5 Hal yang Dirindukan Saat Ramadhan

 hal-yang-dirindukan-saat-lebaran

Day 19 : Hal Yang Dirindukan Saat Ramadhan


Sungguh tak terasa, sudah memasuki hari ke 19 saja. Duh, membayangkan bulan yang sangat kita cintai ini akan berlalu saja, sudah membuat hati ini terasa rindu, Apalagi saat kelak disaat Ramadhan telah benar-benar berakhir, ditandai dengan hari kumandang takbir menyambut  Hari Raya Idul Fitri. Saya akan merindukan kegiatan berikut :

1. Beribadah Dengan Lebih Khusyuk

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat untuk mengejar ibadah dengan lebih khusyuk karena semua orang pun sedang berlomba-lomba mengejar tabungan pahala masing-masing.  

2. Pesantren Ramadhan

Selama bersekolah Pesantren Ramadhan yang diadakan sekolah saya adalah yang hanya setengah hari saja. Kami  datang untuk mendengarkan tausiyah dan diberi materi tambahan seputar Islam, lalu pulang setelah Shalat Dzuhur Berjama’ah. Sesekali ada diadakan buka puasa bersama di sekolah.

Nah, barulah ketika saya mengajar di Madrasah Aliyah, saya mengalami Pesantren Ramadhan yang sampai menginap disekolah. Seru banget, memasak dan mempersiapkan buka bersama hingga memasak untuk sahur keesokan harinya. Apalagi kegiatan Qiyamul La’il yang membuat hati adem dan saling menguatkan ukhuwah antara warga sekolah.

3. Ngabuburit Dengan Keluarga

Ketika kuliah di luar kota dan sedang sama-sama pulang ke rumah orang tua, kegiatan ngabuburit favorit saya dan adik adalah memonton drakor bareng. Kalau tidak membuat sendiri tak’jil, sore harinya kami akan keluar mencari pasar kaget Ramadhan untuk mencari pengangan. Tetap sih, tidak ada rasa ta’jil apapun yang bisa mengalahkan es campur a la Ayah saya.

Setelah menikah dan punya anak, ngabuburit semakin seru. Kami biasa berkeliling Pulau Belakang Padang hingga menjelang beduk. Sayangnya aktivitas ini sangat kami kurangi di dua kali puasa dalam keadaan pandemi. 

4. Main Kembang Api dan Menyaksikan Festival Lampu Colok

Dua kegiatan favorit saya. Main kembang api itu seru, selama tetap berhati-hati. Tentang Festival Lampu Colok Karimun, bisa teman-teman baca di "5 Hal Istimewa dari Tanjung Balai Karimun".

5. Mempersiapkan Aneka Penganan Lebaran Untuk Open House

Selama bertugas, ayah saya kerap menjadi tempat curhat para rekan kerja. Kedekatan ini terbawa dengan hubungan yang akrab hingga ke para anggota keluarga lainnya. Alhasil, ketika lebaran tiba, rumah kami selalu menjadi lokasi open house dari instansi tempat ayah bernaung. 

Jadilah saya dan adik sejak kecil sudah terbiasa membantu ibu menyiapkan penganan lebaran.  Selain kue-kue kering atau ketupat lengkap dengan lauknya, menu utama yang kami buat biasanya seputar masakan khas Palembang. Alhamdulillah, jika ada rezeki, sekali membeli daging ikan tenggiri totalnya bisa 12 kilogram. Hasilnya cukup memenuhi satu kulkas ekstra di rumah orang tua.

Di saat berpuasa dan harus memulung empek-empek atau tekwan dalam jumlah cukup banyak tersebut sebenarnya melelahkan.Namun hingga saat ini menjadi salah satu memori kami yang paling menyenangkan. Bergotong royong di dapur berempat saja – Ayah, Ibu, Saya dan Adik- sejak beberapa hari menjelang Hari Raya, meningkatkan kekompakan kami.

Hingga ketika  para tetamu menikmati hidangan dan memberikan apresiasi pada hasil karya kami, rasa kemenangan mencapai Hari Raya terasa lebih lengkap.

Setelah menikah, saya dan suami secara bergantian berIdul Fitri di antara rumah orang tua dan rumah mertua. Di rumah mertua pun saya tetap memasak hidangan lebaran andalan ditambah beberapa menu tradisi keluarga suami, pastinya.


❤❤❤❤
Kalau teman-teman pembaca, kira-kira kelak akan merindukan apa nih dari bulan penuh Maghfirah ini?