Kenali Speech Delay Pada Anak

Kenali-Speech-Delay-Pada-Anak

Kenali Speech Delay Pada Anak dan Cara Mengatasinya

Grup Telegram Teman The Asian Parent (MANTAP), mengadakan Kuliah Telegram (Kulgram) yang sangat menarik bersama Hesty Novitassari, M.Psi, Psikolog anak dan remaja dari @RuangTumbuh.id Kulgram ini membahas mengenai apa saja yang harus diperhatikan oleh orang tua agar si kecil tidak mengalami speech delay dan apa sekiranya yang harus dilakukan jika memang kondisi tersebut sudah terjadi.

 Apa itu Speech Delay?

Speech delay adalah suatu kondisi dimana kemampuan berbicara anak mengalami keterlambatan atau tidak sesuai dengan tahapan usianya.  Akhir-akhir ini terjadi dalam dunia tumbuh kembang yang semakin hari jumlahnya semakin meningkat, dengan persentasi berkisar 5-8% anak usia dini dan sekolah dasar mengalami kondisi ini.

Speech Delay termasuk dalam kategori keterlambatan perkembangan, sehingga dalam penanganannya diperlukan stimulasi dan intervensi untuk mencapai tahapan perkembangan berbicara dan berbahasa sesuai dengan usianya.

Faktor resiko terjadinya speech delay, yaitu kelahiran prematur, screentime (tanpa adanya pendampingan atau komunikasi 2 arah dan tanpa batasan waktu), kesiapan oromotor (organ pengecapan), serta kondisi koordinasi sensori anak.

Aspek Utama Dalam Perkembangan Berbahasa dan Berbicara

Sebelum lebih jauh melangkah membahas mengenai perkembangan bahasa seorang anak, hendaknya kita terlebih dahulu mengetahui tiga aspek yang saling berkaitan erat dalam perkembangan berbahasa dan berbicara tersebut :

1. Bicara : kemampuan untuk memproduksi bunyi termasuk artikulasi, kelancaran bicara, suara dan intonasi

2. Bahasa : Berbahasa ialah kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan bentuk, fungsi dan penggunaan kata sesuai dengan tata bahasa dan situasi.

3. Berkomunasi : ialah kemampuan seseorang dalam memahami / menyampaikan pesan secara verbal (bebahasa) dan secara dan non-verbal (gestur) yang mempengaruhi perilaku.

Kemampuan bicara merupakan aspek utama yang sangat diperlukan dalam berbahasa, berinteraksi dan berkomunikasi. Speech delay yang tidak ditangani dengan baik, kemungkinan besar akan berpengaruh pada permasalahan emosi, permasalahan perilaku, serta pencapaian prestasi di sekolah kelak. Sehingga anak yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan keinginannya, akhirnya ditunjukkan dengan perilaku atau emosi yang sulit dikontrol, misalnya anak mudah tantrum.

Berikut adalah gambaran kemampuan anak dalam berbicara/berbahasa sesuai dengan usianya :

  • 0 -3 bulan : merespon ke segala arah, cooing "aaa ooo"
  • 4 - 7 bulan : bereksperimen membuat suara, babling "maamaa"
  • 8 - 12 bulan : meniru berbagai suara, mengucapkan satu kata bermakna
  • 2 tahun : menggabungkan dua kata misal "mau minum"
  • 3 tahun : paham dua hingga tiga instruksi bersamaan misal ambil sampah dan buang pada tempatnya
  • 4 tahun : menyebutkan nama, usia dan tempat, mengelompokkan kata, mengenali konsep waktu, bentuk atau warna

Selain itu orang tua pun perlu memahami tahapan perkembangan bicara/bahasa anak secara umum/normal terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah perkembangannya bicara/bahasa anak sudah sesuai dengan usianya ataukah terdapat keterlambatan dalam perkembangannya.

periode-dan-istilah-perkembangan-berbahasa

Orangtua dapat mengetahui istilah-istilah dan tahapan perkembangan anak dalam berbahasa, mulai dari tahapan fonemik (mengenal bunyi-bunyian dan memproduksi suara) sampai dengan tahap pragmatik (berkomunikasi secara timbal balik dan sesuai dengan konteks/situasi).

Fase perkembangan berbahasa pada anak dapat dilihat melalui grafik. Adapun angka dibagian kiri grafik (0,6 – 10.0) merupakan rentang usia anak dalam menguasai keterampilan berbahasa tersebut.

Pada grafik ini juga dibahas mengenai bahasa pasif dan aktif. Bahasa aktif artinya anak sudah mampu mendengar, memahami, dan berbicara (sesuai tahapannya usianya), sedangkan bahasa pasif artinya anak berada dalam tahapan mendengar dan mampu memahaminya, namun belum dapat atau belum lancar dalam menyampaikannya.

 Indikator anak mampu berbahasa pasif dan aktif salah satunya ialah dengan perkembangan kemampuan anak untuk bertanya dan menjawab. Melalui “bertanya dan menjawab”, orang tua dapat melihat apakah anak memahami pembicaraan dan merespon secara dua arah. Erat kaitannya dengan pemahaman anak terhadap kesesuaian berbicara dan berbahasa dengan situasi/konteks pembicaraan.

Dalam setiap pertambahan usia, kemampuan ini semakin berkembang, sebagaimana terdapat bisa dilihat dalam tabel berikut : 

Bagaimana Cara Mengetahui Adanya Keterlambatan Kemampuan Bicara pada anak?

Caranya, selain mengacu ke tahapan perkembangan bahasanya, parents juga dapat melihat acuan redflags. Redflags merupakan batasan usia anak dalam pencapaian perkembangan yang mengkhawatirkan atau belum mencapai tahapan perkembangan yang seharusnya. Batas waktu pencapaian bicara/bahasa anak dibagi menjadi setiap tahapan usianya.

redflag-kemampuan-bicara-anak

Jika terdapat permasalahan dalam berbicara/berbahasa, maka deteksi dini, stimulasi, dan intervensi sedini mungkin dapat dilakukan untuk mencapai perkembangan yang setara dengan usia anak.

Cara melakukan deteksi dini akan digambarkan melalui prinsip seperti berikut ini :

Cara-melakukan-deteksi-dini-speech-delay

Deteksi dini merupakan cara mengetahui ada atau tidaknya permasalahan / gangguan perkembangan, mental, dan perilaku anak dengan menggunakan metode mengamati pencapaian anak di setiap usia perkembangannya.

Adapun cara sederhana yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah ABCD (Amati – Beri Perhatian – Catat – Dukungan). Semakin dini permasalahan ditemukan, maka semakin cepat tertangani, harapannya semakin cepat kemajuan anak akan terlihat.

Speech delay ini juga merupakan salah satu indikasi atau gejala adanya permasalahan lain yang berkaitan dengan gangguan perkembangan, yang gejalanya juga muncul atau terlihat di usia dini. Sehingga orangtua perlu mengetahui apakah keterlambatan bicara tersebut hanya dikarenakan kurangnya stimulasi atau adanya gangguan perkembangan lain.

gangguan-yang-berkaitan-dengan-speech-delay

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Ditemukan Adanya gejala Keterlambatan Kemampuan Bicara pada anak?

Jika orangtua sudah melakukan langkah-langkah deteksi dini dan merasa terdapat permasalahan terkait dengan keterla, mbatan bicara disertai gejala-gejala lainnya, sebaiknya  segera konsultasikan ke professional, dalam hal ini adalah dokter anak, psikolog klinis anak, atau psikiater anak untuk dilakukan penegakan diagnosa. Kemudian dapat dilakukan intervensi sedini mungkin sehingga penanganan yang dapat dilakukan lebih tepat dan efektif.

penanganan-dan-stimulasi-speech-delay
 Stimulasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk merangsang kemampuan anak. Stimulasi ini sifatnya sangat luas, mencakup perkembangan motorik, kognitif (berpikir), emosi, sosial, dan bahasa.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah untuk melakukan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbicara dan berbahasa.

Kesimpulan dari Sesi Tanya Jawab

1. Video/ Youtube sebagai sarana tontonan memang merupakan salah satu alternatif dalam memberika edukasi pada anak. Namun yang perlu diingat adalah, penggunaan gadget merupakan komunikasi satu arah, yang mana anak menerima informasi secara pasif.

Cara mengatasinya adalah buatlah aturan dalam penggunaan gadget. Sesuai WHO usia dibawah 18 bulan (hanya boleh video chat), 18 - 24 bulan (pengenalan program-program edukasi), 2 tahun - 5 tahun (maksimal 1 jam per hari), dan 5 tahun keatas (maksimal 2 jam per hari).

Tetap lakukan pendampingan pada anak sedang menonton, ajak anak untuk membahas kembali apa saja yang ia tonton. Jadi anak tersetimulasi baik dalam bahasa pasif maupun dalam bahasa aktif (ekpresif).

2. Jika dilihat dari usia seharusnya pada usia 23 bulan anak sudah mampu menggabungkan 2 kata bermakna menjadi kalimat sederhana, sedangkan pada ananda masih banyak menyebutkan kata-kata yang belum berarti. Sebaiknya orang tua segera konsultasikan kondisi ananda kepada ahli, karena bisa jadi ada gejala penyerta lain (misalnya sulit fokus) yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan (intervensi) tertentu.

 Terapi mendengarkan merupakan salah satu terapi yang dapat digunakan, namun sebelum beranjak ke terapi mendengarkan, harus dilihat dulu kemampuan sensori anak, karena kemampuan sensori merupakan penangagan dasar yang dilakukan sebelum mengikuti terapi lainnya.

3. Jika anak usia 4 tahun belum bisa bicara, sebaiknya harus dilakukan asesmen atau pemeriksaan untuk penegakan diagnosa. Jika di dareah bunda tidak terdapat psikolog, bunda bisa menemui dokter anak (dokter tumbuh kembang), untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Di rumah pun tetap lakukan stimulasi misalnya dengan menggunakan kartu dan menyebutkan kata yang ada pada kartu tersebut. Selalu ajak anak untuk berinteraksi dua arah. Jika dalam 5 tahun belum lancar berbicara sudah termasuk speech delay bunda, dan jika terdapat kesulitan lain misalnya gagap (stuttering), mengucapkan kata terbalik, atau kesulitan menyampaikan bahasa ekspresif ada kemungkinan mengalami kondisi gangguan bahasa atau dengan kata lain disebut Specific Language Impairment (Gangguan bahasa khusus).

4. Tes BERA adalah suatu pemeriksaan untuk mengetahui aktifitas otak setiap pasien mendengarkan suara yang dihasilkan oleh alat.

 Jika tidak terdapat aktivitas otak ketika terdapat stimulasi suara tersebut, bisa jadi terjadi gangguan pada organ pendengaran pasien atau jika ditemukan ada hasil tes yang tidak normal, bisa jadi pasien mengalami gangguan otak atau sistem syaraf  yang mempengaruhi perkembangan dan kemampuannya dalam merespon.

 Jika terdapat kondisi gangguan otak/syaraf pada pasien maka harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui gejala penyerta lainnya.

Hal inilah pentingnya dilakukan pemeriksaan tes BERA dan asesmen secara menyeluruh, karena gangguan perkembangan pada anak sangat erat keitannya dengan gangguan sistem syaraf dan otak anak.