Diare Pada Bayi dan Balita

Sejak Ziqri lahir Ia bisa buang air besar hingga 4-5 kali dalam sehari. Awalnya dianggap wajar saja, namun menginjak usia sebulanan saya akhirnya bertanya dengan dokter anaknya. Akhirnya beliau mendiagnosa Ziqri memiliki intoleransi laktosa. Memang dikarenakan Ziqri lahirnya besar (berat badannya 4 kg) dan ASI saya belum keluar karena melahirkan secara bedah Caesar, Ziqri segera diberi susu formula. Selama dua minggu tersebutpun masih dicampur susu formula 1-2 botol perhari. Setelah susu formulanya dihentikan memang sangat berkuranglah frekuensi buang airnya.

Namun saya saat itu telah mencari sebanyak-banyaknya informasi mengenai diare baik dari buku-buku kesehatan ibu saya, search artikel online, maupun  berdiskusi dengan orangtua lain secara langsung atau melalui forum ibu-ibu. Sayang rasanya bila saya simpan sendiri, lebih baik saya rangkum dan bagikan disini dalam bentuk tulisan, siapa tahu kelak ada yang membutuhkannya.

Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita mencret-mencret. Penderita buang air berkali-kali, tiga sampai lima kali sehari (sebagian informasi yang saya peroleh lebih dari empat kali baru dikategorikan diare). Fesesnya encer dan kadang-kadang mengandung lendir atau yang parah darah.

Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui feses. Bila penderita diare terlalu banyak kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian bagi bayi dan anak-anak dibawah usia lima tahun (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2006).

Bayi berumur kurang dari satu bulan dinyatakan diare bila frekuensi buang air besarnya lebih dari empat kali sehari. Sedangkan untuk bayi diatas satu bulan dinyatakan diare bila frekuensi buang air besarnya lebih dari tiga kali sehari. (Siswono, 2001)

Penyebab diare adalah sebagai berikut :

  • Infeksi : virus, bakteri, parasit
  • Makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan
  • Gangguan penyerapan makanan : tidiak toleransi terhadap karbohidrat, lemak atau protein
  • Sistem kekebalan tubuh menurun
  • Psikologis : rasa takut dan cemas
  • Alergi terhadap makanan

Tanda  diare :

  • Suhu badan meningkat
  • Nafsu makan berkurang
  • Feses cair

Gejala diare:

  • Muntah
  • Dehidrasi
  • Berat badan menurun
  • Pada bayi ubun-ubun cekung
  • Selaput  lendir mulut dan cekung
  • Denyut nadi sangat cepat

Derajat dehidrasi (Bila terdapat dua tanda atau lebih):


Diare tanpa dehidrasi
Diare dengan dehidrasi ringan atau sedang
Diare dengan dehidrasi berat
Keadaan umum
Baik, sadar
Gelisah / rewel
Lesu, tidak sadar
Mata
Tidak cekung
Cekung
cekung
Keinginan untuk minum
Normal, tidak haus
Haus, ingin minum terus
Malas minum
turgor
Kembali segera
Kembali lambat
Kembali sangat lambat

Tindakan bila anak diare (tanpa dehidrasi / kekurangan cairan tubuh):

Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya. Gunakan cairan rumah tangga (CRT) sepeti oralit, makanan cair (sup, air biasa, air tajin) atau larutan gula garam yang lebih praktis dan hampir efektif sebagai upaya mencegah dehidrasi.

Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :

Umur
Setiap buang air
Jumlah oralit yang harus disediakan
< 1 tahun
½ gelas
400 ml / hari
1-4 tahun
1 gelas
600-800 ml / hari
5-12 tahun
1-1 ½ gelas
800-1000 ml / hari

Cara membuat larutan gula garam / oralit :
  • Air matang 5 gelas dicampur dengan 8 sendok teh gula dan ½  sendok teh garam aduk rata
  • Air matang 1 gelas dicampur 1 sendok teh gula dan ¼  sendok teh garam

Cara pemberian oralit:
  1. Berikan sesendok setiap 1-2 menit untuk anak dibawah usia 2 tahun.
  2. untuk anak yang lebih dari 2 tahun berikan dengan gelas dalam beberapa tegukkan.
  3. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit lalu berikan lagi dalam jumlah yang lebih sedikit
Prinsip pemberian nutrisi pada anak diare :
  1. Berikan larutan oralit ini sebanyak yang anak mau, teruskan hingga diare berhenti
  2. Beri makanan yang bergizi, teruskan ASI atau susu formula yang biasa diberikan
  3. Untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat MPASI / MPASU maka dapat di berikan susu formula yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
  4. Untuk anak yang lewat dari 6 bulan atau telah mendapat makanan padat:

  • Berikan bubur dengan dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan
  • Berikan sari uah segar atau pisang halus, buah-buahan yang bersifat netral dan tidak terlalu asam misalnya buah melon untuk menggantikan cairan yang hilang
  • Berikan makanan yang segar dan dimasak dengan baik
  • Dorong anak untuk makan setidaknya 6 kali sehari
Bila dalam 3 hari anak tidak ada perubahan segera bawa anak kepada petugas kesehatan, terlebih bila menunjukkan gejala :
  • Muntah berulang-ulang
  • Dehidarasi
  • Makan dan minum sedikit
  • Demam
  • Feses berdarah

Cara pencegahan diare :
  • Berikan ASI saja pada bayi hingga usia 6 bulan
  • Jangan berikan makanan sembarangan, masakklah makanan dengan baik
  • Gunakan air yang dimasak dengan baik untuk minum
  • Perkuat daya tahan tubuh anak dengan memberikan ASI hingga 2 tahun, meningkatkan gizi anak dan memberikan imunisasi

Bila sedang diare hindari pemberian:
  • Makanan yang mengandung bumbu yang menyengat,
  • Makanan yang terlalu asam
  • Makanan yang mengandung serat tinggi seperti mangga dan kubis yang dapat merangsang gas dalam lambung
  • Makanan yang terlalu berlemak seperti santan dan es krim

Jika anak anda terkena diare jangan panik, segera lakukan langkah-langkah diatas. Amati dulu dalam dua hari pertama, Saya sendiri sekarang memiliki andalan bila Ziqri terkena diare yaitu Lacto-B dan Zinc. Sebenarnya ini bukan obat diare, Lacto-B adalah prebiotik alami degan rasa yang enak sedangkan Zinc dibutuhkan tubuh agar diare tidak kembali. Harganya terjangkau dan dapat dibeli bebas di apotek. Namun untuk lebih amannya dapat langsung membawa anak ke fasilitas kesehatan, Bila anda bertempat tinggal di Tanjung Balai Karimun yang saya rekomendasikan ialah Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) yang beralamat :
Jl. Canggai Putri
Teluk Uma TBK
Telfon : 0777-7367085
email : rsbtimah@yahoo.com