Berkenalan Lebih Dekat Dengan Home Education / Pendidikan Berbasis Rumah

Pendidikan berbasis rumah


Hai Assalamu'alaikum

Istilah Home Education atau Pendidikan Berbasis Rumah sekarang sudah semakin akrab di telinga para orang tua Indonesia. Sebenarnya ini bukan merupakan suatu hal yang baru banget. Setiap orang tua pada dasarnya berusaha menanamkan nilai-nilai pendidikan yang diawali dari kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan di rumah.

Sudah menjadi suatu kewajiban dari orang tua untuk mendidik keluarganya, terutama anak-anaknya. Ada sebentuk tanggung jawab moril dan tentunya harus didukung juga dengan kemampuan material dari orang tua.

Ditambah lagi dalam Islam juga mengutamakan sekali hal ini. Ada hadist yang bersabda bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi para putra-putrinya.

Tujuan besarnya tentunya untuk mendorong putra-putri kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Sebagai generasi penerus agama, bangsa dan negara.

Selain itu bagi si anak sendiri tentunya bermain sambil belajar juga menstimulasi mereka untuk mencapai milestone perkembangan anak. 

Lingkup perkembangan anak antara lain dari segi :
A. Agama dan moral
B. Fisik  / Motorik
C. Kognitif
D. Sosial Emosional
E. Bahasa

Kegiatan bermain juga bisa menggali bakat terpendam mereka dan mengarahkan mereka kepada apa yang mereka minati. Mendukung pula pencapaian akademis si anak di sekolah, penerapan home education tidak terbatas hanya pada anak yang home schooling saja.

Tentunya pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing keluarga.

Apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk memulai suatu pendidikan berbasis rumah atau Home Education?

1. Kedua Oang Tua Harus Sepakat

Diawali dengan niat untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya, kedua orang tua pun harus sepakat bahwa pelaksanaan home education ini merupakan tanggung jawab dan butuh kerjasama.

Sehingga dalam pelaksanaannya kelak tidak ada satu orang tua pun yang akan merasa terlalu dibebani dengan pelaksanaan home education. Sebaliknya, jangan pula orang tua lepas tanggung jawab dengan berbagai macam alasan katakanlah sudah capek melakukan aktivitas mencari nafkah.

2. Kuatkan Bonding Dengan Anak

Sebaiknya sedari lahir pun orang tua berusaha untuk merekatkan bonding dengan anak.

Anak yang merasa memiliki kedekatan orang tua akan lebih mudah menangkap dan menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui permainan. Orang tua yang memiliki bonding yang erat dengan anaknya dapat dengan mudah membaca mood anak kapan Ia merasa kelelahan atau malah overwhelmed akibat terlalu banyak stimulasi yang diperolehnya.

3. Membuat Jadwal Bermain Sambil Belajar

Sebelum membuat jadwal bermain, sebagai guideline sebaiknya orang tua membuat kurikulum belajar terlebih dahulu.

Acuannya antara lain menggunakan standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STTPA) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun 2014.

Nah, kurikulum ini akan sangat memudahkan kita sebagai pedoman dalam berkegiatan. Kita bisa merencanakan jadwal bermaib selain itu kita bisa menstimulasi kemampuan anak yang belum berkembang dengan lebih tepat sasaran.

Kemudian kita dapat membuat lesson plan dengan beberapa metode home education yang menyenangkan diantaranya:
1. Mendongeng
2. Pretend Play
3. Read aloud
4. Project based learning 
dan lain sebagainya.

Contoh Lesson Plan mingguan sederhana untuk anak saya yang baru berusia satu tahun :

Tema  : Tubuhku
Hasil STPPA yang akan distimulasi : Menunjukkan bagian tubuh yang ditanyakan
Senin : Bernyanyi Kepala Pundak Lutut kaki
Selasa : Membaca buku bergambar anggota tubuh
Rabu : Mencuci tangan dengan pengawasan
Kamis : Bernyanyi Dua Mata Saya
Jum'at : Bercermin

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan Home Education:

1. Bagi Anak

Memang benar home education sudah dapat diterapkan sejak sedini mungkin. Namun alangkah baiknya jika anak sudah dapat mengerti dan melaksanakan instruksi sederhana.

 Selain itu anak juga dipersiapkan untuk memahami aturan jadi mulai dibiasakan secara konsisten dalam kebiasaan sehari-hari.

Pahami pula rentang konsentrasi anak yang masih sangat terbatas. Anak berusia satu tahun baru bisa fokus 3-5 menit saja. Berbanding lurus dengan setiap pertambahan usia. Jadi tinggal mengalikan berapa usia anak dengan 3-5 menit.

2. Bagi Orang Tua

Kadangkala di saat kita sudah menyiapkan kegiatan bermain ternyata disaat bersamaan anak sedang tidak memiliki mood yang baik, maka kita dapat menyesuaikan kegiatan tersebut.

Begitupun dengan target pencapaian masing-masing anak itu unik. Bahkan tidak bisa pula dibandingkan antara satu saudara dengan saudara lainnya.

Observasi dan catatlah perkembangan masing-masing anak di satu jurnal khusus. Nantinya dapat digunakan sebagai portofolio anak maupun lembar evaluasi, mana yang masih harus distimulasi

Sebagai orang tua yang memfasilitasi anak dengan kegiatan home education, kita pun harus banyak memperluas khazanah informasi. Banyak membuka situs atau blog homeschooling sebagai referensi kegiatan yang bisa kita adaptasi kan. 

Kita juga bisa bergabung dengan Home Education Centre yang ada di dekat kita. Sharing dengan sesama pegiat pun akan membawa insight baru yang luar biasa.