The Reason Behind...

The Reason Behind...


www.annisakih.com Sejujurnya saya orang yang paling gak berbakat berbisnis atau dagang. Entah kenapa, warisan leluhur dari kedua belah pihak orang tua sedikitpun gak mengalir di dalam darah saya. Padahal, both sides of my grandparents was a great businessman. Nineng (Kakek) dan nenek dari pihak ayah dulu berdagang hasil bumi mulai dari kopi hingga kuda yang jumlahnya ratusan ekor, sedangkan opa dan oma dari pihak ibu pada mas jayanya punya panglong (pemotongan kayu) dan penggilingan beras. Bakat dagang ini tampaknya mengalir deras dalam darah adik saya, sih ya.. dari masih duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA)pun, Ani sudah sering berjualan ini, itu dengan hasil yang lumayan. Beda banget dengan saya yang sempat berdagang snack kecil-kecilan sewaktu SMA juga, tetapi malah banyakan nomboknya, Hoahahaaa

Banyak tawaran bisnis lain semasa kuliah, misalnya ikut Multi Level Marketing (MLM) ini itu tapi saya selalu ragu mau ikutan. Habisnya gimana, dong? Selain ngerasa gak berbakat, saya pun ngerasa kurang "menjual" terutama untuk MLM kosmetik. Lah, wong saya bedakkan sama lipstickan aja seingetnya. Hoahahaaa

Sampai suatu saat, saya sedang mempersiapkan pernikahan, saya mulai membuka lagi internet untuk mencari inspirasi dari berbagai blog yang mereview vendor pernikahan. Dari sini awalnya saya tertarik kembali dengan bisnis, karena bisnis apapun yang bekaitan dengan pernikahan kelihatan laris manis. Nikahan itu mahal qaqaaaa... rasannya kalau bisa semuanya pengen di buat sendiri saja / Do it yourself (Diy) terus dikembangkan jadi usaha,

handmade ucapan terimakasih yang di edit dan print sendiri, cute isn't it?

Setelah nikah terus hamil Ziqri, saya dan suami baru sadar mencari perlengkapan bayi yang kami inginkan di daerah saya terbilang sulit. Kebanyakan brand  dari jenis barang yang saya inginkan tidak ada atau kalaupun ada harganya mahal sekali. Akhirnya saya lebih sering berbelanja online terutama melalui instagram.

Instagram saat itu (2012-2013) belum sehectic sekarang, untuk android pun baru diperkenalkan. Toko online / onlineshop (olshop) pun belum sedahsyat ini pertumbuhannya. Fenomena selebgram juga baru mulai bermunculan. Dan sejujurnya saya agak malas, kesannya mereka terlalu komersil, tidak objektif dalam memberi review barang yang digunakan lalu difoto. Akhirnya Instagram saya private, tidak semua orang saya approve bahkan follow terutama onlineshop. Shout Up For Shout Up (SFS) yang saling dilakukan para olshop, saya rasa sangat mengganggu, menutupi feeds yang benar-benar saya suka melihatnya semacam foto-foto Shahmeer anak kak Diana..

Menjelang Ziqri lahir, saya mulai "rajin" upload foto-foto di instagram, namun tetap dengan idealisme yang sama. Long short story, setelah Ziqri berusia beberapa bulan, saya jadi tertarik dengan boneka Hafiz talking doll yang banyak ditawarkan di instagram. Sayangnya harganya lumayan mahal, ingin ikut beli melalui arisan tapi ragu-ragu karena meskipun berpengalaman sebagai pengguna jasa olshop, penikiran untuk terikat dalam hutang dengan seseorang yang tidak saya kenal secara personal terebut membuat tidak nyaman. Ternyata ada seorang teman facebook saya yang sudah menjadi resellernya. Barulah saya berminat membeli, setelah saya hubungi ternyata jumlah orang yang menjadi peserta arisan masih kurang dari kuota yang dibutuhkan. Saya yang kepingin cepat, menawarkan diri untuk menshare di laman facebook saya, barangkali ada teman lain yang berminat juga. Ternyata sambutannya lumayan, akhirnya teman saya itu menawarkan saya menjadi resellernya bahkan diajak juga menjadi Book Advisor Mizan Dian Semesta.

Kegiatan ini sudah berlangsung beberapa bulan (sejak Oktober 2015). So far, sih saya happy sekali, Banyak benefit yang saya rasakan, obrolan saya dan suami menjadi "meningkat" mutunya, karena kami sama-sama saling mensupport bisnis yang kami tekuni, saya tidak feeling so guilty just wasting time kalau sedang online, saya jadi punya penghasilan sendiri, walaupun yang kelihatannya baru untuk melunasi boneka hafiznya Ziqri. Apalagi habis menerima pesan dari konsumen yang seperti ini :



Deep down inside, yang saya cari tuh kepuasan batinnya. InsyaAllah dagang buku lebih berkah, menyebarkan virus suka membaca pada generasi selanjutnya. Selain itu, saya merasa bisa memfasilitasi teman-teman yang mungkin pernah mengalami apa yang saya alami berbulan sebelumnya, pengen beli boneka atau buku online tapi ragu karena sellernya gak kenal personal. Memang sebagai penjual konsep ini kurang baik, saya tahu harus melebarkan pertemanan baik secara online maupun offline demi menjaring market yang lebih luas. Secara teori pemasaran saya sudah lumayan paham dengan mengikuti beberapa tutorial ataupun membaca buku maupun artikel online. Pelaksanaanya ini yang sometimes terkendala tugas domestik ibu rumah tangga dengan seorang toddler super aktif. Yah, marilah mengucap Bismillahirrahmanirrahim semoga saya tetap istiqamah dan makin bisa mengembangkan usaha saya ini. Seenggaknya makin rajin bikin postingan yang orisinal macam begini :