Blogspedia 15 Days Writing Challange : It's A Wrap

 



Hai Assalamualaikum

Terasa, nggak terasa, ternyata saya berhasil menuntaskan Blogspedia 15 Days Writing challenge ini.

Alhamdulillah ada rasa haru, tibalah waktu berpisah dengan sesuatu yang mulai terbentuk sebagai aktivitas harian yang produktif. Selama dua Minggu challenge ini, saya konsisten menulis antara pukul sepuluh malam hingga detik-detik pergantian hari .

Sejujurnya saya tempat maju mundur apakah ingin serius atau tidak. Saya memberikan waktu pada diri sendiri untuk berpikir dan memantapkan niat untuk benar-benar berkomitmen.

Setelah saya pertimbangkan Saya justru mengambil challenge ini sebagai alasan memacu diri untuk kembali semangat menulis.

Iya, saya mengikuti challenge ini justru karena bisa dibilang saya sedang mengalami writer slump. Sesuatu yang seharusnya segera saya cari jalan keluarnya, mengingat saya memiliki tunggakan menulis di satu grup blog lainnya. Apalagi kegiatan menulis bareng sekali seminggu ini sudah berjalan setengah jalan dari total ada 40-an peserta yang ikut. Sungguh tidak adil rasanya bagi mereka apabila tiba-tiba saya mangkir.

Setelah saya cek lagi catatan saya dari grup tersebut, ternyata tidak tanggung-tanggung, saya telah terlambat mengumpulkan hasil tulisan sebanyak 12 putaran alias sekitar tiga bulan lamanya.

Sebenarnya saya sadar, murni kesalahan saya tidak bisa membagi waktu dengan baik, tetapi kalau mau dicari-cari dengan seksama sebenarnya ada dua penyebab utama, yaitu :

1. Anak Bungsu Sedang Belajar Berjalan

Anak bungsu saya, dua-tiga bulan terakhir sedang berlatih berjalan. Tahu sendiri kan, anak-anak kalau baru belajar jalan itu gimana. Masih sering oleng sana-sini, nabrak dan jatuh jadi rasanya tidak tega untuk ditinggalkan. Saya masuk dalam mode mengawasi penuh. 

Ketika si adik tertidur, Saya masih harus menyiapkan atau mengerjakan banyak pekerjaan rumah tangga plus ngonten lainnya. Pun di malam hari di mana Saya biasanya lebih produktif ternyata saya sudah kelelahan dan segera ingin tidur.

Oh ya, sejak mampu berjalan anak saya semakin aktif bergerak ke sana-sini, termasuk berusaha meraih barang dari atas meja kerja saya. Setiap ia melihat saya membuka laptop, rasa penasarannya akan semakin menjadi-jadi. Demi memperkecil resiko agar laptop saya tidak jatuh atau rusak beneran (maklum, laptopnya juga sudah uzur), akhirnya saya seringkali mengalah dan membatalkan keinginan untuk menulis.

2. Lebih Aktif Ngonten di Sosial Media

Berawal dari blog, saya mendapatkan tawaran mempromosikan dengan cara memposting video pendek di salah satu sosial media saya. 

Awalnya sebenarnya saya ingin menolak. Sebab salah satu hal yang sebisa mungkin saya hindari selama bertahun-tahun ialah mengedit video.

Saya cukup menyenangi dunia potret memotret termasuk merekam video. Namun entah mengapa saya tidak menyukai bagian editingnya.

 Sebenarnya saya sempat berlangganan premium aplikasi pengedit video profesional selama dua tahun. Lucunya meski bayarannya sangat mahal -kalau di kurskan ke rupiah di sekitar Rp 700.000 per tahun- Saya hanya mengedit beberapa video saja untuk kepentingan promosi sekolah di mana tempat saya mengajar saat itu. 

Keinginan anak sulung saya untuk membuat channel YouTube pun Saya tolak mentah-mentah. Bagi saya, mengedit video terlalu memakan waktu dan membuang energi.

Ternyata di saat yang bersamaan salah seorang murid saya yang kini telah menyelesaikan perkuliahan, sangat rajin memposting video pendek hasil karyanya di status WhatsApp. Dari sana saya mulai tertarik dan banyak bertanya. Kemudian dia merekomendasikan salah satu aplikasi editing video yang gratis tapi dengan kemampuan cukup baik, CapCut.

Jadilah posisi kami berbalik, Ia saya dapuk sebagai guru yang mengajari saya jarak jauh mengenai editing video di ponsel. 

Ternyata hasilnya cukup lumayan dan Saya justru jadi merasa ketagihan.

Qodrullah, di waktu berdekatan, ada salah satu manajemen talent sosial media yang menyapa saya melalui direct message di Instagram. Menawarkan saya untuk bergabung menjadi anggota di manajemen mereka. Buat saya ini semacam petunjuk dari yang Maha Kuasa, jadi ya saya ikuti saja alurnya.

Alhamdulillah, setelah bergabung, kesempatan untuk menerima endorse semakin meningkat. Dalam kurun waktu tersebut Saya menerima kiriman cukup banyak paket mulai dari skin care, makanan, produk mom dan baby dan lain sebagainya. 

Saking senangnya, kadangkala Saya sampai tidak memikirkan besaran fee yang akan diterima apakah cuan atau tidak. Yang penting Saya justru menerima sebagai cara untuk melatih kemampuan saya merekam dan mengedit video.

Saya pun kembali aktif di grup saling support. Suatu grup WhatsApp atau Telegram yang berisi para influencer untuk saling memberikan dukungan di sosial media. Semakinlah waktu saya tersita, karena semuanya saya kerjakan sendiri. Paling hanya satu dua kali minta bantuan suami atau anak sulung saya.

Saya harus menyiapkan konsep konten, eksekusi foto atau shooting, editing sampai setelah di posting pun masih harus dicarikan dukungan tambahannya. Maklumlah masih masuk dalam kategori influencer pemula. 

Untungnya saya beneran daftar dan ikut berpartisipasi dalam Challange ini. Malah jadi double serunya, karena saya harus mencocokan dua tema dari dua grup yang berbeda dalam satu tulisan. Rasanya skill cocoklogi saya juga meningkat nih, Hoahaahaha

Plusnya lagi, dari mengikuti challange ini, saya menemukan satu metode menulis yang menurut saya cukup cepat. Bila selama ini saya terbiasa menulis dengan menggunakan laptop, akhirnya saya memasang aplikasi Gboard. Keyboard besutan Microsoft ini memiliki aplikasi speech to text. Jadi saya cukup mendiktekan saja apa yang ingin saya tulis dan langsung dikonversi menjadi tulisan.

Hasilnya barulah saya edit bisa di laptop maupun langsung di smartphone yang sama. Setidaknya saya selalu berhasil mengumpulkan link tulisan dan postingan di Instagram menjelang hari berganti.

Ohya, saya ingin urun saran sedikit, nih. Ada banyak sekali tulisan dari teman-teman lain yang terlihat menarik dan ingin saya baca. Sayang nya belum sempat dan lagi pula karena saya kan melihatnya dari hashtag, sementara tidak semua mencantumkan link blog di profil Instagram. Jadi saya atau mungkin para calon pembaca lain agak kesulitan untuk menemukan tautan tulisan yang ingin dibaca tersebut.

Saran saya, sebaiknya di kesempatan tantangan yang akan datang dibuatkan satu grup WhatsApp atau Telegram. Dimana kami para peserta bisa sharing dan saling memotivasi. 

Bagaimanapun juga, saya ingin berterima kasih kepada Blogspedia, ketua dan para pengurus yang telah menggagas kegiatan ini. 

Sebagai bonus ada satu pantun penutup :

Alhamdulillah, tibalah kita di garis finishnya

Setelah lima belas hari menulis blog memakai hati,

Sukses dan Maju Terus Blogspedia,

Kelak ada Challange lagi, bolehlah saya berpartisipasi