Recap dan Review Head Over Heels Episode 11
Review Head Over Heels Episode 11
BongSu sangat terkejut mendengarkan tangisan SeongAh. Ia terduduk dan ikut menangis sambil berkali-kali meminta maaf pada sang Shaman. Ia melakukannya demi bertahan hidup.
YeomHwa yang berusaha membuka segel ghaib yang dipasang ibunya, berniat membunuh BongSu/GyeonWoo menemukan kamar tersebut telah kosong. BongSu telah kabur dari jendela.
GyeonWoo yang asli kembali ke alam kenangan. Ia dijumpai oleh serdadu yang lebih kecil, yang menanyakan apakah Ia orang yang baik. GyeonWoo menjawab Ia tak tahu, sementara Si Serdadu bilang Ia adalah orang yang jahat dan menembaknya dengan senapan.
Kembali di rumah SeongAh, YeomHwa memaksa pergi mencari BongSu karena mengkhawatirkan niat Roh Jahat / BongSu. Ia telah menjadi Dewa Jahat, dengan menjadikan ibu mereka nyawa ke 100 yang direngutnya. Namun, Master Bunga menahannya.
"Memangnya Kau bisa apa?" Tanya SeongAh sambil menangis.
"Memangnya Kau bisa apa selain mati bersama BongSu?"
"Lepaskan.." jerit YeomHwa sambil meronta-ronta ingin melepaskan diri.
"Ibuku meninggal karena menyelamatkanmu" SeongAh mengguncang bahunya "Asal Kau tahu, meski membencimu setengah mati, Kau akan kulindungi. Aku bersumpah"
Kata-kata SeongAh membawa keheningan termasuk pada Master Bunga.
Keesokan paginya, YeomHwa berteriak-teriak memanggil Master Bunga. Ia diikat di kamar SeongAh. Ia minta dipanggilkan Peri Surga dan Bumi. Master Bunga akhirnya membuka penutup matanya dan mendengar penuturan YeomHwa bahwa Dewa jahat bukan hanya pemicu malapetaka melainkan perwujudan langsung. Jika Dewa Jahat berdiam dalam dirimu maka akan tanaman disekelilingmu akan layu, hewan musnah bahkan pada akhirnya dirinya akan meninggal dunia. Master Bunga langsung tampak sendu. "Ia tahu, Peri Surga dan Bumi menyadari semuanya."
SeingAh mengajaknya berkencan..di perkebunan tulip, mereka berfoto berdua, membuat tumpukan batu dan membuat permohonan, meniup gelembung balon dan SeongAh makan gulali. Tapi GyeonWoo masih merasa aneh, Ia tak merasakan kehadiran BongSu. Menurut SongAh, si Roh Jahat telah pergi dan melarang BongSu membicarakannya karena kalau dipanggil, justru Ia akan datang.
Di suatu tempat GyeonWoo terbangun. Ia memandang berkeliling dan menyadari wajahnya di kenai pantulan cahaya dari cermin. Ternyata itu SeongAh. GyeonWoo mempertanyakan apakah sekarang sedang bermimpi. SeongAh malah menggodanya, apakah GyeonWoo bertanya demikian karena SeongAh terlihat sangat cantik.
GyeonWoo membelikan SeongAh bebagai jenis minuman botolan karena tak tahu apa yang disukai sang pujaan hati.
SeongAh menatapnya "Kau tak tahu kesukaanku? Kau kesukaanku. Kau cinta pertamaku."
"Kau juga.. " GyeonWoo ingin mengutarakan isi hatinya namun SeongAh memotongnya
"..Dan ini ciuman pertamaku.. " SeongAh mendekap pipinya dan mengecupnya mesra.
GyeonWoo reflek menutup mata dan tak menyadari SeongAh menaburkan garam diatas kepala mereka.
"Aku pasti akan kembali sebelum upacara kelulusan." Bisik SeongAh.
Pemuda itu tertidur dan dengan pelan-pelan diturunkan ke atas kursi taman.
SeongAh mengajak BongSu pergi. Ia terkenang nasihat almarhumah DongCheon, bahwa Ia harus berjalan di depan agar orang di belakangnya bisa mengikutinya. Ia bertekad berjalan di jalan yang benar dan tak menyimpang. Ia akan melindungi BongSu.
GyeonWoo terbangun di taman dan mencari SeongAh yang menghilang.
Selanjutnya JiHo yang menjadi narator. ia menceritakan keseharian mereka setelah sahabatnya itu menghilang. Mereka naik ke kelas 12. Meski tak sekelas, Ia, GyeonWoo, HyeRi, DoYeon, JuSeung, Beom, JinUng dan gengnya tetap makan siang bersama.
JinUng tetap mengadvokasi anti rokok di sekolah, GyeonWoo juara setiap event panah, pelatih Jang dari super excited sampai jadi B aja setiap menerima medali emas.
Suatu hari JiHo mengikuti GyeonWoo ke florist. Ternyata Ia menemui HuiNa. Gadis itu sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. ternyata HuiNa lah yang menyebabkan kebakaran asrama. Ia membenci GyeonWoo karena tak bisa mengaku dan menebus kesalahannya karena GyeonWoo yang mengakui kesalahannya, sebagai gantinya Ia akan menanggung rasa bersalah seumur hidup. GyeonWoo melakukannya karena yakin Ia tak akan melakukan pembakaran bila GyeonWoo tak ada disana. GyeonWoo bilang ini saatnya move on, sudah waktunya mereka untuk bahagia karena GyeonWoo bertemu SeongAh yang mengajarinya bahwa setiap orang berhak bahagia.
HuiNa mengganti namanya menjadi nama asli di ponsel GyeonWoo dan berpesan agar teman pertamanya ini jangan mengangkat telepon darinya lagi.
Inner monolog JiHo yang melihat dari jauh, mengaku tak keberatan jika kedua sahabatnya itu sebenernya bertemu diam-diam karena Ia sangat merindukan SeongAh.
Tibalah hari upacara kelulusan Angkatan 76 SMA Hwamok di tahun 2026. Semua tampak bersuka cita. HyeRi didampingi kedua orangtuanya. DoYeon memfoto semua geng cowok yang memegang buket bunga. Hanya JiHo yang duduk sendiri, Ia sibuk teringat keinginan SeongAh datang di hari kelulusan ini. GyeonWoo datang dan mengajaknya berfoto bersama. Mereka berdebat mengenai perkiraan tinggi SeongAh. Buket bunga di naik turunkan sesuai ingatan mereka masing-masing. Hingga DoYeon menengahi keduanya dan memotret mereka berdua. Setelahnya gadis itu yang sudah berwajah super murung, menangis. Membuat JiHo dan GyeonWoo semakin patah hati.
GyeonWoo meninggalkan buket bunga itu di atap, tempat penuh kenangannya dengan SeongAh. GyeonWoo bertekad kali ini Ia akan mencari Sang Shaman.
Langkah pertama, Ia mendatangi rumah SeongAh. Memandangi altar yang terlihat sepi dan suram. YeomHwa menyapanya, menjelaskan bahwa para Dewa telah pergi termasuk Dewa Peri telah meninggalkan SeongAh dan menduga gadis itu telah tiada. GyeonWoo tak sepakat dan YeomHwa membenarkannya karena jika benar sudah meninggal seharusnya SeongAh datang ke mimpinya dengan berpakaian serba putih. Anehnya setelah ditempeli roh jahat dan Dewa Pelindungnya pergi, SeongAh tak meninggal. Ia khawatir SeongAh akan melakukan sesuatu yang jahat, untuk itu mereka harus segera menemukannya. GyeonWoo bilang SeongAh bukanlah YeomHwa, Ia tak akan memilih jalan kejahatan. Sebelum berlalu, YeomHwa secara tak langsung memberikan Panah milik SeongAh pada GyeonWoo.
GyeonWoo membawa panah tersebut ke kuil Master Bunga. Ia mengancam akan menembak patung Dewa yang terpajang di altar.
Sang Shaman eksentrik sampai berteriak "Hei Handsomesekiya!!🤣🤣 Kau akan menerima hukuman Dewa."
"Sekarang pun rasanya seperti di hukum,"
"Baiklah, baiklah aku paham" Master Bunga memohon agar Ia mau berhenti.
Akhirnya Ia menyerahkan setumpuk jimat namun GyeonWoo hanya memberikan tatapan sinis. Terpaksalah Ia mengeluarkan lebih banyak lagi barulah diterima. Hoahaha.
GyeonWoo bilang ini untuk mencari SeongAh dan lain kali Ia akan mengajaknya datang bersama. Master Bunga seolah tak peduli dan meminta segera pergi.
Nyatanya, sang Master segera menelepon YeomHwa. Wanita itu berniat akan membayar jimat yang diambil GyeonWoo dan tolong berikan lagi ketika Ia datang lagi. Master Bunga bilang uang bukan masalah, yang dia khawatirkan justru apakah tindakan mereka ini adalah benar.
Bibi Pendamping mencoba bertanya pada YeomHwa mengenai rencananya. Ia menuturkan bahwa semakin sering melakukan kejahatan maka Dewa Jahat akan semakin kuat. Ia telah mencari SeongAh lebih dari setahun namun selalu gagal. Ketika nyaris tertangkap, Dewa jahat malah kembali melakukan kejahatan. GyeonWoo masih bisa melihat, mendengar dan berkomunikasi dengan hantu. Jadi dia bisa menemukan SeongAh dengan ikatan yang kuat. Bibi pendamping yakin GyeonWoo akan membantu jika YeomHwa jujur namun YeomHwa bilang agar dewa jahat mati, ia harus membunuh SeongAh. Bibi Pendamping hanya bisa menutup mulutnya dengan horror.
GyeonWoo mengejar Hantu Paman Pemilik Resto Fast Food (yang nyaris menjatuhinya dengan papan reklame). Sesuai ajaran Master Bunga, Ia menempelkan jimat di masing-masing anak panah. GyeonWoo mengancam si Hantu dan menunjukkan foto SeongAh. Darinya Ia mendapat informasi harus mencari Hantu Muka Rata yang mau melayani Dewa Jahat. GyeonWoo mendengarkan nasehat Master Bunga untuk mengejar Hantu Muka rata dengan kekerasan karena mereka akan menurut kepada siapa yang akan memberinya wajah. (Ampun deh, ekspresi GyeonWoo saat membidik si hantu, beda banget dengan saat berkompetisi. Asli keren akting nya Cu Young). Si Hantu berhasil di pojokan di depan rumah berhantu.
Di kamarnya GyeonWoo menempelkan peta Korea Selatan dan menandai semua daerah yang didatanginya. Ia membuat catatan serupa SeongAh saat menyelamatkannya dulu, segala perjalanannya termasuk mengunjungi Master Bunga untuk meminta jimat baru.
Pelatih Jang memarahinya karena sudah dua bulan bolos latihan memanah. GyeonWoo pun terancam dikeluarkan dari asosiasi Panahan Korea Selatan karena beberapa kali tertangkap polisi sedang memanah di gunung tengah malam. GyeonWoo jujur Ia sedang mencari SeongAh yang memberikan ciuman pertama tapi malah menjadikannya perpisahan. Ia sekarang sudah tahu bahwa dunia SeongAh seperti apa dan heran bagaimana gadis itu dulu masih bisa tersenyum sangat manis. GyeonWoo menyesal pernah memaksanya tersenyum. Pelatih Jang bilang Ia paham, gadis itu justru meninggalkanmu tetapi dunia terasa suram. Itulah yang disebut cinta. Itulah efek cinta.
Di saat yang sama Hantu Muka Rata memanggil GyeonWoo dan memberinya info. Diam-diam YeomHwa mendatanginya dan melepas jimat yang dipasang GyeonWoo, meminta agar si hantu mengulang semua info tersebut.
GyeonWoo mengejar Hantu lain di suatu daerah terpencil. Di lokasi tersebut, SeongAh sedang melakukan ritual agar roh bisa menyebrang ke surga dan terlahir kembali sebagai manusia.
YeomHwa mengejutkan SeongAh dengan langsung bertanya mengapa adiknya itu berusaha payah menghibur seluruh korban BongSu padahal Ia bisa mengorbankan dirinya saja kepada raja neraka. BongSu mengambil alih tubuh SeongAh dan menjawab "Jangan ikut campur, atau kubunuh" YeomHwa memaksa akan membawa SeongAh dan mengancamnya dengan palu. Tepat pada saat itulah GyeonWoo muncul dan menjatuhkan palu dengan anak panah yang dilepaskannya.
YeomHwa sangat marah pada GyeonWoo yang menyuruh SeongAh kabur. Menurutnya ini adalah kesempatan terakhir untuk menangkapnya. Konsekuensinya sangat berat karena Dewa Jahat akan semakin kuat.
GyeonWoo mengembalikan bahwa semua ini justru gara-gara YeomHwa yang membangkitkan Si Dewa Jahat pada mulanya. YeomHwa setengah menangis bilang Ia justru begini karena ingin menebus kesalahannya. GyeonWoo masih yakin SeongAh tak akan memilih kejahatan, sang Shaman aman menemukan cara yang tak terlalu menyakitkan. Jadi sebaiknya YeomHwa juga mencari cara lain itu.
YeomHwa mengasihani GyeonWoo yang masih merindukan sosok asli SeongAh. YeomHwa berpesan lebih baik jika bertemu dengan SeongAh/BongSu, GyeonWoo lari demi menyelamatkan diri dan menghubunginya saja.
GyeonWoo memungut penutup kepala sang Shaman yang tadinya dilemparkan BongSu sambil menatap sekeliling dengan pandangan bercampur haru dan cemas.
❤❤❤❤❤
Dua tahun kemudian
GyeonWoo sedang diwawancarai berkaitan dengan. Kegiatan memanahnya. JiHo yang menonton secara daring --dari halaman rumah GyeonWoo-- memberi instruksi karena geli dengan kecanggungan sang Sahabat.
Ketika ditanyai apakah impian GyeonWoo adalah menjadi juara Olimpiade bidang panahan, GyeonWoo malah menjawab itu adalah tujuannya dan impiannya adalah berjumpa dengan cinta pertamanya lagi. Secara terang-terangan memilih menemui cinta pertamanya karena dia merindukan Park SeongAh.
JiHo menganggumi sikap tanpa basa-basi itu. Ketika masuk ke rumah, Ia teringat kenangan mereka berkejaran bertiga setelah JiHo menyatakan cinta. Ia memandangi foto-foto yang dipajang di ruang keluarga itu. Ada foto bertiga kala merayakan kemenangan GyeonWoo di HanRagi dan foto berdua saja saat acara kelulusan sekolah.
Begitu masuk kamar, JiHo malah menemukan GyeonWoo yang sedang bersiap pergi. Anehnya malah JiHo yang bilang seharusnya GyeonWoo mengabarinya kalau mau datang. GyeonWoo keheranan dan bilang ini kan rumahnya, kenapa malah Ia yang harus mengabari JiHo. GyeonWoo melihat tas yang dibawa JiHo, dengan santainya JiHo yakin GyeonWoo tak keberatan kalau dirinya pindah ke rumahnya ini. GyeonWoo malah berpesan sebelum pergi agar JiHo memperbaiki pintu pagarnya jika senggang. JiHo balik berpesan agar GyeonWoo pulang saat makan malam karena ia akan masak yang enak. Hoahaha
GyeonWoo menyetir menuju rumah SeongAh. Bibi Pendamping memberikan jimat pelindung pengganti yaitu pelembab bibir yang dulu diserahkannya pada Bibi Shaman Senior. Rupanya selama ini beliau tetap mendoakan kedua anak itu. Sekarang beliau telah berpulang, jadi lebih baik GyeonWoo kembali menyimpannya.
Setelahnya Bibi Pendamping pamit, ia memberikan waktu pada GyeonWoo. Sang pemuda meletakkan medali emas terbarunya di laci meja SeongAh yang sudah penuh dengan medali juara pertama kejuaraan panahan. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat seragam gadis itu masih tergantung dengan tatapan nanar.
Ia berpapasan dengan YeomHwa di lorong. Setelah sempat saling sindir. Wanita itu menanyakan apakah GyeonWoo pernah memimpikan SeongAh. Ia bilang tak pernah meski ada jeda yang disadari YeomHwa. Wanita itu mengingatkannya kembali agar Ia segera menghubunginya jika bertemu SeongAh dalam mimpi. Tanyakan lokasinya agar mereka bisa menjemput jenasahnya lalu melakukan ritual. Apabila berjumpa di dunia nyata, segera lari dan hubungi YeomHwa. GyeonWoo masih ngeyel tak mau, YeomHwa bilang artinya Ia ingin segera berjumpa sang nenek. Glekh.
Sekembalinya di rumah, JiHo sedang memasak. Namun GyeonWoo langsung masuk ke kamarnya. Sambil berbaring, Ia mengaku akhir-akhir ini sering masuk ke mimpi yang aneh. Antara itu mimpi SeongAh atau mimpi uang didatangi gadis itu. Lokasinya di sekolah, namun kelasnya tak benomor. Motto kelas aneh dan posisi duduk seolah tetap sama dengan saat mereka kelas sebelas. GyeonWoo menyentuh kotak pensil yang ada label nama sang Shaman sambil mencoba duduk di kursinya. Ada lukisan pemandangan di papan tulis kapur dihadapannya.
Tak lama Ia terbangun karena JiHo mengajak makan malam. Ia menceritakan kejadian barusan tapi JiHo bilang Ia hanya melantur. GyeonWoo menyadari gambar di papan tulis itu mengingatkannya akan sesuatu.
Ternyata SeongAh ada di dalam mimpi tetapi mehajak BongSu (yang masih berwujud GyeonWoo) bersembunyi dalam lemari dibagian belakang kelas. SeongAh bilang Ia sengaja bersembunyi karena takut melukainya. Melihat pemuda itu sesekali sudah cukup baginya. SeongAh senang menyadari JiHo tinggal bersama GyeonWoo dan mereka masih akrab. Ia makin senang saat menduduki kursi yang baru diduduki pujaan hatinya itu.
SeongAh bertanya apakah BongSu yang menggambar di papan tulis. BongSu menjawab itu gambar SeongAh sendiri. Sang Shaman tampak kebingungan, tetapi setelah melihat tangannya yang ternoda kapur, Ia melanjutkan gambarnya. BongSu nampak sangat concern.
Master Bunga menerima sesosok tamu yang memintanya mengutuk sesorang. Ia menolak, dengan alasan seampuh apapun jimatnya, Ia tak bisa dan tak mau mengutuk GyeonWoo, cinta pertama SeongAh. Master Bunga menyuruh BongSu (dalam tubuh SeongAh dengan gaya glam-chick lengkap dengan eyeliner tebal dan mengunyah permen karet yang dibuatnya jadi gelembung Hoahaha) mengutuknya sendiri. BongSu bilang justru karena Ia terlalu kuat, jika dilakukan sendiri, GyeonWoo bisa langsung meninggal.
Master Bunga menanyakan keberadaan SeongAh, kenapa malah yang muncul adalah BongSu. BongSu malah marah, jika diberitahu sebagai imbalan master Bunga harus menuruti perintahnya. BongSu pun ingin pamit tapi lagi-lagi Master Bunga bertanya tentang pencarian namanya. Kemarahan BongSu semakin menjadi. Ia mengumpat, seandainya sudah ketemu, Ia pasti sudah bisa menyeberang. Master Bunga menilainya semakin kasar sejak pertemuan terkahir mereka (Apakah ini indikasi, diam-diam Seong-BongSu menemui Master Bunga dan Ia merahasiakannya dari YeomHwa, Bibi Pendamping dan GyeonWoo?). Saat Seong-BongSu pamit, terdengar suara GyeonWoo. Terpaksa Master Bunga menyembunyikan gadis itu dalam peti di pojok ruangan.
Di rumah SeongAh, ternyata ini adalah bagian upaya YeomHwa. Secara tak langsung Ia meminta Bibi Pendamping menyerahkan jimat pelindung pengganti pada GyeonWoo. Agar koneksi keduanya tersambung kembali.
Kembali di kuil Master Bunga, GyeonWoo malah curhat panjang lebar padahal Seong-BongSu merasa kepanasan. GyeonWoo berfirasat SeongAh ada didekatnya tepat saat yang bersangkutan keluar dari persembunyiannya. Seong-BongSu yang melihatnya malah menendangnya keras dan berlari di sepanjang pantai. GyeonWoo akhirnya berhasil menyusul dan setelah mengumpat si gadis menciumnya. GyeonWoo mendekapnya namun Ia malah kembali mengumpat dan bilang "Aku bukanlah SeongAh."
Review Head Over Heels Episode 11
Wow, entah kenapa ekspresi GyeonWoo saat berusaha mencerna siapa yang ada dihadapannya ini mirip sekali dengan Ju Ji Hoon. Bisa jadi karena Choo YoungWoo memang memperhatikan sambil menyerap banyak dari seniornya itu kala bermain di Trauma Code Heroes On Call lalu.
Episode ini secara umum tetap ada bagian lucunya. Interaksi Master Bunga dengan GyeonWoo apalagi Seong-BongSu itu lucu banget. Saling sindir GyeonWoo dengan YeomHwa juga menunjukkan keduanya sama-sama berubah jadi pribadi yang lebih hangat.
Selebihnya cukup menyentuh hati. Akhirnya kita tahu apa yang terjadi antara GyeonWoo dan HuiNa. Upacara kelulusan sekolah juga membuat saya berkaca-kaca saat DoYeon memfoto GyeonWoo dan JiHo dengan buket bunga di tengah yang merepresentasikan kehadiran SeongAh. Melihat GyeonWoo yang tetap akrab dengan JiHo dan pelatih panahannya. Prestasinya pun makin gemilang.
Semakin bersedih kala melihat altar di rumah SeongAh yang terasa suram tanpa kehadiran Sang Jenderal dan putri bungsunya yang menghilang. Menyadari Bibi Shaman Senior telah tiada dan yang paling dalam melihat SeongAh terkurung di dunia mimpi. Ia terjebak dan melewatkan impiannya di dunia nyata : mengikuti upacara kelulusan dan lanjut berkuliah.
BongSu pun menyadari bahwa keberadaannya di tubuh SeongAh membuat gadis itu perlahan mulai kehilangan ingatan. Karenanya Ia mendatangi Master Bunga dan mencium GyeonWoo agar bisa keluar dari tubuh SeongAh yang juga sangat disukainya.
Ohya, satu yang membuat saya agak bingung adalah kejadian kencan sekaligus ciuman pertama SeongAh dan GyeonWoo. Saya asumsikan, SeongAh berhasil menangkap BongSu yang kabur kemudian memantarinya atau entah dengan ritual apa, bisa masuk ke dalam mimpi GyeonWoo.
Clue-nya :
1. SeongAh selalu memainkan cermin, seolah ini adalah di dalam dunia kenangan/mimpi/cermin.
2. Saat GyeonWoo menunjukkan foto SeongAh pada para hantu, itu adalah foto sang gadis yang di potong dari foto bertiga dengan JiHo kala merayakan juara lomba HanRagi. Kalaupun kencan itu nyata, GyeonWoo seharusnya punya foto SeongAh sendiri atau minimal berdua saat mereka berkencan dan berswafoto.
3. GyeonWoo bisa menjadi dirinya tanpa harus bersentuhan dengan SeongAh pun tak merasakan kehadiran BongSu lagi. Ia juga langsung jatuh tertidur setelah SeongAh menaburkan garam dan menciumnya.
4. Anehnya GyeonWoo terbangun di dunia nyata setelah BongSu keluar mengikuti SeongAh. Saat Ia berlari mencari SeongAh, di pelataran yang ada serakan bebatuan, tidak terlihat ada batu yang disusun mereka sebelumnya untuk membuat permohonan.
Baca juga Recap dan Review Head Over Heels:
Posting Komentar
Please show me some ♡ by leaving a comment (or two!)
Kindly Follow me on Instagram / Twitter : @annisakih