Nyaman Naik Kapal Bersama Anak

 

Naik-kapal-bersama-anak

Hai Assalamu'alaikum

Selama menetap di daerah Kepulauan Riau, Saya sudah merasa kenyang makan asam garam mengarungi lautan. Moda transportasi air yang dikhususkan untuk membawa penumpang dengan berbagai ukuran dan jenis sudah pernah Saya naiki. Mulai dari sampan kayuh, perahu bermesin, speed boat, kapal penumpang hingga ferry ditumpangi dengan alasan lifestyle dan travelling

Buat Saya yang bukan kelahiran daerah kepulauan, naik kapal murni untuk berpindah dari satu pulau ke pulau lain, ada unsur tantangan tersendiri. Saya harus ‘belajar’ menjaga keseimbangan tubuh kala melompati ponton pelabuhan dan ketika si kapal ‘digoyang’ gelombang. Ohya, antara gelombang di laut lepas atau di selat juga beda lho intensitas dan feelnya.

Ketika anak saya yang sulung lahir, wah rasanya seolah naik level juga. Bayangan membawa bayi naik kapal dengan segala perintilannya ditambah besarnya peluang untuk cranky di selama perjalanan bikin saya deg-degan. Padahal ketika pertama kali hendak naik kapal , anak saya sudah berusia 4 bulan. Sudah cukup kuat, masih minum ASI tapi masuk masa MPASI.

Saya banyak bertanya ke keluarga suami – yang sudah beberapa generasi menetap di wilayah kepulauan.

Benar, sejak bayi baru lahir, dalam beberapa kasus, sudah langsung dibawa naik kapal. Misalnya karena ibunya harus melahirkan  di Rumah Sakit yang berada di pulau yang lebih lengkap fasilitasnya.

Ternyata dengan persiapan yang matang, bisa koq mengajak anak naik kapal minim drama. Saya rutin mengajak anak balita saya pulang pergi antara rumah orang tua ke tempat tinggal suami setiap dua atau tiga Minggu sekali.

Tips traveling nyaman dengan kapal bersama anak:

1.Sounding Dari Jauh Hari

Jika memungkinkan, ajak anak ke pelabuhan atau melihat foto atau gambar kapal yang sekiranya akan dinaiki. Ini penting menurut Saya, karena sejak usia berapapun sejatinya anak sudah bisa disounding positif. Hanya mereka saja yang belum bisa berkomunikasi verbal dua arah.

Kalau sudah lancar berbicara, lebih baik lagi. Kita bisa ajak anak ngobrol dahulu. Misalnya komunikasikan lama waktu perjalanan dan apa yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kebosanan. Tawarkan mainan yang bisa dia bawa dan bekal makanan atau minuman apa yang ingin dijadikan sangu.

2. Persiapkan Segala Sesuatunya

Nah, di era setelah pandemi ini tentunya ada beberapa hal yang berkaitan dengan persyaratan untuk bisa melakukan perjalanan. Rutin cek perkembangan aturan terbaru atau tanyakan langsung ke agen kapal yang akan dinaiki.

Siapkan snack dan mainan, letakan di tas yang bisa dengan mudah dibawa ke dalam kabin. Siapkan juga baju ganti dan persiapan seandainya anak merasa mabuk laut, misal obat gosok dan kantong plastik.

Khusus untuk perjalanan dengan kapal dengan jarak yang lebih jauh, perkirakan juga kenyamanan anak saat tidur. Bawalah selimut yang nyaman, karena angin laut bisa cukup kencang.

Buang air di atas kapal juga cukup menyulitkan. Saya selalu membiasakan anak untuk ke toilet terlebih dahulu. Jika durasi perjalanan hanya 1-2jam biasanya aman tanpa perlu ke toilet.

3. Beli Tiket Sebelum Hari Keberangkatan

Memang benar, sebagian besar pelayaran bisa dibeli di hari keberangkatan. Pun  Namun lebih baik belilah satu atau dua hari sebelumnya. Atau jauh hari misal untuk tiket Ferry antar propinsi bila hendak mudik.

Sebisa mungkin hindari jugai peak season dadakan, misalnya long weekend yang berakibat pada habisnya tiket.

Selain itu agar bisa memilih posisi yang nyaman. Saat saya masih memberikan ASI, saya cenderung memilih posisi dibagian depan sekali karena lebih sedikit ABK berlalu lalang.

Ada banyak kapal kecil yang tidak melakukan sistem penomoran kursi. Jadi siapa cepat, dia dapat. Orang tua yang membawa anak, harus ligat, sat set langsung duduk saja.

4. Awasi Anak Selama Perjalanan

Waspada selalu menjaga anak-anak. Dimulai dari ponton yang tetap bergoyang seiring gelombang hingga ketika naik ke kapal. Gendong saja anak bila kemampuan jalannya belum mantap benar.

Setelah naik, jika bisa berjalan-jalan di kapal atau naik ke dek, jangan lepaskan dari pandangan.

Apabila kapal yang dinaiki cukup padat, tandai posisi pintu dan pindai dimana lokasi pelampung darurat. Karena tidak semua meletakkannya dibawah kursi seperti pesawat terbang. Ada juga kapal yang menjadikan satu dibagian rak kabin yang berada diatas kepala.

5. Pujilah dengan Tulus

Bila perjalanan telah berlangsung, berilah pujian pada anak. Agar rasa percaya dirinya tumbuh dan bersemangat untuk mengikuti perjalanan berikutnya.

Demikianlah tips berdasarkan pengalaman Saya membawa anak-anak. Sebagai pertimbangan terakhir, bila cuaca kurang bersahabat Saya biasa menunda perjalanan (dengan catatan tiket yang dibeli open tiket dan tidak ada kepentingan yang urgen).

Teman pembaca ada yang sudah pernah membawa anak naik kapal? Sharing pengalaman yuk di kolom komentar.

👌❤️👌❤️👌

Diclaimer : tulisan ini telah tayang dengan judul yang sama di situs parenting Rockingmama tahun 2017. Namun karena situs tersebut sudah tidak eksis, saya muat ulang dengan beberapa revisi.