Belajar Masak Resep Rahasia Mertua
Hai assalamualaikum
Kali ini saya ikut #Blogspedia15DaysWritingChallenge. Di hari kedua, temanya cukup menarik. Mengulik resep rahasia keluarga. Sebenarnya salah satu resolusi saya tahun ini ialah ingin mengembangkan akun berbagi resep saya baik di sosial media maupun di aplikasi memasak populer.
Sayangnya, 2023 sudah mau masuk di bulan ketiga belum terwujud sepenuhnya. Ada saja halangannya, tapi alasan utamanya, ternyata sesenang-senangnya saya melakukan dua hal bersamaan, saya merasa agak ribet untuk memasak sambil mendokumentasikannya.
Sementara dalam sharing resep, foto dan atau video memasak yang mumpuni merupakan salah satu poin penting. Saya benar-benar salut sama yang namanya food vlogger dan para konten kreator yang sering sharing kegiatan masak.
Balik ke tema, setiap keluarga pasti punya resep menu makanan yang biasa dimasak pada saat berkumpul keluarga di hari-hari istimewa. Keluarga saya sendiri setiap tahunnya sudah pasti ada tradisi untuk memasak ketupat, pempek dan lain sebagainya. Kisahnya sudah pernah saya ceritakan di blog ini dalam suatu postingan terdahulu.
Nah, kali ini saya ingin mengenang kembali resep favorit dari keluarga baru saya. Iya, saya yakin setiap perempuan yang sudah menikah tentunya akan berusaha untuk bisa memasak menu favorit dari keluarga suaminya
Bukannya karena takut dijulitin mertua ya hehehe.. Justru ibu mertua saya itu baik banget dan beliau dengan sukarela mengajarkan saya banyak resep-resep makanan favorit di keluarga suami.
Posisinya memang setelah menikah, Sayalah yang ikut ke rumah mertua. Saat itu Bapak mertua telah tiada dan Mamak -begitu beliau biasa dipanggil - sedang mengalami sakit. Jadilah aktivitas Mamak memang lebih banyak berada di rumah saja.
Menu masakannya sebenarnya tidak aneh-aneh, perpaduan antara dari resep masakan Jawa, asal keluarga suami dan Melayu Kepulauan Riau, di mana kami menetap saat itu.
Meski saya berasal dari keluarga yang berdarah Palembang - Chinesse tapi karena lama tinggal di Pekanbaru dan Semarang, sebenarnya sebagian besar dari menu tersebut, sudah pernah Saya praktekan sebelumnya.
Cuma tetap ada beberapa perbedaan. Sesuai pameo Dimana Bumi Dipijak di Situ Langit Dijunjung. Ikan Asam Pedas yang biasa dimasak di Pekanbaru biasanya menggunakan bahan utama ikan sungai, misalnya ikan Patin atau Baung. Dengan cita rasa dan aroma perpaduan rempah dan asam dari asam kandis. Tambahkan daun kunyit sebagai garnish. Kuahnya berwarna kuning ke orange-nya dan cenderung sedikit lebih encer.
Kadar pedasnya tidak setajam Asam Padeh ala Minang. Karena Cabai yang digunakan ialah Cabai segar, bumbu bisa ditumis ataupun langsung dimasukkan saja ke dalam kuah.
Sementara Ikan Asam Pedas yang biasa dimasak di Belakang Padang itu kuahnya berwarna lebih merah karena menggunakan Cabai kering dan asamnya bisa menggunakan Beimbing Wuluh. Karena Cabai kering itu ada hint rasa langu, maka bumbu Asam Pedas Kepri selalu harus ditumis terlebih dahulu. Kadar pedasnya pun cukup lumayan, karena masih ditambahkan lada hitam yang ditumbuk kasar.
Satu lagi meski berbahan dasar ikan laut, mereka masih menambahkan terasi ke dalam kuahnya sehingga rasanya terasa lebih pekat.
Oh ya, ikan yang sering digunakan ialah ikan Dingkis, Sembilang, Lobam atau Tenggiri. Masing-masing ikan punya cita rasa khas tersendiri. Khusus ikan Dingkis harganya akan meningkat drastis bila menjelang musim Imlek, per kilonya bisa di atas Rp 100.000,- apalagi yang berukuran besar dan sudah ada telurnya. Karena dipercaya ikan Dingkis akan membawa keberuntungan menjadi salah satu hidangan yang wajib ada di saat Imlek dirayakan.
Asam Pedas Ikan Khas Kepulauan Riau
Bahan :
- 500 gr ikan
- Satu batang serai
- Satu bungkus kecil terasi
- 5 - 6 belimbing wuluh berukuran kecil, belah dua, buang bijinya
- Lada hitam tumbuk kasar, sesuai selera,
- Garam
- Air secukupnya
- Minyak Goreng untuk menumis
- Daun kari
- Nanas mengkal, bersihkan dan potong (optional)
Haluskan:
- Empat siung bawang merah
- Tiga siung bawang putih
- Satu ruas jahe
- Satu ruas kunyit
- 10 cabai kering, seduh sebentar dengan air panas
Cara Membuat :
- Bersihkan ikan dengan seksama, pastikan ikan tidak pecah empedu kemudian kucuri ikan dengan air jeruk nipis.
- Tumis bumbu halus hingga aromanya wangi kemudian tambahkan serai, lada hitam, terasi, tambahkan air:.
- Setelah air mendidih masukkan ikan kemudian kecilkan api sampai bumbu meresap pada ikan, menjelang diangkat tambahkan belimbing wuluh dan taburi daun kari serta nanas.
Tambahan daun kari akan membuat aroma semakin sedap. Apalagi bila ada nanas yang segar. Air yang digunakan juga jangan terlalu banyak agar kuah lebib pekat.
Sayang, saya tidak ada dokumentasinya nih. Teman pembaca yang penasaran akan rasa Ikan Asam Pedas khas Kepulauan Riau, bisa mencobanya ketika berwisata ke kawasan ini. Banyak kedai atau Restoran Melayu yang menjajakannya. Jangan lupa baca dulu tips berwisata kuliner dari rekan saya, seorang Blogger Surabaya.
Perbedaan resep lain yang biasa saya masak ialah Ayam Kecap. Ayam Kecap yang biasa saya masak lebih tepatnya disebut sebagai Semur, kuahnya lebih banyak dengan aroma Bawang Bombay. Sementara selera keluarga suami saya, Ayam Kecap yang bercita rasa pekat dan kental.
Ayam Kecap
Bahan :
- 500 gram Ayam, bersihkan, potong sesuai selera
- 100 ml kecap manis
- Satu ruas jari Kayu Manis
- 1 - 2 Bunga Lawang
- 4 - 5 Cengkeh
- Satu jempol gula merah sisir halus
- Garam
- Air
- Minyak goreng
Haluskan
- 4 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 2 butir kemiri
Cara memasak:
- Bersihkan ayam saya biasa membuang seluruh kulitnya agar tidak amis kemudian kucuri dengan jeruk nipis dan garam
- Tumis bumbu halus hingga wangi tambahkan bunga lawang cengkeh dan kayu manis.
- Masukkan ayam, tumis terus dengan bumbu hingga airnya keluar. Tambahkan kecap dan aduk hingga warna ayam berubah kehitaman
- Koreksi rasa tambahkan garam, gula merah atau penyedap rasa.
Mamak bercerita, Cengkeh yang digunakan kerap kali ialah Cegkeh yang dipetik dari halaman sendiri. Memang ada sebatang pohon Cengkeh yang kelihatannya sudah tua dan nyaris mati tumbuh di bagian belakang rumah.
Sesungguhnya saya sendiri belum pernah melihat tanaman Cengkeh, apalagi bunganya. Selama enam tahun tinggal di rumah itu saya seringkali menyirami pohon tersebut, tetapi tetap saja terlihat nyaris mati. Anehnya beberapa hari menjelang kepindahan Saya dan keluarga ke Muaradua, pohon Cengkeh itu berbunga. Seolah-olah hadiah perpisahan buat Saya.
Demikianlah dua resep rahasia keluarga suami yang bisa bikin suami dan anak saya makannya auto nambah. Sebenarnya ada beberapa resep lain yang diajarkan. Sayangnya kebersamaan saya dengan Mamak hanya sebentar. Menjelang usia pernikahan kami yang kedua, beliau juga menyusul bapak, keharibaanNya. Semoga ilmu yang bermanfaat ini dapat menjadi salah satu ladang pahala jariyah baginya
Alfatiha untuk Mamak Suemi binti Ali Masykur ..
15 komentar
Wah yang dimasak ikan laut, tapi sebagai bumbunya masih ditambah terasi, makin kuat nih citarasanya
Tapi dengan rasa asam segernya dapat ya kak. Pingin coba langsung rasanya
Bikin ah untuk Ramadan, pasti segar ya?
Senang dapat resep rahasia turunan begini.. Jadi makin disayang suami. Uwwu~
Doa yang terbaik untuk Ibunda.
Aku beberapa kali masak resep keluarga, ujung-ujungnya kudu sering berlatih sih.. Kaya gak bisa sekali jadi. Heuheuu~
Bagian per-dapuran ini membutuhkan konsistensi sekali, memang. Dan mencontek resep Ikan Asam Pedas, rasanya kebayang so yummii~