Recap dan Review Head Over Heels Episode 7
Recap dan Review Head Over Heels Episode 7
Kembali di hari kejadian nahas itu, SeongAh segera disusul oleh GyeonWoo dan JiHo. Gurunya sampai heran dengan keakraban kelompok mereka. Beom langsung mengkoreksinya, karena JinUng dari kelompok yang berbeda.
Setibanya di rumah kosong mereka mendengar teriakan SeongAh yang mencoba menyelamatkan JinUng. JiHo dan GyeonWoo berusaha mendobrak pintu tetapi sangat sulit. Malangnya saat JiHo mencoba mengangkat batu yang sangat berat GYeonWoo tak sengaja menginjak boneka yang di mantrai sehingga ketika dia menendang pintu, pintunya otomatis terbuka sementara sang teman masih tertinggal di luar.
SeongAh sangat kaget melihat GyeonWoo masuk ke dalam rumah kosong dan menyusulnya. Keduanya berusaha untuk menyelamatkan JinUng. SeongAh berusaha mengusirnya tetapi GyeonWoo berkata Ia akan menyelamatkan diri jika SeongAh juga selamat.
SeongAh segera membuka pintu tetapi dia sangat terkejut melihat ada robekan foto GyeonWoo yang berada di lantai. SeongAh menyadari bahwa malam sebelumnya YeomHwa memohon pada Roh Jahat yang menempati rumah kosong dengan memasukkan foto GyeonWoo yang diklaimnya telah menyerap kesialan keluarganya selama 10 tahun terakhir. SeongAh sangat frustasi sehingga Ia menjerit keras meluapkan kekesalannya pada YeomHwa "Mengapa harus selalu GyeonWoo?!" Tepat pada saat itu, segumpal asap hitam keluar dari kaki JinUng kemudian segera merasuki tubuh GyeonWoo. Jimat pelindung dari JiHo, yaitu action figure nya jatuh dan pecah berkeping-keping.
SeongAh menyadari GyeonWoo di rasuki Roh Jahat. Roh tersebut mengucapkan "annyeong" padanya namun SeongAh malah segera menyuruhnya meninggalkan tubuh GyeonWoo. Ia melemparinya dengan garam, namun tidak mempan dan malah mengancam akan membunuh GyeonWoo. Tiba-tiba Roh Jahat tersebut berubah nada bicaranya ketika dia menyadari siapa SeongAh, Shaman yang menari di depannya Rumah Hantu beberapa malam yang lalu.
Anehnya ketika Roh jahat itu menyentuh SeongAh, nadanya berubah dan Ia malah memperingatkan untuk segera pergi keluar meninggalkan rumah tersebut. Roh Jahat malah marah-marah sendiri dan menuduh SeongAh telah berbuat sesuatu padanya. Ternyata jimat pelindung berupa pelembab bibir yang diberikan oleh SeongAh masih berfungsi dengan baik. Jadi ketika mereka bersentuhan, cahaya terang berpendar dan GyeonWoo bisa mengambil alih tubuhnya lagi.
SeongAh berjanji bahwa sebagai Shaman Ia tidak akan macam-macam selama Roh Jahat tidak membunuh GyeonWoo. Roh Jahat sangat kesal, artinya Ia tidak bisa menyentuh SeongAh. Ia lalu mengajak taruhan : jika gadis itu bisa menangkapnya terlebih dahulu maka ia akan memenuhi permintaan apa saja. Sang Shaman menyetujuinya, maka mulailah permainan petak umpet, SeongAh menutup mata dan menghitung sampai 10.
Roh Jahat di dalam tubuh GyeonWoo segera berlari meninggalkan rumah. JiHo yang kebingungan akhirnya bisa masuk dan bertanya apakah gadis itu baik-baik saja. SeongAh menyuruhnya tetap menunggu di luar. SeongAh dilema antara harus menolong JinUng yang masih pingsan atau segera berlari mengejar GyeonWoo.
Ditempat lain, YeomHwa mendatangi seorang peramal kartu yang memintanya untuk memilih satu kartu untuk menentukan siapakah yang akan ia temui. Kartu pertama adalah Iblis yang artinya orang yang menawan tetapi sangat berbahaya. Kartu kedua adalah kematian, berarti kelahiran yang baru dan waktu penyelesaian. YeomHwa senang karena menyadari bahwa pada akhirnya dia datang. Ia memberikan sejumlah uang kepada peramal para tersebut dan mengatakan bahwa sebagai peramal, cukup hebat dan akan berhasil.
Master Bunga menjentikkan jarinya dan membawa SeongAh kembali kenyataan. Sudah terlambat untuk mengejar GyeonWoo meskipun berlari. Lagi pula dia meninggalkan JinUng bagaikan ikan asin yang dipenuhi dengan garam, "Lakukan tugasmu bukan keinginanmu". Bibi Pendamping menjelaskan pada JiHo untuk menjauh karena hantu jahat yang mendiami rumah itu mengganggu JinUng sehingga pemuda itu dianggap sakit. Jadi SeongAh dan Master Bunga segera melakukan ritual untuk menyembuhkan "penyakitnya".
YeomHwa rupanya juga bergegas untuk menemui Roh Jahat yang baru bangkit. Ia tak sengaja berpapasan dengan DeongCheon.
"Mengapa harus sampai begini?" Tanya sang Jendral.
"Agar aku bisa hidup." Jawab YeomHwa menyebalkan "Ini kulakukan agar aku bisa hidup ulangnya
"Mau tahu kenapa hidupmu bagai neraka dunia?" DeongCheon menahannya dengan pedang yang masih disarungkan
"Jangan sentuh Aku." YeomHwa menepiskannya
"Masih berani mengambil lonceng? Makanya hidupmu seperti neraka." DeongCheon kali ini menahan dengan bilang pedangnya yang berkilatan. "Kau bukanlah lagi manusia. Kau adalah sarang roh."
YeomHwa menahan bila pedang dengan tangan kosong.
"Lepaskan." hardik DeongCheon.
"YeomHwa ya.. " tiba-tiba Shaman yang lebih muda itu pingsan. "Kau benar-benar bodoh."
JinUng mulai menampakkan kesadarannya. Master Bunga bilang hebat sekali Ia mampu bertahan. SeongAh juga lakukan ritual pada JiHo dengan menaburkan garam. Sang Shaman juga berpesan agar segera menghubunginya jika melihat GyeonWoo. Jangan melakukan kontak apapun. JiHo penasaran apa yang sesungguhnya terjadi tetapi SeongAh mengabaikannya dan berkata bahwa ia sudah kewalahan melindungi GyeonWoo. JiHo jadi sedih dan marah bertanya "Maksudmu aku pengganggu?"
GyeonWoo berjalan hingga ke kota dan bertanya bagaimana caranya bisa kembali ke Sekolahnya, SMA Hwamok. Ia marah dan kesal sampai menendang kotak amal seorang pengamen. Saat itu dia melihat Beom yang sedang dirundung teman SMPnya dulu. Namun karena para perundung menghalanginya, Ia memukul satu orang yang terkuat dalam sekali tinjuan di wajah. Lebih anehnya, Ia meminta uang Beom yang dipalak mereka untuk dirinya sendiri. Namun Beom yang kebingungan tak ingin membantu dan malah meninggalkan lokasi. Para perundung yang masih berusaha membully hanya bisa mundur ketakutan.
JiHo melihat Beom berlari dikejar GyeonWoo. Ia berusaha mengabari SeongAh namun berubah pikiran. Ia sangat terkejut melihat para perundung di hajar dan menanyai GyeonWoo. Roh Jahat yang merasuki GyeonWoo menyadari bahwa mereka satu sekolah dari segaram JiHo. JiHo bertanya apa yang terjadi di Rumah Berhantu sampai SeongAh menyuruhnya menghindari GyeonWoo. JiHo menyinggung GyeonWoo dengan bilang kenapa Ia sok edgy. Sementara GyeonWoo menyinggung balik dengan bilang kabar baik karena gadis yang disukai JiHo memperdulikannya.
JiHo yang kesal, mengajak GyeonWoo bermain di game centre. Skor pukulan GyeonWoo ternyata 1,5 kali lipat dari JiHo. GyeonWoo tertawa dengan menyebalkan sementara JiHo pergi menularkan koin. Di cermin bayangan GyeonWoo berusaha berbicara dengannya. Ternyata itu adalah sosok aslinya yang memerintahkannya untuk meninggalkan tubuhnya. Mendadak suara permainan tembak-tembakan membangkitkan PTSD sang Roh perasuk. Ingatannya kala hidup di zaman peperangan sangat menyiksanya.
SeongAh terus mencari keberadaanya GyeonWoo. Dan di moment itu Ia menggenggam kedua jemarinya dan berkata "Akhirnya ketemu." GyeonWoo nampak kebingungan dan JiHo yang membawa koin hanya dapat menatap dari kejauhan.
SeongAh bilang Ia yang menang dalam petak umpet ini, untuk itu Roh Jahat harus memenuhi janji dengan mengabulkan permintaannya. SeongAh berupaya melepaskan tangannya tetapi Hantu Jahat (GyeonWoo yang sedang berhasil keluar), menahan genggamannya. SeongAh minta tolong lepaskan GyeonWoo, Ia jujur menceritakan sejak awal pertemuannya dengan pemuda itu. Ini adalah hari terakhir sejak 21 hari jadi dia sangat memohon bantuan Roh Jahat menyelamatkan nyawa pria itu.
GyeonWoo memanfaatkan kesempatan ini untuk mengetahui alasan SeongAh berusaha keras untuk menolongnya dan gadis itu menangis berkata sangat menyukai GyeonWoo sebagai cinta pertamanya. GyeonWoo jujur bahwa Ia adalah Bae GyeonWoo yang asli. Begitu SeongAH melepaskan tangan mereka, Roh Jahat kembali menguasai tubuhnya. Begitu terjadi berulang-ulang.
Mereka memulai ritual dengan bantuan Bibi Pendamping, Master Bunga dan Ibunya. GyeonWoo diikat ditengah halaman, ketika SeongAh melepaskannya, Ia mengancam akan membunuh mereka semua. Semua orang kaget terutama Master Bunga yang turut dipertanyakan gendernya oleh Roh Jahat. Bagaimanapun Ia memuji keberhasilan dua remaja ini dalam membuat Jimat Pelindung Manusia, bisa menyegel Roh Jahat dalam tubuh GyeonWoo jika disentuh SeongAh, sesuatu yang gagal dilakukan sepuluh orang shaman senior sekalipun.
Di kamarnya, SeongAh kembali meminta maaf gagal membantu GyeonWoo melewati hari terakhirnya. GyeonWoo berusaha menghapus air matanya dibawah bombastic side eyes DeongCheon. Ia meminta SeongAh jangan menangis karena Ia sudah berjanji untuk tak akan membuatnya menangis lagi.
Keduanya berbincang dan GyeonWoo bilang Ia tak menyesal karena ini seribu kali lebih baik dibanding SeongAh yang menjadi korban di Rumah Berhantu. GyeonWoo merasa saat ini sedang berada di area memanah terburuk, dengan angin yang kencang. Tapi Ia sama sekali tak khawatir. Ia merasa tenang karena yakin bisa menang.
Ternyata YeomHwa yang masih pingsan dibawa oleh DeongCheon ke rumahnya juga. Master Bunga bilang YeomHwa sedang menunggu kebangkitan Roh Jahat di Rumah Berhantu. Yang menurutnya paling aneh justru DeongCheon yang tahu bahwa akan terjadi bencana apabila menempatkan di satu lokasi Roh Jahat dan Shaman pembangkitnya.
YeomHwa tersadar dan langsung membuka kenangan bahwa dulu DeongCheon pernah mengikat kakinya dan menyumpal mulutnya. Ia semakin bersedih kala menatap foto DeongCheon dan Bibi Pendamping yang mengapit SeongAh kecil.
SeongAh mengejarnya hingga ke rumah GyeonWoo. Ia malah bertemu Bok-I yang memintanya mengikutinya. JinUng pun mendengar bahwa seongAh menyebut nama Bok-I.
JiHo menyadari bahwa GyeonWoo bukan dirinya yang sebenarnya. Ia malah diancam dengan panah dan ditendang di lapangan. Pelatih Park melaporkannya pada SeongAh yang dituntun Bok-I
Di rumahnya DeongCheon berusaha melakukan ritual pembersihan pada YeomHwa. Menurutnya kutukan berlapis akan melemahkan hingga berujung kematian dan Ia tak akan membiarkan orang meninggal di tempatnya. YeomHwa mempertanyakan apakah dirinya masih layak disebut manusia. Sang Jendral bilang seandainya Ia hantu pun malah lebih baik, segeralah lupakan dendamnya.
Master Bunga bertugas menabuh gendang. Ia protes kenapa tak mengundang para musisi. DeongCheon bilang karena dalam lingkaran profesi mereka saling mengenal, sebaiknya jangan menimbulkan keributan yang tak perlu.
Akhirnya SeongAh mengajak berdamai dan memberi nama pada Roh Jahat --karena Ia sendiri tak ingat namanya--, agar Ia tak perlu disebut demikian. Ia memilih nama BongSu sesuai nama lokasi Rumah Berhantu tempatnya bersemayam selama ini.
SeongAh mengecohnya dengan trik jika memanggil nama hantu tiga kali dan hantu itu menjawab 'iya' maka hantu itu harus menuruti sementara keinginan Sang Shaman. Sehingga tubuhnya tak bisa bergerak.
Bibi Pendamping melarang SeongAh dan GyeonWoo pulang ke rumah (karena Ibunya sedang melakukan ritual untuk YeomHwa). Jadilah mereka terpaksa bergandengan di sekolah. GyeonWoo tak keberatan meski jadi bahan gosip.
Akhirnya mereka berpura-pura bahwa GyeonWoo sedang sakit dan SeongAh memapahnya. JinUng mencegat di koridor dan menuntut dari mana SeongAh tahu soal anjingnya yang telah tiada, Bok-I. Nadanya yang mengancam membuat GyeonWoo memintanya berbicara baik-baik sehingga terjadinya pertentangan yang membuat teman sekelas beramai-ramai menonton keributan itu. JiHo yang dimintai tolong SeongAh menyingkirkan JinUng malah membuat genggaman tangan mereka terlepas. BongSu yang marah langsung kabur setelah memukul JiHo hingga terkapar. Akhirnya Ia justru tertangkap oleh Pelatih Park.
Sementara SeongAh melepaskan dirinya dari JinUng setelah menjelaskan bahwa berkat Bok-I yang selalu menjaganya lah Ia bisa selamat.
Pelatih Park memintanya ikut kompetisi Memanah. Pelatih Park memanggil SeongAh anggota sehari, Ia protes kenapa gadis itu melarang GyeonWoo ikut kompetisi memanah. Ternyata setelah BongSu memegang tangan SeongAh dan memintanya bertanya sendiri, GyeonWoo yang asli benar-benar mengisi formulirnya.
Di atas atap GyeonWoo menjelaskan pada SeongAh Ia bersepakat dengan BongSu melalui percakapan di hadapan cermin ruang ganti tim memanah. Pelatih Park mengira Ia cuma selftalk dengan dirinya sendiri.
SeongAh bilang itu terlalu berbahaya, Ia bisa meninggal. Menurutnya Ia tak mudah meninggal justru karena yang berusaha keras melindunginya
"Saat bergandengan dengan erat begini, Aku berpikir tak akan kalah, sebenarnya aku pemalu, tapi saat ini Aku yakin. karena kau begitu hangat." Ia menatap tangan mereka yang bertautan.
"GyeonWoo yaa.."
"Aku menyukaimu SeongAh. Kali ini aku yang akan melindungimu." Ia memeluk SeongAh "Aku sungguh menyukaimu, SeongAh."
Gadis itu tersipu dalam pelukannya.
Review
Pantas saja Cho YeongWoo yang tampil di beberapa drama dengan karakter yang menantang tertarik kemudian bersedia menghidupkan peran Bae GyeonWoo. Ada twist Ia akan berperan ganda sebagai Roh Jahat alias BongSu yang sangat bertolak belakang kepribadiannya. GyeonWoo gloomy, bermata sendu dan soft spoken. Sementara BongSu happy go lucky yang tak kenal adab (maupun peradaban terkini alias jadul) dengan pandangan dan gerakan yang lebih liar. Salut banget dalam hitungan detik Ia bisa menampilkan dua sisi ini.
Dalam drakor dua belas episode, awalnya saya pun merasa countdown 21 hari terasa begitu cepat, ternyata kisahnya memang tak berakhir setelah GyeonWoo mengelakkan masa sialnya. Ada tantangan baru berupa Roh Jahat yang merasukinya.
Master Bunga bukan sekedar sumber komedi, Ia justru bertindak sebagai penyuara akal sehat bagi DeongCheon dan juga YeomHwa. Ia pun sangat menyukai bakat Shaman SeongAh meski kadang menurutnya gadis itu mirip ibunya yang annoying.
Iya sih, DeongCheon sewajarnya orang tua yang cemas melepaskan anaknya bermalam dengan lawan jenis. Vibesnya malam pertama banget lho. Hoahaha. Malu-malu, masih ngobrol sampai salah satunya tak bisa tidur semalaman.
Pernyataan cinta GyeonWoo diatas atap sekolah sangat manis dan seolah menjadi icon Drakor ini. Berlatar mentari yang indah membuat semuanya terasa makin romantis. (Meski timeline-nya bikin bingung, bukannya SeongAh bangun tidur langsung mencari BongSu, kemudian ke sekolah saat jam pelajaran dimulai, nah anak KorSel rata-rata masuk sekolah pukul 09.00, sudah terlalu terang buat sunrise tapi apakah mungkin jadi sunset padahal aktivitasnya baru sebatas berkejaran lalu mendaftar kompetisi panahan?)
Apapun itu, semakin menarik nih Head Over Heels.
Baca juga Recap dan Review Head Over Heels:
Posting Komentar
Please show me some ♡ by leaving a comment (or two!)
Kindly Follow me on Instagram / Twitter : @annisakih