Yuk, Bersama Jaga Kelestarian Laut



 Tema hari ke-13 ialah bagaimana cara menjaga kelestarian bawah aut

Melanjutkan kisah saya yang pernah tinggal di daerah kepulauan, sebenarnya sekain keindahan alam, ada beberapa hal yang justru membuat hati saya terasa miris.

Saya sejak kecil sudah ditanamkan disiplin untuk terbiasa membuang sampah pada tempatnya, harus menerima kenyataan bahwa masih banyak yang merasa membuang sampah ke laut itu adalah hal yang normal dan wajar.

Kebingungan saya itu semakin menjadi-jadi tak kala anak saya lahir. Sebisa mungkin Saya ingin menanyakan value yang sama, bahwa kita harus buang sampah pada tempatnya. Namun tak kalah anak saya sedang bersama signifikan other yang lain, mereka seringkali dengan gampang memerintahkan anak saya untuk membuang sampah terutama ke laut. Karena Belakang Padang dang itu pulangnya memang sangat kecil dan sebagian besar rumah warga berada di atas lautan.

Rumah dibuat dengan tiang-tiang pancang menyerupai rumah panggung. Bahkan sebagian besar dari rumah-rumah ini tidak memiliki jamban yang memadai. Padahal setahu saya sejak tahun 80-an pemerintah telah sangat mencanangkan bahwa minimal rumah-rumah memiliki sarana MCK standar. Kakus alias toilet sebaiknya yang memiliki bentuk leher angsa. Isinya ialah agar kotoran dan segala macam bakteri yang terdapat di dalamnya tidak dapat keluar kembali serta tidak menjadi sumber penyakit.

Nah dengan kebiasaan mereka yang langsung membuang hajat ke dasar lautan dengan cara tidak langsung hal ini membawa faktor risiko. Apalagi bagi yang rumahnya berada di lokasi pasang surut air laut. Bisa dibayangkan tatkala air laut surut artinya -maaf- kotoran akan jatuh di tanah pasir dan mengeluarkan Aroma tak sedap dan ancaman penyakit.

Sayangnya, kebiasaan negatif yang telah berlangsung secara turun temurun ini, mengubahnya tidak bisa seolah dengan membalikkan telapak tangan.

Dari para blogger eco squad yang direkrut oleh sebuah platform blogger perempuan, saya lmemahami bahwa pelestarian alam bawah laut selain dari faktor lingkungan itu sendiri juga sangat dipengaruhi oleh faktor manusia. polutan terbesar berdasarkan artikel bisnis yang pernah saya baca berimbang antara sampah sehari-hari dan limbah industri.

Upaya yang perlu kita lakukan agar bawah laut kita tetap terlindungi ialah antara lain dengan cara :

1. Mengedukasi anak-anak sejak dini

Ajarkan anak-anak hal yang paling sederhana yaitu Mengurangi pemakaian plastik atau hal-hal lain yang bisa menjadi sampah, menerapkan konsep reduce, reuse dan recycle dan membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya dan tidak mengotori lingkungan melakukan tindakan vandalisme.

Sehingga, diharapkan ketika mereka tumbuh besar, mereka jadi agen perubahan. Mulai dari diri sendiri dengan tidak menambah polutan dan kelak ketika mereka melakukan snorkeling pun mereka tidak berkeinginan untuk merusak biota dasar laut. Bahkan diharapkan mereka mampu mengajak generasi yang lebih tua untuk mulai bertindak benar mi kelestarian lingkungan hidup.

2. Menjaga kelestarian hutan Mangrove

Banyak sekali hasil penelitian yang mengatakan bahwa ekosistem mangrove sangat berperan penting. Apabila di suatu wilayah kawasan mangrove nya masih terpelihara dengan baik maka ekosistem bawah lautnya pun bisa dibilang tetap terjaga.

Contohnya di belakang Padang. Ketika hutan mangrove yang mengelilingi pulau kondisinya lebih baik daripada saat ini, lebih mudah untuk menemukan hasil laut yang dapat dikonsumsi misalnya udang kepiting dan lain sebagainya

3. Pendukung gerakan yang mampu mengurangi sampah menuju lautan

Ada satu gerakan di Pulau Dewata Bali yang menurut saya sangat menarik. Gerakan tersebut dinamai sungai watch di mana diprakarsai oleh seorang asing yang ternyata justru sangat mencintai Indonesia.

Jadi beliau berinisiatif untuk membuat semacam jaring pengaman di sungai-sungai yang ada di Bali. Jaring ini sedikit berbeda dengan jaringan lain karena hanya berbentuk seperti pelampung yang mengapung di bagian atas dari sungai sehingga yang tersangkut hanyalah sampah plastik yang umumnya mengapung.

Ada satu atau dua orang petugas yang setiap harinya membersihkan tumpukan sampah tersebut. Hasilnya memang luar biasa dengan mencegah sampah dari sungai mengalir ke laut maka turut mengurangi jumlah polutan di dasar lautan.

saya berharap, gerakan ini mampu diadaptasi dan segera dilaksanakan di seluruh kawasan Indonesia

4. Meningkatkan pengawasan pada regulasi

Sebenarnya telah ada beberapa regulasi yang mengatur tentang masalah kelautan di Indonesia.

Namun pernyataannya pelaksanaannya masih banyak yang belum optimal.

Sebaiknya pesan terhadap pelaksanaan regulasi tersebut ditingkatkan misalnya yang berhubungan dengan kelautan, agar orang tidak dengan mudah menggunakan cara-cara yang berbahaya dalam mengumpulkan hasil lautan. Misalnya memasang pukat harimau atau alat peledak.

5. Memberi apresiasi kepada orang-orang yang berjasa pada lingkungan

Sejauh ini menurut pendapat saya pemerintah kurang memberikan apresiasi kepada orang-orang yang telah berjasa di bidangn lingkungan hidup.

Penghargaan seperti kalpataru atau penghargaan lain misalnya satu Indonesia oleh Astra menurut saya mampu meningkatkan semangat untuk semakin memberikan sumbangsih nyata pada lingkungan hidup.

6. Menjalankan konsep pariwisata yang bertanggung jawab

Dengan semakin maraknya dunia pariwisata saat ini sebagian besar mau konsep pariwisata yang ramah lingkungan.

Terutama yang memang mengeksplorasi wisata bahari.

Bagaimana pun juga kita harus memulai usaha menyelamatkan lingkungan dan lautan dari diri kita sendiri. Dimulai dari hal-hal kecil misalnya mengurangi pemakaian pasti, zat kimia dengan memilih deterjen yang organik, mengolah sampah dengan lebih bijak dan lain-lain sebagainya.