Apa Yang Sebaiknya Kita Lakukan Ketika Tinggal di Wilayah Rawan Gempa?

 

Apa-yang-harus-dilakukan-tinggal-diwilayah-rawan-gempa

Sejak pindah ke Kampung halaman, yang lokasinya cukup berdekatan dengan Patahanan Bengkulu, Teluk Semangka Lampung dan Gunung Anak Krakatau, Gempa Bumi kerap Saya rasakan. Mulai dari terasa getaran halus yang hanya menggoyang air di gelas hingga yang cukup kencang menggetarkan kaca jendela dan pintu seperti sedang didobrak.

 Mungkin karena Saya tinggal di Ruko yang membuat goyangan semakin terasa selaras dengan tinggi bangunan. Syukurlah sejauh ini Saya dan keluarga dalam keadaan baik-baik saja.

Tak ayal secuplik berita dari rekan Blogger Cianjur, Teh Okti cukup membuat hati mencelos. Beberapa saat yang lalu, Cianjur mengalami Gempa Bumi dengan dampak yang signifikan.

Apa Yang Sebaiknya Kita Lakukan Ketika Tinggal di wilayah rawan Gempa?

Setiap keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sebaiknya paham mengenai mitigasi bencana.

Mitigasi Bencana ialah segala upaya mulai dari pencegahan sebelum suatu bencana terjadi sampai dengan penanganan usai suatu bencana terjadi. 

Benar, hal ini merupakan salah satu bentuk dan tanggung jawab pemerintah sebagai stakeholder dan pemangku kebijakan. Namun alangkah baiknya setiap anggota masyarakat pun paham dan mengaplikasikannya dalam keseharian, yaitu :

1. Budgetkan Hunian Tahan Gempa

Mengapa di Indonesia atau negara berkembang lain jatuh korban jiwa lebih banyak saat terjadi bencana alam Gempa Bumi? Selain karena faktor topografis alam, penyebabnya ialah karena banyak yang abai dalam mempersiapkan bangunan tahan Gempa.

Mungkin bagi yang tinggal di kota besar, banyak yang mulai melek informasi. Bangunan khususnya pencakar langit telah melalui serangkaian perencanaan yang matang untuk menghadapi getaran. Developer perumahan tapak pun mulai ada yang concern. Biaya dari segi desian, material, jasa tukang yang berujung harga jual menjadi lebih tinggi, sesungguhnya bisa menjadi poin value yang ditawarkan.

 Nah, bagi yang masih menggunakan jasa tukang tradisional sebenarnya ada satu trik yang dibocorkan oleh Uwak Saya, seorang tukang profesional dengan pengalaman lebih dari 50 tahun. Ketika ada yang meminta tolong dibangunkan rumah atau rumah toko (ruko), Uwak Saya selalu menyarankan dengan penuh penekanan agar konstruksi rumah dilebihkan satu tingkat.

Misalnya begini, bila akan membangun rumah satu lantai, konstruksi yang dibangun sesungguhnya setara dengan bangunan dua lantai. Dimulai dari kekokohan pondasi hingga berlanjut hingga ke pancang dan tiang penyangga serta tembok. Selanjutnya bagian atap menggunakan bahan yang paling ringan.

Memang akhirnya Uwak saya terkenal sebagai tukang yang 'mahal'. Modal membeli material bangunan lebih tinggi daripada tukang lain. Disisi lain, bangunan karyanya terkenal kuat bahkan terbukti minim retakkan hingga puluhan tahun. Sehingga dari mulut ke mulut tetap banyak yang mencari jasanya.

2. Siapkan Tas Siaga Bencana

Saya selalu meletakkan barang berharga terutama dokumen penting dalam tas ransel yang mudah diambil sewaktu-waktu.

Selain itu ada tas Siaga Bencana, yang berisikan :

  • Pakaian Ganti, handuk dan alat ibadah
  • Obat-obatan Pribadi dan P3K
  • Personal care semacam sabun dan sikat gigi
  • Uang
  • Air dan Makanan Kalengan
  • Senter atau Lampu Emergency
  • Ponsel dan Charger
  • Peluit dan masker
  • Sleeping bag atau alas tidur 

3. Hafalkan Letak Jalur Evakuasi

Meski tinggal di rumah sendiri, hafalkan posisi jalan keluar dan alternatifnya. Termasuk konsisten meletakkan anak kunci pintu dan gembok. Asumsikan meski lampu sedang padam, dalam keadaan gelap pun kita tetap bisa keluar rumah.

Ketika sedang menginap di hotel / penginapan, pelajari skema gedung dan jalur evakuasi yang biasanya ditempelkan di balik pintu masing-masing kamar.

Di sekolah dan tempat kerja pun sebaiknya dilakukan simulasi bencana alam agar segera bisa menuju titik kumpul (assembly poin) yang aman. 

4. Ikhtiar Saat Sedang Terjadi Gempa

Melansir dari Pusat Krisis Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, beberapa hal yang dapat kita lakukan ialah :

  • Melindungi kepala dengan menggunakan bantal atau helm, atau berdirilah di bawah pintu.
  • Berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang dimungkinkan akan jatuh seperti atap atau benda berbahaya lainnya.
  • Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng atau material lain. Tetap lindungi kepala anda dan segera menuju ke lapangan terbuka.
  • Jangan berdiri di dekat tiang, pohon atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh.
  • Kenali bagian bangunan gedung atau rumah yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan untuk berlindung.
  • Ikuti instruksi evakuasi dari pengelola, penjaga, atau petugas yang berwenang.
  • Pilihlah menggunakan tangga darurat untuk melakukan evakuasi keluar bangunan. Apabila sedang berada di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk melakukan panggilan kepada pengelola gedung.

5. Berdoa dan Berserah Diri Pada Allah SWT

Last but not least, sebagai mahkluk fana yang lemah hanya kepada Allah SWT lah kita berdoa mohon perlindungan dan berserah. Takdir, terutama bala dan maut dapat terjadi kapan saja dan bagaimana pun caranya. Yang penting kita telah berupaya semaksimal mungkin melindungi diri dan keselamatan anggota keluarga.

Apabila nahas sudah terjadi, berusaha untuk ikhlas. Ikuti arahan dari pemerintah dan pihak berwajib. Bila harus berkumpul di tenda evakuasi, demi keamanan bersama harus dituruti. Jangan lah beralasan demi menjaga harta benda dari penjarahan atau hal tak diinginkan lainnya, kita malah mencelakai diri saat Gempa susulan datang. 

❤️❤️❤️❤️❤️

Nah, demikianlah secuil ikhtiar berdasarkan pengalaman saya berkaitan dengan Gempa Bumi. Teman Pembaca adakah informasi tambahan lainnya? Silahkan tinggalkan komentar di kolom yang tersedia ya