" ".

Recap dan review Head Over Heels Episode 8

Table of Contents
 

Recap Head Over Heels Episode 8 

Saat ritual dilakukan, YeomHwa memohon untuk meminta dilepaskan. Ia berusaha menarik lepas tali yang diikatkan DeongCheon di sekeliling pinggangnya. Saat jatuh pingsan, Ia teringat dahulu Ia pernah melakukan ritual yang memohon agar bayinya yang telah meninggal kembali kepada dirinya. DeongCheon datang tepat waktu untuk menghentikan ritual tersebut. 

YeomHwa sangat dendam karena teringat ibunya sendiri tidak membawakan bedung ataupun sepatu untuk bayinya dan melainkan peti mati. 

"Aku bukan membencimu karena meninggalkanku, ibumu. Seorang ibu pun harus merelakan anaknya sudah meninggal.' DeongCheon menjawab tegas. "Begitu anakmu Kau ubah menjadi dewa untuk agar tetap berada di sisi mu maka ikatan kalian akan menjadi karma yang buruk. Kau akan menjadi Shaman palsu karena mengabdi pada Dewa pelindung yang salah. Bagaimana nasib anakmu? Hantu yang berani berpura-pura menjadi dewa menerima hukuman dari surga tak bisa menyeberang, bergentayangan selamanya. Mengapa mengorbankan anakmu demi menghindari kesepian?" Jelasnya lagi.

YeomHwa tetap tak terima karena merasa Ia bisa menemukan  cara untuk melindungi anaknya apapun ganjarannya. 

Tak akan mungkin bisa, bahkan aku sendiri pun kesulitan untuk melindungimu apalagi dirimu jelas DeongCheon.

Di sekolah, kelompok dua diwakili oleh HyeRi mulai melakukan presentasi tugas mereka. Semuanya terlihat antusias kecuali JiHo yang menatap curiga kedekatan SeongAh dan GyeonWoo. Yang dimaksud sedang berdiskusi dalam bisikan bagaimana cara untuk menyegel BongSu selama kompetisi memanah. 

JiHo yang tak tahan akhirnya bertanya sampai kapan mereka akan selalu bergandengan. SeongAh memintanya untuk segera kembali ke posisi duduknya semula karena penjelasannya akan panjang dan sulit. HyeRi yang memperhatikan semuanya dari depan mendadak melupakan presentasinya. Beruntung, DoYeon memberikan petunjuk melalui tabletnya. 

Kembali di rumah, ritual tetap dilakukan oleh DeongCheon diiringi musik oleh Master Bunga dan Bibi pendamping. YeomHwa yang telah selesai justru bilang kelak DeongCheon yang akan menyesal telah melakukan ritual ini. DeongCheon membalas menyesal adalah tugas YeomHwa mulai sekarang. Ibunya itu memerintahkan Master Bunga membawanya ke ruang doa. Master Bunga protes dan bertanya mengapa bukan diusir saja. DeongCheon bilang harus mendapat bayaran karena ritual pembersihnya sangat mahal. Bukan berupa uang melainkan dengan bakti. 

YeomHwa tak terima karena baginya DeongCheon bukan siapa-siapa. Dulu pun DeongCheon sudah membuangnya jadi kali ini untuk apa menerimanya kembali. Pun sekarang sudah memiliki penggantinya sambil menunjukkan foto SeongAh yang diapit oleh DeongCheon dan Bibi Pendamping. YeomHwa mengajak bertaruh mempertanyakan kapankah DeongCheon akan meninggalkan Shaman remaja itu seperti Ia dulu meninggalkannya.

JiHo berterus terang bahwa Ia tak suka SeongAh dan GyeonWoo terus bergandengan seolah sedang berpacaran. Ia menawarkan dirinya sendiri sebagai jimat manusia yang akan menggandeng GyeonWoo. SeongAh menyangkal dengan keras, mereka berdua tidak berpacaran. Jauh nampak kecewa karena soal menegaskan begitu. Situasi menjadi akward, malah JiHo jujur bahwa ia menyukai SeongAh.


JinUng sedang memandangi foto Bok-I yang menjadi wallpaper ponselnya. Di mejanya DoYeon mendapat ucapan terima kasih dari HyeRi karena telah membantunya pada saat presentasi berlangsung.  Sebagai hadiah perpisahan, HyeRi yang selama ini merasa terganggu dengan rambut DoYeon membantu mengikatnya menjadi dua. jinUng yang melihatnya, teringat kata-kata SeongAh bahwa Bok-I selalu ada di sisinya, langsung berjalan ke arah dua gadis itu dan membandingkan foto Bok-I dengan DoYeon lalu memeluknya sambil menangis tersedu-sedu mengingat kenangan manis dengan anjingnya dulu.

Master Bunga berusaha menasehati temannya satu-satunya, "Kau sudah terpojok kenapa masih angkuh? Jangan berulah dan diam saja di sini." YeomHwa ternyata tak berniat pergi karena mengetahui bahwa roh jahat ada di rumah itu. Ia hanya ribut menentang karena adalah tugasnya sebagai anak untuk menguji kesabaran ibunya. 

"ManSik ah, Jangan sembarangan untuk memegang tangan orang begitu kau sudah memegangnya kau tidak bisa dengan seenaknya untuk melepaskannya." Balas YeomHwa sambil memegang jemari Master Bunga.

SeongAh dan GyeonWoo melepaskan tangan dengan dramatis padahal hanya agar GyeonWoo bisa ke toilet Hoahaha. BongSu yang sudah sangat kebelet mengomel panjang lebar. Bahkan memarahi hantu air wanita yang bersemayam di toilet anak lelaki. Roh asli GyeonWoo yang berada di kaca kebingungan karena tak ada siapa-siapa. Menurut roh jahat, GyeonWoo bisa tetap waras selama ini justru karena ia tak bisa melihat hantu. 

Sesudahnya di dalam kelas pun mereka tetap saling menggenggam. JiHo sangat kesal melihatnya. SeongAh mengikat tangannya dengan perban agar tak terlepas. JiHo teringat pernyataan GyeonWoo yang bahkan terpesona dengannya 

Sepulang sekolah, di depan rumah GyeonWoo mereka sepakat untuk melepas perbannya

"Kau pasti terkejut mendengarkan perasaanku" GyeonWoo malu-malu

"Tidak, Aku sangat bahagia." SeongAh pun tersipu. "Jadi aku ingin tahu kapan kau mulai menganggap aku cantik?" Tanyanya terus terang.

GyeonWoo sebenarnya kebingungan, dia malah bertanya balik. SeongAh menjawab sejak pandangan pertama pertemuan di kuil, saat Ia datang dengan posisi terbalik dan sangat tampan. Kemudian menjawab akan menemani orang yang sedang menangis di pinggir jalan. Itu merupakan cara yang terbaik dan hangat untuk menyenangkan orang yang tak dikenal. 

GyeonWoo akhirnya menyadari kenapa SeongAh tetap berada di dekatnya meskipun ia telah mengusirnya berkali-kali.





GyeonWoo teringat merasa SeongAh sangat cantik saat Ia menepuk kepalanya di atap untuk pertama kali. Suasana yang romantis mendorong mereka makin mendekat. Nahas sebelum GyeonWoo sempat menciumnya, JiHo datang dan nyaris menabrak keduanya. SeongAh dan GyeonWoo sempat khawatir namun JiHo langsung mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya pada SeongAh.

Diantara keterkejutan, mereka melanjutkan pembicaraan di dalam rumah GyeonWoo. JiHo jujur mengakui entah sejak kapan dia mulai menyukai SeongAh tetapi semakin menyadarinya pada saat SeongAh mulai menyukai GyeonWoo. SeongAh minta maaf tak menyadari hal tersebut. 

"Kalau diingat lagi, Aku berteman dengan GyeonWoo dan menjadi jimat manusia karena dirimu. Aku menyukaimu tapi cinta pertamamu akan mati. Jika ia mati, kau pasti akan hancur. Jadi aku ikut melindungi cinta pertamamu bagaikan orang bodoh. Kemudian kau dan dia terus bergandengan.."

"Kau bukan orang bodoh." Potong SeongAh 

"Aku memang terlambat, Aku tak keren dan tampak menyedihkan. Namun SeongAh apa yang paling menyebalkan?"

"Apa itu?" SeongAh nampak bersalah

"Di saat begini pun, kalian tetap berpegangan tangan."

*Kamera zoom out, ternyata ada GyeonWoo di sisi lain SeongAh* Hoahaha.

SeongAh minta maaf karena belum bisa menemukan cara agar tubuh GyeonWoo tak dikuasai BongSu.

Intinya JiHo minta agar tak langsung ditolak. Selama ini Ia terlalu sibuk menyelamatkan GyeonWoo jadi tak sempat bersaing namun Ia tak kan menyerah dengan mudah.

SeongAh sungguh-sungguh berterimakasih atas perasaan JiHo. Itu lebih dari cukup baginya. JiHo bilang jangan terlalu baik nanti dia jadi semakin suka. GyeonWoo menimpali setuju, yang membuat JiHo marah dan minta pemuda itu untuk pura-pura tak dengar .

SeongAh memberikan usul agar mereka menunda masalah cinta pertama hingga BongSu meninggalkan tubuh GyeonWoo dan semua kembali normal.

Kedua orang itu bersiap untuk berdiri tak sengaja SeongAh melepaskan tangannya. BongSu mengambil alih langsung mengatai JiHo sebagai terlalu penurut, bukan sekedar bodoh. JiHo jadi marah dan mulai berusaha memukuli GyeonWoo dengan bantal, sementara GyeonWoo yang asli kembali meminta maaf pada jiho dan berkata bahwa yang tadi bukan dirinya. 

SeongAh menemani GyeonWoo mengemasi barangnya. JiHo yang ikut masuk ke kamar melihat action figure nya telah hancur berkeping-keping. Ia menangis sambil berkata hatinya seolah tercabik-cabik. GyeonWoo kembali meminta maaf dan mengucapkan terima kasih pada JiHo. Cuma menanyakan jimat pelindung pengganti milik SeongAh yang ternyata masih sempurna dan berpendar indah. 

Lucunya JiHo malah bilang cintanya pada GyeonWoo tak sebesar cinta SeongAh pada pemuda itu. Untuk itu JiHo berjanji untuk lebih mencintai GyeonWoo secara mendalam. Hoahaha.

Jiho bertanya apakah keduanya tetap bergandengan di saat tidur. Mereka berdua membenarkan dan keduanya mengaku bahwa tidak ada masalah dengan baik. (Padahal GyeonWoo bohong, setiap malam dia tak bisa tidur karena SeongAh punya kebiasaan memeluknya).

JinUng duduk di sebelah DoYeon yang memintanya untuk sedikit menjauh. JinUng awalnya mengira DoYeon ketakutan karena mereka duduk terlalu dekat. DoYeon jujur bahwa Ia tak tahan dengan aroma rokok yang datang dari tubuh JinUng karena Ia menderita asma. jinUng berjanji tak akan pernah merokok lagi dan seluruh teman-temannya juga dilarangnya untuk merokok. Beom mengoreksi bahwa hanya JinUng lah yang merokok di kelas. 

Beom menerima telepon dari nomor misterius yang bolak-balik ditolaknya. Getarannya terasa mengganggu oleh teman-teman yang lain. Tiba-tiba nomor yang masuk berasal dari JuSeung dan Beom mengangkatnya namun sayang sekali ternyata para perundungnya lah yang menggunakan telepon JuSeung untuk menghubunginya. Pesan perundung minta Beom untuk menyimpan nomornya, disisi lain Beom nampak sangat ketakutan. 

DeongCheon minum ditemani oleh Bibi pendamping yang berkata:

"Seseorang pernah memberitahuku orang tua dan anak ditakdirkan untuk saling menyakiti hati. Orang tua menyakiti hati anak begitu pula sebaliknya. Mereka melakukannya tanpa sadar. Kau memang tak melahirkan mereka tetapi jika hatimu sakit karena mereka berarti mereka memang anak-anakmu."

DeongCheon menyadari bahwa YeomHwa akan menemui roh jahat pada jam kerbau (pukul 01.30-03.30 dini hari) karena hantu paling kuat saat tersebut. Benar saja, BongSu bangkit dan meloloskan diri dari ikatan SeongAh. Ia malah sempat memberitahu SeongAh agar jangan tertidur lelap jika tidur dengan hantu terutama jangan tidur di jam Kerbau. Ia ingin mengelus rambut gadis yang sedang terlelap itu tetapi menyadari jika itu dilakukan maka ia akan kembali menjadi GyeonWoo. Ia teringat saat pertama melihat SeongAh Sang Shaman saat berada di luar rumah hantu. 


YeomHwa mengajak Si Roh Jahat alias BongSu berbincang di halaman. YeomHwa bertanya mengapa kali ini roh jahat tinggal di tubuh ini lebih lama dibandingkan dengan biasanya. Ternyata tubuh lainnya yang dirasuki Roh jahat menjadi gila setelah ditempati beberapa waktu. Berbeda dengan GyeonWoo karena kesialannya tubuhnya cukup unik. YeomHwa meminta agar ia bersiap menjadi dewa pelindungnya karena semakin lama jika ia tinggal di tubuh manusia maka akan semakin nyata saatnya meninggalkan dunia.

YeomHwa memberikan jimat yang bisa membedakan rasa sakit tersebut. BongSu malah mengatakan apakah YeomHwa pernah mati karena tak ada satu rasa sakit pun yang bisa disamakan dengan sakitnya kematian. BongSu tak berniat untuk cepat-cepat meninggalkan tubuh ini setidaknya ia ingin menetap selama 10 tahun. 

DeongCheon, Master Bunga dan Bibi pendamping yang menguping, turut mendengarkan kala BongSu berkata lebih rakit merundung orang jahat daripada orang baik, kalau orang jahat tak mudah menyerah dan mereka terus melawan. Menurut bungsu diantara orang jahat yang pernah ditemuinya YeomHwa adalah yang terjahat. 

YeomHwa membalas justru BongSu yang akan musnah apabila ia tak datang kepadanya. BongSu meluruskan Ia akan datang namun bukan sekarang. YeomHwa memanggil ketiga orang yang sedang bersembunyi dan DeongCheon malah mengingatkannya, bahwa Ia sepertinya tetap akan di rumah ini sepuluh tahun lagi.

BongSu kembali ke kamar dan malah membaca Buku Rahasia melawan Iblis. 

Bibi Shaman Senior datang mengunjungi rumah dan menceramahi YeomHwa. Lebih epic nya, saat GyeonWoo dan SeongAh yang bergandengan memasuki ruangan, Ia memerintahkan untuk melepaskan tangannya dari hantu itu. Ketika SeongAh menolak, Bibi Shaman senior mencoba memukul keduanya, tetapi pada saat itu BongSu melepaskan diri dan mencegah pukulannya. Ia melawan dan mengancam akan membunuh Bibi yang terus merapat mantra hingga SeongAh berteriak "BongSu tidak boleh." BongSu marah sekali dan bilang kenapa tak boleh membunuh orang yang mencoba membunuhnya. SeongAh terus mendekatkan diri meski Master Bunga berusaha mencegahnya. Akhirnya Ia berhasil menangkap BongSu. GyeonWoo yang mengambil alih tubuhnya segera mengajak SeongAh pergi keluar ruangan sambil berjanji akan mengurus BongSu. Bibi Shaman senior pun terjatuh sambil berusaha memperingatkan yang lain agar segera menangkap hantu tersebut.

YeomHwa berusaha mengejarnya tetapi Master Bunga mencegahnya "Teman macam apa yang membiarkan temannya pergi menantang maut. Roh yang mampu melawan seorang Shaman senior dapat membunuhmu dengan mudah." Tegas Master Bunga.

Di kamar SeongAh, GyeonWoo meminta SeongAh meneleponnya ke ponsel saat GyeonWoo bernegosiasi dengannya untuk tak melukai siapapun. Dalam hitungan ketiga, SeongAh berlari keluar kamar, menutup dan mengunci pintunya. Ternyata GyeonWoo memutar suara tembakan sebagai nada dering yang membangkitkan PTSD BongSu.

SeongAh yang mendengarkan dari luar sebenarnya kasihan tetapi menurut rencana GyeonWoo. BongSu pun akhirnya berjanji dihadapan para Shaman. Bahkan Ia meminta maaf dengan paksaan SeongAh. 

GyeonWoo berjanji akan berusaha menangani BongSu. Jika maka ia merasa SeongAh dalam bahaya maka Ia akan memberitahu para Shaman.

Bibi Shaman senior bilang telinga GyeonWoo terasa sakit akibat YeongCheon, yaitu telinganya telah terbuka dan dia mampu mendengarkan Hantu. Ini bukanlah hal yang buruk. Urutan indra yang akan diambil alih hantu adalah telinga, mata, lidah, kemudian hidung. Begitu Ia sudah bisa mengendus hantu maka tak ada jalan kembali, artinya Ia akan menjadi seperti hantu itu juga. Ia harus segera memberi tahu setiap kali tubuhnya mengalami perubahan.

SeongAh hendak meminta tolong pada Bibi Shaman Senior, tetapi belum selesai kalimatnya Sang Bibi sudah memahami arah pembicaraannya dan meminta maaf duluan karena sudah memanggil GyeonWoo dengan sebutan Hantu Mematikan. Sesuatu yang seharusnya tak dilakukannya. GyeonWoo bilang Ia tak merasa tersinggung.

SeongAh baru menyadari keberadaan YeomHwa dan heran mengapa Ia ada di rumahnya. Master Bunga bilang YeomHwa sudah tahu siapa SeongAh. Ia meminta SeongAh menyapa mantan kakaknya terlebih dahulu karena putri Jendral DeongCheon ini memutuskan hubungannya. YeomHwa melakukan apa saja untuk hidup termasuk menerima roh jahat yang sekarang merasuki GyeonWoo sebagai dewa pelindungnya. Ia bahkan masih sempat meledek YeomHwa sebagai bunga yang layu --lalu disuruh ganti huruf nama Hoahaha-- dan SeongAh tak usah terlalu memperdulikannya.

Bibi Shaman senior pamit dan berpesan pada Bibi Pendamping untuk menghubunginya karena DeongCheon akan terlalu gengsi mencoba menangani semuanya sendirian. Ia pun mengingatkan DeongCheon, hanya punya satu nyawa sedangkan ada dua yang harus diselamatkannya.

GyeonWoo berjanji pada BongSu jika Ia tak berulah maka Ia pun tak akan berulah. GyeonWoo mengeluh seluruh tubuhnya terasa sakit. SeongAh mengajak BongSu berjanji dengan pinky promise dan menemaninya mencari nama di bawah bebatuan. 

BongSu berpesan SeongAh harus lebih cantik tiga kali lipat agar dunia lebih baik padanya. Pencariannya berakhir saat waktunya latihan memanah. 


GyeonWoo berlatih dengan dipegangi SeongAh. Pelatih Park sempat melarang mereka bermesraan di lapangan. JiHo sangat mendukung, tetapi SeongAh malah meyakinkan sentuhan itu memberi dukungan. Eh, pelatih Park ikut-ikutan menyentuh punggung GyeonWoo dan hasilnya sempurna! Teman-teman setim pun ikut meletakan tangan di punggung teman yang akan menembakkan panah dengan dilatari teriakan frustasi JiHo yang menanyakan kecerdasan mereka Hoahaha.

Tak terasa tujuh hari terlewati dengan rutinitas terbagi antara mencari nama dan berlatih memanah sebelum kompetisi Hanragi.

BongSu membaca di perpustakaan bahwa batu peringatan untuk tentara pelajar dipindahkan ke Taman Yuwol. 

Malam sebelum perlombaan YeomHwa mengkonfrontasi BongSu lagi. Ia akan musnah jika terlalu lama hidup ditubuh GyeonWoo. BongSu malah menyindir balik mereka terikat mantra dan YeomHwa tak akan jadi Shaman lagi jika Ia tak menjadi dewa pelindungnya. Jadi wanita itulah yang harus bersikap baik padanya.

SeongAh sedang galau karena masih tak menemukan cara untuk memisahkan Bongsu dengan GyeonWoo. Karena tak mungkin dia memegang GyeonWoo dari belakang saat kompetisi. BongSu menilai SeongAh sudah cukup bertambah cantik. Untuk itu Ia membantu SeongAh membaca Hanja. "Eokmae" cara menahan hantu di buku yang sama dengan bagian jimat manusia. 

YeomHwa memikirkan cara mempercepat penyatuannya dengan BongSu. Untuk itu Ia merapat ritual penyatuan di kamarnya. 



Pagi harinya, SeongAh menggambar mantra di tubuh BongSu. Eokmae akan menahan rohnya tak muncul selama sehari penuh. Hal ini sayangnya hanya dapat dilakukan sekali seumur hidup. Setelah selesai SeongAh memberikan pelembab bibirnya pada GyeonWoo sebagai bentuk berjaga-jaga. (Awww pas SeongAh tersandung dan jatuh kepelukan GyeonWoo itu rasanya waktu minta dihentikan).


Di hari H perlombaan, JiHo juga ikut berlomba. Ia meminta GyeonWoo memasang busurnya (padahal Ia bertujuan menghalangi pandangan GyeonWoo dari mantan teman setimnya di sekolah yang lama). JiHo yang sok akrab dengan teman setim malah kena ceramah karena salah  memanggil kakak senior dengan sebutan ibu. Tiba-tiba mata GyeonWoo terlihat berbayang dan Ia bisa melihat sosok SeongAh sebagai Peri Surga dan Bumi. Matanya telah terbuka sepenuhnya.

Review 

Sosok SeongAh sebagai Peri Surga dan Bumi memang luar biasa cantik. Cho YiHyun yang aslinya imut asli berpendar menggemaskan sekali. 

Wajar banget jika trio JiHo-GyeonWoo-BongSu jatuh hati padanya. Sayang, hati SeongAh hanya untuk GyeonWoo, yang mengikuti kata JiHo sangat keren. 

JiHo pun tetap keren meski di episode ini terlihat kasihan sebagai korban friendzone. Ia kembali sebagai JiHo yang menjadi sumber komedi.

Banyak yang terjadi di episode ini. Kita jadi tahu sebagian latar belakang BongSu dan penyebab PTSDnya. Hal ini jugalah yang dimanfaatkan GyeonWoo untuk mengendalikannya.

Latar belakang YeomHwa juga sangat memilukan. Sebagai seorang Ibu, kehilangan anak rasanya tak terperi. Saya tak mewajarkan tindakannya untuk mencoba membangkitkan arwah anaknya ya (Bagaimanapun dalam agama dan negara manapun pastilah ini bagian dari ilmu hitam yang terkutuk), tapi kepedihan akan kehilangan cenderung mendorong orang berbuat apa saja demi bisa bertemu kembali dengan orang yang dicintainya.

DeongCheon selaku seorang ibu pun bertindak wajar. Ia tegas berupaya menyelamatkan YeomHwa --anaknya-- dengan segala cara termasuk melakukan ritual meski akhirnya dibenci dan diputuskan hubungannya.

Akhirnya kita pun tahu nama asli Master Bunga. Selaku sahabat, Ia pun berupaya menjadi akal sehat yang menasehati YeomHwa.

Ohya, ada pasangan JinUng-DoYeon yang tak terduga. Ternyata JinUng tipikal cowok bucin saat jatuh cinta.

Sama juga dengan Pelatih Park yang selalu mendukung SeongAh dan GyeonWoo. Aslinya hopeless romantic sejati.

Baca juga Recap dan Review Head Over Heels:

Episode 1     Episode 7

Episode 2     Episode 8

Episode 3     Episode 9

Episode 4     Episode 10

Episode 5     Episode 11   

Episode 6     Episode 12

Posting Komentar