Recap dan Review Head Over Heels Episode 9
Recap Head Over Heels Episode 9
JiHo menilai pelatih Jang aneh mengizinkannya bertanding di turnamen sebesar HanRagi. Toh sebagai amatir, selama ini ia hanya bermain-main. Rupanya ini bagian dari strategi Pelatih Park. Ia memperhatikan jika GyeonWoo selalu tersenyum melihat JiHo dan itu menjadi harapannya agar karir GyeonWoo lebih panjang. Sebagai imbalan telah dimanfaatkan JiHo meminta ditraktir makan daging sehabis pertandingan jika GyeonWoo menang.
Pertama sesi pemanah wanita. Pandangan GyeonWoo diganggu oleh Hantu yang menampakan dirinya. Kemudian GyeonWoo berusaha menenangkan diri dengan mencuci wajahnya di toilet. Teman-temannya dari sekolah yang lama mendatangi dan memojokkannya. Satu orang bahkan sampai mencengkram kerahnya lalu berkata tak menyangka hal ini dan bertanya apakah Ia tak menyesal akan segala sesuatu yang terjadi pada HuiNa. GyeonWoo bilang HuiNa tahu Ia kembali memanah dan meskipun ia merasa bersalah dan mencoba menjauhinya gadis itu tetap tak bahagia. Ia tetap memanah bukan agar orang lain bersedih. Ia dan teman-temannya dari sekolah yang lama sama-sama menyukai memanah, oleh karena itu lebih baik mereka menjaga sikap masing-masing.
DeongCheon menangkap suara YeomHwa merapalkan mantra pemersatu. Sayang pintunya di kunci dari dalam. Bersamaan dengan giliran peserta lelaki berlomba. GyeonWoo memulai dengan mendengar semangat dari SeongAh. Ia bisa melihat semua hantu yang ikut menonton dari kursi penonton. Bagaimanapun hanya SeongAh lah yang terpenting sehingga semua yang lain terasa tak penting (termasuk para hantu). Ia teringat pembicaraannya di atap dan sangat bertekad menang.
SeongAh meraba telinganya yang berdarah sementara GyeonWoo menembak tepat sasaran di detik-detik terakhir babak tersebut. Pelatih Park, JiHo dan teman yang lain lega sekali.
DeongCheon yang akhirnya berhasil mendorong barikade barang yang dipasang YeomHwa menemukannya dengan telinga yang juga berdarah banyak.
GyeonWoo berhasil menjuarai kategori tunggal pria 70 meter. Saat naik ke podium dan dikalungi medali, Ia terkenang sang nenek yang sangat bahagia. Setelahnya teman-teman setim dan pelatih Park berfoto bersama GyeonWoo. Pelatih Park memberikan kesempatan pada anggota satu harinya agar dapat berfoto berdua GyeonWoo. Sang pemuda mengalungkan medalinya pada SeongAh. Keduanya sempat canggung sampai JiHo ikut berfoto bersama.
Pelatih Park akan mentraktir semua, termasuk SeongAh tetapi gadis itu bilang Ia ingin segera pulang. GyeonWoo pun izin tak ikut karena ingin ke rumah persemayaman abu neneknya. JiHo dan SeongAh menawarkan untuk menemani tetapi GyeonWoo bilang Ia ingin pergi sendiri.
Semuanya pergi dengan bersemangat. SeongAh yang tinggal berdua GyeonWoo bertanya apakah ada yang aneh dengan tubuhnya. Sang juara menyangkal semuanya dengan justru bertanya balik kepada SeongAh yang juga menyangkal. Namun pria itu melihat sendiri pakaian peri SeongAh ternoda hitam lambang kutukan.
Di rumahnya DeongCheon memarahi YeomHwa yang mantranya malah berbalik menyerang dirinya sendiri dalam bentuk kutukan. Artinya bersatu dengannya justru menjadi kutukan sendiri bagi sang hantu. YeomHwa dengan tengil berkata bahwa mereka sangat menentang penyatuan itu, namun untungnya mereka memiliki Ibu yang sama sehingga sedikit banyak mantra penyatuan dari YeomHwa lumayan berhasil. DongCheon menyadari implikasi dari apa yang dimaksud oleh sang Shaman yang pernah jadi anak angkatnya ini.
Pulang ke rumah SeongAh menghentakkan kaki sambil membanting pintu geser. Upayanya menunjukkan kekesalan itu dianggap tidak cukup kuat oleh Master Bunga, Ia mencontohkan bagaimana caranya menggebrakkan kaki dengan lebih kuat. Hoahaha. Pada saat yang sama ia menyadari pakaian peri yang telah ternoda hitam akibat kutukan. Ia bertanya dengan sangat marah "Siapa bajingan yang berani mengutuk (dan berniat jahat) pada anak sepertimu?"
Ibunya yang mendengar mendapatkan konfirmasinya . Ia berkata lebih baik YeomHwa membenci dirinya saja. YeomHwa bilang Ia memang benci DeongCheon termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.
Di rumah Abu, GyeonWoo menunjukkan dengan bangga medalinya kepada nenek. Ia bercerita sempat kesulitan melihat sasaran panah namun berhasil kembali fokus. Ia dikejutkan dengan kehadiran Bibi Shaman Senior.
SeongAh marah pada YeomHwa sebab kepalanya terasa sangat sakit akibat ulahnya. SeongAh Mulai melihat ada sebentuk peti mati yang terikat di punggung YeomHwa. Ia memperlihatkannya untuk menjauhi dirinya saja, sementara SeongAh malah berbalik menyuruhnya menjauhi dirinya dan GyeonWoo. SeongAh yakin YeomHwa tak akan bisa menang.
Ia malah mengancam SeongAh dan mengingatkannya akan masa lalu mereka yang hampir mirip, ditinggalkan oleh keluarga sendiri. DeongCheon, Bibi Pendamping berusaha mengingatkannya untuk menjaga lisan. Master Bunga yang masih marah hendak menyeretnya keluar ruangan. Ternyata Dewa pelindung SeongAh dan YeomHwa adalah sama yaitu Dewa Peri. Oleh karena itu mereka berdua saling tidak asing satu sama lain. Apalagi DeongCheon membawa SeongAh pulang ke rumah merangkap kuil ini setelah Ibu mereka itu mengusir YeomHwa.
"SeongAh tidak sama tidak sama denganmu. Didikanku kepadanya berbeda. Mulai saat ini aku akan mendidikmu lagi dari nol sebagaimana seorang ibu yang sedang mengandung anaknya. Kau tidak akan kulepaskan lagi" DeongCheon yang mengcounter YeomHwa.
Bibi Shaman Senior yang mendengarkan cerita GyeonWoo, menyimpulkan bahwa energi SeongAh tercemar dan akan mendapat hukuman dari dewa. Ia meminta bantuan agar hukuman itu bisa dialihkan kepada dirinya saja. Bibi Shaman Senior menegaskan bahwa selain seorang Shaman maka tidak bisa menggantikan hukuman tersebut karena akibatnya bisa fatal. Rupanya GyeonWoo yang menghubungi Bibi Shaman senior agar matanya ditutup supaya tak melihat hantu lagi. Namun saat ini keselamatan SeongAh jauh lebih penting.
Bibi Shaman senior menanyakan benda apa yang diberikan SeongAh kepadanya sebagai jimat pelindung manusia. GyeonWoo memberikan pelembab bibirnya kepada Bibi Shaman Senior dan didoakan oleh beliau.
Malam itu di halaman, Shaman Remaja ini bertanya kepada Bibi pendamping benarkah perkataan YeomHwa bahwa ibunya membesarkannya sebagai pengganti sang kakak yang hilang. Bibi pendamping meyakinkannya bahwa pekerjaan membesarkan anak tidak bisa semudah itu dikatakan saling menggantikan.
SeongAh teringat pada saat dia menarikan tarian Lentera Bunga mereka sangat selaras seolah-olah pernah berlatih bersama ternyata karena mereka belajar dari ibu yang sama. Ia khawatir suatu saat dia akan berubah jadi jahat seperti YeomHwa. Justru sebaliknya menurut Bibi pendamping dahulu YeomHwa adalah orang yang berhati lembut dan penyabar namun karena dimanfaatkan orang lain ia merasa sakit hati. Tak perlu khawatir karena dia punya seseorang yang akan menuntunnya kembali. "Meski aliran sungai berganti arah, selama samudra tak berpindah maka segalanya akan baik-baik saja." Tutup Bibi Pendamping bijak.
Bibi Shaman Senior bilang saking kuatnya keinginan saling melindungi antara GyeonWoo dan SeongAh tidak ada mantra yang dapat membatalkan ikatan jimat manusia mereka. Untuk sementara Bibi Shaman senior akan berusaha mendoakan jimat pengganti tersebut. Dia juga berpesan untuk saat ini GyeonWoo harus berusaha menjauhi hantu, Jikalau terpaksa bersinggungan, jangan meneteskan darah. Karena bila terjadi tak akan ada jalan kembali. Ia tidak akan hidup maupun mati. Hingga dewa-dewa 7 bintang akan menutup kembali mata dan telinga GyeonWoo.
Di rumah SeongAh kembali berhadapan dengan YeomHwa. Ia memberitahu kakaknya itu bahwa ia melihat ada kotak kayu yang terikat dengan tali putih seukuran sedepa digendongnya di punggung
Malam itu GyeonWoo mau pulang dengan berhati-hari. Ia menghindari hantu yang ditemuinya. Termasuk ibu hantu bayi. Lucunya pengamen yang pernah ditendang kotak uangnya berlari terburu-buru meninggalkannya.
Dia melihat Beom dibuntuti oleh hantu bunuh diri namun karena teringat permohonan Bibi Shaman senior maka ia berusaha mengabaikannya. Celakanya Beom bertemu dengan para perundung.
Setibanya di rumah, Master Bunga memperingatkan GyeonWoo bahwa sebentar lagi sebagai seorang Shaman, SeongAh akan mengalami penderitaan. Penyakitnya itu tidak akan dapat diobati oleh dokter biasa sehingga GyeonWoo lah yang harus merawatnya dengan baik. Tapi Master Bunga merahasiakan masalah keluarga yang terjadi antara SeongAh dan YeomHwa. Pemuda itu berjanji akan berusaha membantunya.
"Bagaimana caranya?" Tanya Master Bunga
"Dengan wajah tampanku" gesture GyeonWoo sambil mengusap wajahnya
"Kau jenaka!" Master Bunga segera meninggalkannya
GyeonWoo berusaha membuat percakapan bersama SeongAh. Mulai keindahan dekorasi kamarnya hingga memeriksa buku pelajarannya (yang ternyata hanya digambari Hoaha). GyeonWoo menemukan kertas catatan gadis itu pada saat berusaha menyelamatkannya di 21 hari penuh kesialan. Dia menunjukkannya pada gadis itu yang langsung memintanya untuk dikembalikan. SeongAh pada akhirnya marah padanya. GyeonWoo meminta maaf dan koneksi mereka semakin canggung.
Ia hanya tak ingin GyeonWoo tahu sekarang. Ia ingin GyeonWoo hidup normal terbebas dari Shaman dan dunia hantu. GyeonWoo menyadari bahwa ia harus merahasiakan kemampuannya yang bisa melihat hantu agar gadis itu semakin khawatir dan sedih.
Keesokan pagi harinya terdengar teriakan keras DeongCheon yang mengejutkan Bibi Pendamping serta Master Bunga yang sedang berlatih hula hoop bersama. Ternyata ia menangkap basah SeongAh tidur dalam dekapan GyeonWoo. Sebenarnya yang salah adalah si gadis. Karena pada saat tertidur ia memiliki kebiasaan untuk memeluk teman tidurnya. BongSu melawan perkataan DeongCheon, Ia tidak terima dimarahi tapi langsung meminta SeongAh menggenggam tangannya. Jadinya GyeonWoo lah yang menerima hukuman pukulan di telapak kaki dari DeongCheon.
Berdua terpaksa berjalan ke kelas sambil tertatih-tatih. JiHo Sempat khawatir bahwa GyeonWoo terluka. Di kelas guru mereka memberikan tugas untuk menuliskan tujuan dan cita-cita di sehelai kertas. Cita-cita haruslah sesuatu yang realistis tidak boleh seperti aku ingin menguasai bumi dan semesta.
Setelah pengumpulan hanya SeongAh dan GyeonWoo (yang sebenarnya BongSu) yang dipanggil ke depan. GyeonWoo sempat menertawakan SeongAh karena menurutnya impiannya sangat menyedihkan.
"Impianku adalah perkuliahan meskipun aku belum memilih jurusan Aku sangat ingin masuk universitas. Aku ingin menghadiri upacara kelulusan dan upacara mahasiswa baru. Aku ingin berfoto membawa buket bunga." SeongAh membacakan sambil disimak rekan sekelas. Gurunya bilang tidak boleh menjelaskan impian yang sudah hampir pasti seperti itu harus sesuatu yang perlu diusahakan.
Sebelum sempat membacakan impiannya GyeonWoo/BongSu berkata bahwa ia akan menggantinya. SeongAh sempat mencuri baca lembar kertas BongSu, ternyata yang dituliskan adalah ingin menjadi dewasa.
Gurunya menyadari bahwa Beom tidak hadir hari itu. Ketika akhirnya datang ke sekolah SeongAh menyadari Beom diikuti hantu bunuh diri. Untuk itu dia mengajak GyeonWoo untuk mencari teman sekelasnya itu. Karena tak berhasil menemukannya ia minta izin pada GyeonWoo untuk melepaskan tangan. SeongAh sempat tersipu sebenarnya menolak melepaskan tangan mereka. Tapi GyeonWoo menyadari penyebabnya ialah karena SeongAh sedang demam.
YeomHwa menyadari ucapan SeongAh. Ia menemui ibunya dan bertanya dengan emosional mengapa beliau menyembunyikan kenyataan bahwa bayinya terkurung dan peti mati anaknya masih terikat pada dirinya. YeomHwa berusaha menusuk DeongCheon dengan gunting tapi malah melampiaskannya pada papan pembatas dinding. Ia menangis histeris. Master Bunga dan Bibi Pendamping berusaha menenangkannya.
Dosa besar diganjar hukuman berat, oleh karena YeomHwa dihukum untuk merasakanan sesuatu yang lebih menyakitkan melihat orang terkasihnya merasakan penderitaan. Meskipun YeomHwa bilang Ia tetap akan mengutuknya, DeongCheon justru akan selalu mendoakannya. Sang Jendral membalut tangan ananya yang terluka dengan sapu tangannya sendiri. YeomHwa menepiskan dan membuang sapu tangan itu. DeongCheon kembali memasangnya dan bilang kalau benar ingin YeomHwa ingin mengutuknya maka Ia membutuhkan barang milik DeongCheon. Sapu tangan ini dibawanya selama 10 tahun terakhir jadi kutukannya pasti akan ampuh.
GyeonWoo membujuk SeongAh untuk pulang tetapi SeongAh masih berupaya mengajaknya latihan memanah. Gadis itu melepaskan pegangannya untuk cuci muka. Selagi Ia tak ada GyeonWoo dan BongSu bercakap-cakap melalui cermin ruang ganti. Siapa yang akan menjaga SeongAh yang sedang sakit. SeongAh nyaris terjatuh danBongSu menangkapnya segera kembali menjadi GyeonWoo. Setelahnya mereka pulang bersama, sementara Beom semakin terlihat tertekan.
Keesokan paginya di sekolah Beom terlihat sangat murung. Berharap para perundang berhenti menghubunginya. Pelajaran berlanjut ke kelas pembuatan coklat. Jiho terlihat menghancurkan kacang dengan keras karena kesal melihat kedekatan SeongAh dan GyeonWoo.
JinUng berusaha menawarkan sebuah kotak kepada DoYeon yang ditolaknya, karena tak akan muat untuk karya seninya. Pemuda nakal itu langsung menangis tersedu-sedu berkata bahwa persis seperti Bok-I yang tidak pernah menurut. HyeRi lagi-lagi itu pas harus menjelaskan bahwa DoYeon lahir jauh lebih dahulu daripada Bok-I sehingga tidak mungkin merupakan reinkarnasi anjing itu. JinUng menangis menyatakan cinta sejatinya kepada DoYeon di hadapan semua orang.
JuSeung menyadari bahwa ponsel Beom selalu bergetar dan SeongAh melihat hantu bunuh diri berada semakin dekat dengan Beom yang sedang membalas pesan diponselnya.
Sesudah kelas, Beom terlihat berjalan terburu-buru menuju toilet. SeongAh berupaya membututinya sementara GyeonWoo berusaha untuk membujuknya melaporkan saja kepada guru. SeongAh takut semuanya keburu terlambat sehingga Ia hanya melepaskan tangannya dari genggaman GyeonWoo. GyeonWoo sebenarnya sangat khawatir karena teringat pesan Bibi Shaman senior saat ini Ia tidak boleh terlibat dengan hantu. Tapi BongSu dari dalam cermin memprovokasinya agar melindungi SeongAh dari hantu bunuh diri. Kata-kata Beom mengingatkannya pada saat ia sendiri nyaris bunuh diri, akhirnya GyeonWoo mendobrak pintu kamar mandi tempat Beom mengurung diri. Tepat saat pemuda berkacamata itu berusaha menusukkan pisau pada dirinya sendiri GyeonWoo menangkap pisau tersebut dan tangannya terluka. Setelah darahnya menetes, Ia merasa tak bisa berbicara dan hidungnya mendadak mencium aroma dupa. Setelahnya, ia jatuh pingsan dengan teringat percakapanya Bibi Shaman senior.
Ketika tersadar Ia sudah berada di ruang kesehatan sekolah sementara SeongAh terus menggenggam tangannya. GyeonWoo mengaku baik-baik saja tetapi malangnya SeongAh yang justru jatuh sakit. Mereka akhirnya pulang dengan berboncengan dengan sepeda. Suasana romantis tercipta sepanjang perjalanan ke rumah. GyeonWoo pula yang merawat SeongAh selama sakit. Mulai dari mengompres rekeningnya hingga menyuapi SeongAh makan bubur.
Akhirnya SeongAh mulai baik-baik saja. Ia Mengajak untuk berlatih memanah karena sudah dua sampai tiga hari tidak berlatih. Sempat menolak dengan keras tetapi pada akhirnya ia berangkat ke sekolah dan berlatih.
Tembakannya selalu jitu. Selesai latihan SMA membantu Yoon Woo membersihkan lantai ruang ganti tim panahan. Tiba-tiba kepalanya terasa pusing sehingga airnya iya terjatuh ke atas kursi sofa. GyeonWoo yang tetap memegang tangannya pun ikut tertarik dan nyaris menimpa gadis itu.
Sang Shaman menatapnya dengan tajam kemudian bertanya "Kapan kau akan jujur padaku? Ke mana GyeonWoo?"
"Ada apa denganku?" Nada GyeonWoo kebingungan.
'Kau adalah BongSu." Tegas SeongAh
'Kenapa tiba-tiba bicara begitu?"
"Saat latihan tadi, Kau tidak melakukan ini" SeongAh meniru gerakan tangan yang biasa dilakukan GyeonWoo tepat sebelum mengambil anak panahnya.
BongSu masih terus berpura-pura bahwa dirinya adalah GyeonWoo yang asli. SeongAh menatapnya dengan dingin dan bertanya di manakah GyeonWoo?
BongSu bilang Ia sudah melahapnya.
Review
Awalnya, karena belum membaca webtoonnya, saya mengira Head Over Heels selayaknya kisah cinta anak muda biasa dengan sentuhan mistis. Ternyata lebih dari itu justru dari drama yang seolah ringan ini ada pelajaran yang mendalam tentang arti keluarga.
Bagaimana kompleksitas hubungan antara YeomHwa dengan ibu angkatnya yang kebetulan juga Ibu angkat dari SeongAh. Benar YeomHwa hancur karena kehilangan anaknya tapi di sisi lain Sang Jenderal juga hancur melihat anaknya yang disayanginya melakukan hal yang sangat tercela. Ia hancur melihat kesedihan YeomHwa dan malah makin terpuruk ke arah ilmu hitam. Sehingga kali ini ia sangat berusaha untuk menyelamatkan YeomHwa apapun caranya.
Sisi kekeluargaan juga sangat ditunjukkan oleh Master Bunga. Meskipun tadinya Ia adalah sahabat akrab dari YeomHwa, Master Bunga menjadi sangat menyayangi SeongAh. Kemarahan luar biasanya yang melihat SeongAh dikutuk oleh sahabatnya sendiri sungguh menunjukkan ekspresi sayang yang nyata.
BongSu yang berstatus hantu juga nampak sangat menginginkan koneksi dengan orang lain. Di mana dari cita-citanya yang ingin tumbuh dewasa selain menemukan namanya sendiri, sebenarnya ia ingin merasakan kehidupan yang normal sebagaimana anak lainnya. Saya ingin merasakan rasanya jatuh cinta, dicintai maupun melindungi orang yang dicintainya. Oleh karena itu ia sangat iri pada kedekatan GyeonWoo dan SeongAh. Yang membuatnya menjadi berpura-pura sebagai GyeonWoo yang asli. Kredit untuk akting Cho YoungWoo yang berhasil memerankan karakter BongSu yang berpura-pura menjadi GyeonWoo. Meski ini seolah GyeonWoo yang asli tetap terasa perbedaannya. Mulai dari gesture hingga lirikan matanya. Wajar sih dia diganjar aktor pendatang baru terbaik di Baeksang maupun Blue Dragon tahun ini meski dari drama yang berbeda.
Hubungan antara JinUng dan DoYeon semakin lucu di episode ini. JinUng menyatakan cintanya secara terang-terangan dan dari BTS video, ternyata DoYeon membuat coklat yang menggambarkan wajah pemuda itu. Yeay, cintanya tak ditolak.
Di sisi lain Beom sedang mendapatkan masalah dengan para perundung dari sekolah menengah pertamanya. Ia bahkan berfikir untuk bunuh diri. Untunglah SeongAh bertidak cepat meski malang akibatnya BongSu mengambil alih seluruh indera GyeonWoo dan pada akhirnya seluruh tubuhnya.
Makin seru nih Head Over Heels.
Baca juga Recap dan Review Head Over Heels:
Posting Komentar
Please show me some ♡ by leaving a comment (or two!)
Kindly Follow me on Instagram / Twitter : @annisakih