Moment Lebaran Tak Telupakan

 

lebaran-tak-terlupakan

Day 28 : Momen Lebaran Tak Terlupakan

Sebenarnya setiap lebaran itu momen yang sangat menyenangkan. Saya yakin, setiap muslim akan tergetar hatinya saat mendengar kumandang takbir menggema. 

Namun ternyata dalan perjalanan kehidupan saya ada satu lebaran yang tak telupakan, justru karena nuansanya membawa kenangan yang terasa bitterweet.



Lebaran tahun 2015 kami rayakan dengan formasi lengkap bersama Andika. Dika adalah adik sepupu saya yang sudah ditinggalkan ibunya sejak balita. Ibunya adalah adik dari ayah saya, Ibung begitu saya biasa memanggilnya.

Kedua orangtua saya mengajaknya tinggal bersama dan kami dibesarkan layaknya kakak adik. Sebenarnya bukan hanya Dika sepupu yang pernah tinggal bersama kami. Total ada dua puluh dua orang yang pernah diajak ayah dan ibu tinggal namun semuanya sudah mandiri dan Dika adalah sepupu penghuni terakhir. hehhee 

Selang hampir setahun sejak kami berfoto ini, Dika diajak kakak kandungnya untuk melanjutkan sekolah di Jogjakarta. Saat itu sebenarnya dia naik ke kelas dua SMA di sebuah sekolah berbasis pesantren modern di Batam. Namun sesampainya di Jogja, dia memilih mengulang dari awal di sebuah SMK. Ketika lulus, Dika berniat pulang nammun terhalang pandemi. Jadilah sekarang kami hanya dapat bertukar kabar melalui video call.

Selain lebaran kami terakhir bersama Dika. Sebenarnya kami melalui lebaran tersebut dalam keadaan galau. Meski terlihat ceria, sesungguhnya dua hari sebelum lebaran, saya dan Ziqri serta diantar ibu dan adik baru kembali dari Malaysia. Ziqri menjalani biopsi diusia sebelas bulan untuk mengambil sample jaringan dari bawah ketiaknya. Dan hasilnya baru akan bisa kami ketahui lima hari setelah lebaran. 

Bisa dibayangkan campur aduknya perasaan kami sekeluarga kala itu. Tapi setelah dikenang lagi, saya sendiri sebenarnya sudah sampai titik pasrah seandainya pembengkakan kelenjar tersebut merupakan tanda keganasan. Apapun hasilnya akan saya syukuri. Lebih cepat diketahui, lebih baik pikir saya. 

Alhamdulillah, ternyata hasilnya baik-baik saja. Kami lega dan bahagia, Kini, nyaris enam tahun berlalu. Sejujurnya saya masih agak trauma dengan pengalaman tersebut dan hanya sedikit sekali membagikannya pada teman di dunia maya. Saat itu, saya hanya memohon bantuan do'a di Media Sosial Path yang memang isinya terbatas teman yang terhitung dekat.


 Kalau teman-teman, apa sih pengalaman lebaran yang paling berkesan??