Love Command : the Second Chance




Love Command : the Second Chance

Judul : Love Command : The Second Chance
Penulis : Janice Nathania
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Terbit : @2013
Tebal : 200 hal

Review Love Command : the Second Chance

Saya akui saya sempat googling dulu untuk mengetahui latar belakang buku ini. Judul buku ini tidak terlalu mengindikasikan ini adalah buku kedua, tapi feeling saya tepat. Saya belum membaca buku pertamanya yang berjudul Love Command : the First Fall. Sebenarnya ada ulasan singkat mengenai kisah di buku pertama dibagian awal buku, tetapi dari googling saya baru tahu kalau cerita ini awalnya adalah fan fiction. Keren ya.. Fan fiction saja bisa jadi tiga buku sendiri. Para pembaca di goodreads sebagian meyakini ini adalah fan fiction dari Boys Before Flower. Tapi kalau menurut saya karena kedua tokoh prianya bersaudara ditambah wasiat kakek mereka untuk menjemput tokoh utama wanitanya, menurut saya, cerita ini juga mendapat inspirasi dari Princess Hours. Kekayaan yang dimiliki keluarga Luzardi memang dapat membuat mereka setara dengan keluarga bangsawan manapun.

Dikisahkan Ashilla telah memilih Ryo, sementara sang abang, Arya, bertolak ke Perancis demi mengembangkan bisnis keluarga. Atas permintaan Shilla mereka tetap berpacaran secara rahasia. Tetapi akhirnya terkuak juga. Hal ini membuat Bianca yang sejak awal tidak suka dengan Shilla semakin menjadi-jadi mengerjai Shilla agar putus pdengan Ryo. Untungnya Shilla melawan dengan didukung oleh Ryo. 

Ketika permaslahan ini berlalu, ternyata Arya kembali. Shilla pun merasa perasaannya kembali terbagi. Terutama setelah mengetahui siapa sosok Ayi dari cerita bu Romi yang juga kembali dari Perancis. Masa lalu ibu Shilla dan mengapa Ia mewasiatkan agar Shilla ke Jakarta menemui keluarga Lazurdi juga terungkap.

Saya suka cara penulisnya bertutur, penuh metafora. Beberapa istilah Jawa yang digunakan membuat kangen Semarang. Sayangnya tidak semua orang bisa memahaminya, mungkin lebih baik disertai footnote. Selain itu saya suka cover buku ini. Gambar potongan tokoh dalam bentuk mainan boneka kertas yang sewaktu kecil di Pelanbaru disebut BP (bongkar pasang). Overall saya beri buku ini 4 dari 5 bintang di goodreads