,-. Pembayaran bisa dengan uang tunai atau kartu uang elektronik dari beberapa bank.
  • Ruang Tunggu : Nyaman dengan AC dan banyak lokasi duduk. Saat ini ada beberapa penjual snack dan minuman. Ada seorang pramugari/prami yang ditugaskan membantu Tap barcode tiket di pintu masuk maupun keluar. Jadwal keberangkatan jelas dan ada seorang satpam yang akan mengawal penumpang naik ke peron di lantai berikutnya 5 menit sebelum keberangkatan sekaligus mengawasi hingga para penumpang naik ke kereta dan penumpang yang turun tertib.
  • Ruang Laktasi : Nyaman, ada taffel buat ganti popok, sofa, dispenser dan washtafel lengkap dengan cairan sabun cuci tangan.
  • Ruang Kesehatan 
  • WC dan Mushalla
  • Spot Foto : di Stasiun Jakabaring

Aksesabilitas  dan Konektivitas yang Mudah 

Jalur LRT telah diintegrasikan dengan Rute TransMusi, Damri dalam kota dan yang terbaru, angkot feeder Musi Emas. Angkot baru yang kece dan nyaman.

Ada kartu berlangganan untuk pelajar dan mahasiswa. Biayanya gratis dari bulan pertama dan Rp 25.000,- untuk seterusnya dengan cara perpanjangan dengan membawa kartu pelajar / mahasiswa dan kartu keluarga.

Cara Naik LRT Palembang

1. Naik ke stasiun dengan lift, eskakator atau tangga

2. Beli tiket dengan langsung memberi tahu stasiun tujuan. Bila belum tahu, cukup tanyakan stasiun terdekat dari tujuan kita, lalu akan dicetak tiket dengan barcode.


3. Scan barcode di pintu masuk, dorong pelan palang pengaman.

Bisa dibantu dengan pramugari atau satpam bila kita tidak berhasil men-Tap sendiri.

4. Tunggu hingga diinfokan melalui pengeras suara, kapan harus naik dan dari peron satu atau dua. Hati-hati jangan tertukar, tapi tenang, ada satpam yang akan mengiringi kita.

5. Naik ke peron dilantai atas dengan lift atau eskalator

Hati-hati menjaga anak-anak agar tidak jatuh ke rel yang bertegangan listrik tinggi.

6. Tunggu kedatangan kereta, utamakan penumpang yang turun, lalu bergegas naik karena berhenti hanya satu menit saja.

7. Cari tempat duduk atau berdiri sambil berpegangan karena jalur ada yang berkelok tajam.

8. Dengarkan pengumuman stasiun tujuan, karena sangat cepat, sebagi gambaran dari Stasiun Bumi Sriwijaya ke Ampera, meski ada dua stasiun pemberhentian lain hanya memakan waktu sekitar 10 menit.

9. Turun dengan hati-hati, dari peron ke ruang tunggu dilantai bawah.

10. Tap kembali barcode di tiket lalu keluar melalui pintu keluar.

Menjadi Wisata Alternatif yang Murah dan Menyenangkan

Sebagian besar jalur LRT merupakan jalur layang, sehingga pemandangan Kota Palembang dari atas terlihat sangat indah dan mengesankan. Anak-anak pasti suka, sekaligus kita bisa mengajarkan mereka lebih disiplin

Ada juga program kunjungan edukatif bagi anak sekolah dan peminat lain dengan cara mendaftarkan diri terlebih dahulu.

Sarana Transportasi dari dan ke Stasiun Tujuan dan Sarana Umum Terdekat

  1. DJKA : DJKA, OPI Mall
  2. Jakabaring : Komplek Olahraga Bumi Sriwijaya
  3. Polresta : Polresta Palembang, Bank Sumsel Babel, Stasiun Kereta Api Kertapati
  4. Ampera : Pasar 16, Jembatan Ampera, Mesjid, Monpera, Benteng Kuto Besak
  5. Cinde : Pasar Cinde, IP
  6. Dishub : Dishub dan dinas lain, Kantor Gubernur, BCA
  7. Bumi Sriwijaya : Stadion Bumi Sriwijaya, Palembang Icon Mall, Palembang Square dan PsX Mall
  8. Demang : SMK Negeri 2
  9. Garuda Dempo : Korem 044/Garuda Dempo
  10. RSUD : RS Siti Fatimah
  11. Punti Kayu : Taman Wisata Punti Kayu, Gramedia World
  12. Asrama Haji
  13. Bandara

Afif perdana coba naik LRT

Sebagai seorang Ibu yang mengASIhi, kehadiran ruang laktasi sangat memudahkan buat kami. Selain itu pengguna lain nampak mulai aware dan memberikan prioritas, misalnya saat menaiki elevator atau kursi di dalam kereta. 

Dari hasil pengamatan Saya selama dua minggu kerap menggunakan LRT, penumpang cukup ramai, semua tempat duduk terisi. Ramainya masih ideal tidak sampai penuh berdesakan.

Melansir dari Kompas jumlah penumpang rata-rata harian memang meningkat. Rata-rata nyaris sepuluh ribu penumpang perhari. Jam-jam sibuk antara lain pukul 14.00-17.00 petang dimana banyak anak sekolah dan pegawai kantoran yang turut memanfaatkan fasilitas ini.

Nah, Pak Ridwan Kamil ternyata telah mengklarifikasi pernyataannya melalui Instagram beliau :

Dari kolom komentar IG pak RK, Saya pun mendapat insight bahwa penduduk Palembang lebih suka naik kendaraan pribadi atau ojol.

Saya kira LRT Palembang ini masih bisa dioptimalkan kembali potensinya, antara lain dengan membuat lokasi parkir kendaraan pribadi. Sehingga para penumpang dapat dengan nyaman meninggalkan kendaraannya saat menggunakan LRT. Saya perhatikan, misalnya di stasiun Bumi Sriwijaya ada tempat parkir motor tetapi sangat terbatas dan sudah diisi juga dengan kendaraan para pegawai.

Lumayan, mengurangi dampak polusi pemakaian kendaraan pribadi sekaligus meramaikan LRT. 

Ohya, teman Blogger Lamongan, kalau sekiranya main ke Palembang, jangan lupa coba naik LRT! Teman-teman lain sudah pernah cobain belum?